Mesuji (SL) – Sejumlah proyek milik Balai Besar Sungai Mesuji Sekampung diduga kuat sarat penyimpangan. “Borok” proyek yang menelan anggaran belasan miliar itu terlihat dari kondisinya yang sudah mengalami kerusakan akibat pengerjaan yang diduga tidak sesuai ketentuan.
Yang pertama adalah proyek Pembangunan Pengaman Pantai Karya Tani milik SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air Mesuji-Sekampung yang menelan anggaran Rp17,8 Miliar. Kuat dugaan pengerjaan proyek ini tidak sesuai ketentuan, sebab pemasangan material batu berjarak cukup jauh, bahkan bagian dalam pemecah ombak ini terihat sangat renggang.
Akibat pemasangan batu yang terlalu renggang itu, menyebabkan batu satu dengan yang lainnya tidak berkesinambungan sehingga kekuatan proyek ini meragukan. Hal itu terlihat dari material batu proyek tahun 2016 yang dikerjakan PT. Nuryta Sari Pratama ini banyak yang sudah berantakan akibat diterjang ombak.
Dilansir dari Harian Pilar, material batu pada lapisan pelindung utama (main armor layer) pengaman pantai ini memang sudah banyak berubah posisi akibat di hempas ombak. Kuat dugaan hal itu akibat pemasangan batu yang tidak sesuai ketentuan, bahkan air laut juga nyaris sampai di bagian atas. “Batu-batu yang di pinggir bawah itu memang sudah banyak berubah mas, karena kena ombak. Ini tahun 2016 di bangunnya”, ujar salah satu warga yang ditemui di lokasi proyek itu, baru-baru ini.
Menurutnya, setelah selesai pengerjaan proyek itu juga tidak ada lagi yang melakukan perbaikan,terutama pada bagian batu yang pemasangannya terlalu renggang maupun bagian yang batunya sudah diterjang ombak.”Seingat saya gak lagi mas memperbaiki, pas udah selesai yang kerja pergi, dan tidak ada lagi yang ke sini,” ungkapnya.
Kondisi lebih parah terjadi pada proyek milik Balai Besar Sungai Mesuji Sekampung lainnya yakni Pembangunan Perkuatan Tebing Floodway Way Curup – Way Penet, proyek tahun 2015 yang menelan anggaran Rp14,9 Miliar ini kondisinya sudah banyak yang hancur, bahkan menurut warga setempat proyek itu sudah mengalami kerusakan parah sejak baru selesai dikerjakan. “Proyek ini baru saja selesai dikerjakan memang sudah rusak, dan sekarang itu sebagian besar sudah hancur tebing itu,” ungkap salah satu nelayan, Dalan, belum lama ini.
Menurutnya, proyek penahan tebing itu semakin parah karena tidak ada bronjong di bagian bawahnya sehingga sangat mudah rusak terna air.”Itu bagian bawahnya tidak ada bronjong, jadi begitu terna air rusak. Dan itu sudah rusak parah dimana-mana”, ungkapnya.
Dalan juga menyebutkan tidak ada perbaikan setelah proyek itu mengalami kerusakanp parah.”Ya baru beberapa buloan selesai dikerjakan sudah rusak begitu, dan setelah itu gak ada lagi yang memperbaiki. Kalau warga tidak mungkin bisa memperbaiki sendiri, dari mana juga duitnya”, ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Balai Besar Sungai Mesuji Sekampung belum ada yang berhasil di konfirmasi. (Harianpilar)
Tinggalkan Balasan