Yogyakarta (SL)-Berjarak sekitar 15 Km dari pusat kota Yogyakarta. Kabupaten Sleman, yang terletak di kaki Gunung Merapi. Sleman memiliki udara yang sejuk dan bersih, juga sebagai pusat wisata di Yoyakarta. Selain banyak terdapat penginapan hotel baik melati sampai hotel berbintang, juga banyak terdapat Home Stay, di Desa Wisata. Bahkan Lereng Gunung Merapi hingga puncak, kini terdapat destinasi wisata sisa Letusan Gunung Merapi.

Sleman, dengan Merapi, menawarkan pemandangan yang tak kalah indah, beberapa lokasi bisa dijangkau menggunakan kendaraan, beberapa memerlukan jalan kaki. Selain Gunung Merapi, Desa Wisata, Wisata Agro, kini Sleman berselogan Seribu Candi. “Kabupaten Sleman dengan pendekatan sadar wisata kepada masyarakat dan pengusaha di Sleman kini menggagas sebagai kawasan wisata seribu candi. Kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten di Jawa Tengah ini kaya wisata dengan sejarah berupa candi,” kata Kadis Pariwisata Kabupaten Slemn, Hj. Sudarningsih di sela Soft Launching video promosi pariwisata Sleman di Joglo Plawang Resort, Sabtu (27/10/2018) malam.
Meski yang paling terkenal sebelumnya adalah Candi Prambanan, kini banyak lagi ditemukan candi candi, yang diyakini sebagai pusat kerajaan abad 7-8 lalu itutersebar di sekitar Sleman. Bahkan, candi yang lokasinya paling tinggi di Jogja juga ada di Sleman. “Ya, kita memang sedang gencar melakukan promo pariwisata di Kabupaten Sleman. Yang sejak 2010 lalu, terkena letusan Gunung Merapi. Sejak itu, diperkirakan tiga sampai lima tahun baru bisa bangkit. Tapi ternyata, hanya satu dua tahun, Sleman mulai bangkit,” kata Kepala Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), Guntur Eka Prasetya, di dampingi Sekretaris Dra Esti Susilarti Mpd., dihadapan peserta Presstour Seribu Candi, di Hotel Joglo Pahayang, Sabtu, (27/10) Malam
Rombongan Press Tour Seribu Candi, di gagas Badan Promosi Pariwisata Sleman, bersama Dinas Pariwisata, yang mengundang 10 Media, dari diberbagai wilayah Nusantara. Hadir Pimred Media siber sinarlampung.com Juniardi (Lampung), hariansinggalang Langgo Geni (Sumatera Barat), Mercy (Papua), Endro Efendi (Kalimantan Timur), Ivan Kurniawan (Jakarta), Daniel detakriau.com (Riau), Nadi (Inewstv) Yogakarta, Lanjar (Yogyakarta).

Menurut Guntur, BPPS menggelar kegiatan press tour, sebagai bagian peningkatkan promosi pariwisata Kabupaten Sleman, acara dilaksanakan, pada Sabtu- Senin tanggal 27, 28, 29 Oktober 2018. “Ya, BPPS Kabupaten Sleman mengadakan prees tour, yang mengundang beberapa teman teman wartawan, yang ikut membantu mempromosikan wisata daerah, mereka sebagian Alumni Famtrip HPN 2017.
Ada 10 media daerah, luar Jogja,” kata Guntur.
Rombongan juga disambut hangat mantan ketua PHRI Sleman, yang juga pengelola Hotel Cakra Kusuma, yang dijadikan came bermalam peserta dan panitia Press Tour. “Kegiatan terjadwal sesuai jadwal acara. Selain mengujungi objek wisata, juga desa wisata, industri rakyat, hingga 1000 candi, ” katanya.

Wartawan juga akan diajak melihat objek Wisata LAVA BANTAL’ yang masuk nominasi Anugerah Pariwisata Indonesia 2018. Mengunjungi Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo, Kunjungi Sentra Kerajinan Batik Berbah. Dan di ajak Dinner with 10 Hongarian Tourism Journalist @STIPRAM.
Wisata Merapi

Hari pertama, Sabtu (27/10),, rombongan dipandu Binarto yang akrab disapa Pak Bin, dari himpunan pemandu wisata, menuju wisata Gunung Merapi. Perkampungan dan Banker Gunung Merapi, yang pada tahun 2010 lalu, sempat hangus akibat awan panas, termasuk kehilangan juru kunci Gunung Merapi, Mba Marijan. “Sekarang diganti anaknya, Kliwon. Yang sejak dulu selalu bersama Mba Marijan, mengantar sesaji ke puncak gunung merapi,” kata Pak Bin, yang piawan dengan bahasa inggrisnya.
Dari gerbang setiap pengunjung hanya membayar Rp3000 perorang, untuk masuk kawasan wisata Gunung Berapi. Kemudian menyewa mobil jeeb untuk menyusuri jalur larva eks letusan Gunung Merapi. Masing masing jeeb berisi tiga-empat orang penumpang yang wajib menggunakan helm, dan masker. Karena jalur yang dilalui adalah bebatuan, dan pasir. Melintasi jalan menanjak dan menurun, untuk menuju puncak eks Banker Merapi.
“Bangker ini dibuat oleh pemerintah untuk perlindungan sementara jika terjadi letusan gunung Berapi. Didalamnya terdapat pasilitas kamar mandi. Untuk menghindari awan panas. Tetapi sejak terjadi letusan, dan ternyata lahar panas juga mengalir, sehingga ada dua orang terjebak di dalam bangker. Karena panas dan bangker terbuat dari besi, mereka seperti di open. Sejak itu Bangker tidak digunakan lagi,” kata Pa Bin.

Saat Gunung Merapi meletus, selain mba Marijan, ada lebih dari 200 masyarakat, yang ikut menjadi korban, karena tidak mau turun, mengikuti jejak Mba Marijan. Dari Bangker, rombongan menuju tepi jalur larva jika meletus, atau aliran larva dingin, jika hujan deras. “Dan disana terdapat sebuah batu besar yang mungkin dari letusan. Batu itu terdampar, dan jika dilihat dari samping mirip kepala manusia. Dan sejak itu, daerah itu dikenal dengan kawasan Batu Alien,” cerita Pak Bin.
Setelah beberapa menit, rombongan kembali melanjutkan wisaja jeep, menuju Musium Merapi. Sebuah rumah tua sisa bangunan yang rusak akibat awan panas, yang dijadikan tempat mengumpulkan barang barang, dan sisa sisa letusan. Mulai dari krangka ternah, kerangka kendaraaan, dan perabotan rumah tangga yang tersisa.

Ya, Kabupaten Sleman memiliki banyak daya tarik tersendiri terkait panorama alam yang dimilikinya. Kekayaan alam dan keindahan yang disajikan bahkan berhasil menarik perhatian banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Di kawasan Gunung Merapi kini banyak spot wisata yang berkolaborasi dengan destinasi wisata kuliner. “Sleman itu subur, makmur. kuliner, Desa Wisata. Karena dibangun dengan modal masyaralat yang sadar akan wisata. Manusia dibangun, dan pemerintah mempasilitasi,” kata Hesti.
Menurut Hesti, selain pesona Seribu Candi, sekitar 24 destinasi wisata Sleman yang kini mulai dilirik wisatawan lokal, dan manca negara. Meski kebanyakan destinasi di bawah memiliki nama ‘Merapi’. “Disini, kita mendalami sejarah dan kedahsyatan Gunung Merapi di Museum Gunung Merapi. Selain melihat pemandangan Gunung Merapi yang indah, kita juga bisa mendapatkan banyak edukasi dan informasi sejarah mengenai gunung di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini,” katanya.

Mengenai Gunung Merapi, lanjut Pak Bin, lihat aja diorama dan semua rekaman letusannya dalam satu abad terakhir, hingga yang terdahsyat dalam satu dekade terakhir, yaitu pada tahun 2010. Lokasi Jalan Kaliurang Km. 22, Banteng, Hargobinangun, Pakem, Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman disana ada sisi eksotik Gunung Merapi di Bukit Klangon, di Cangkringan menjadi salah satu spot untuk menikmati retakan di puncak Gunung Merapi. Dari sudut pandang ini, kita bisa melihat awan panas Merapi, atau yang biasa disebut ‘wedhus gembel’ yang keluar dari kubah lava.
“Agrowisata Bhumi Merapi, bisa belajar bercocok tanam, beternak bahkan berkuda. Ada Lava Tour Merapi, yang kita lalu tadi menjelajahi aliran lava Merapi dengan menggunakan jeep, Selain menikmati rute berbatu. Jika waktu panjang, bisa ke Rumah Mbah Maridjan, juru kunci Merapi yang tersapu awan panas di dusun Kinahrejo, bunker Kali Adem. Bisa melihat Merapi dengan tenang ya di Kaliadem. Lokasinya yang cukup dekat dengan puncak Merapi, ada lagi Taman Gardu Pandang Kaliurang. Penghadang material Merapi di Sabo Bronggang,” cerita Pak Bin.

Selain itu ada juga Bendungan Sabo Bronggang bisa dikatakan merupakan infrastruktur yang paling berjasa bagi warga karena fungsinya yang berguna untuk menahan aliran lahar dan material Merapi menuju ke kota-kota di sekitarnya. Sampai saat ini, meski sebagian besar sudah tertutup material, bendungan ini masih menjalankan fungsinya dengan baik.
Tour Honda 70 ke Lava Bantal dan Bukit Teletabies

Hari kedua, Minggu (28/10). rombongan Presstour menuju Lava Bantal yang berada di Berbah, Sleman, yang merupakan salah satu kawasan geoheritage yang ada di Yogyakarta. Rombongan bersamaan dengan kegiatan Touring club Motor Honda 70, dan Yamaha 80. Yang kemudian dilakukan proses pelantikan pengurus IMI Sleman, di bukit Teletabies.
Sebelum menuju bukit, rombongan beristirahat di Lokasi penemuan candi, lalu ke Lava Bantal. Disebut Lava Bantal, karena bentuk bebatuan ditepi aliran sungai mirip bantal yang terjadi akibat lelehan lava erupsi gunung berapi yang bersentuhan langsung dengan air laut sehingga menyebabkan bentukan mineralnya tidak terpilah dengan baik, melainkan berbentuk geometri mirip bantal.
Disini rombongan dimanjakan dengan pemandangan sungai dengan bebatuan besar di kedua sisinya. Air jernih mengalir diantara bebatuan terlihat menggoda untuk sekedar mencelupkan kaki merasakan kesegarannya. Sekilas, lava bantal mengingatkan pada sungai yang ada di pegunungan yang khas dengan bebatuan besar dan airnya yang masih jernih.

Selain pemandangan sungai, di sekitar lokasi juga terdapat padang rumput luas yang biasa digunakan penduduk sekitar untuk menggembalakan ternak. Meskipun hanya lokasi ini hanya berupa sungai dan padang rumput saja, tentu saja bagi orang yang sudah penat dengan kehidupan perkotaan setiap hari, pemandangan seperti ini bagaikan oase dan cukup untuk mengistirahatkan pikiran sejenak.
Meskipun masih seadanya, fasilitas di kawasan Lava Bantal sudah cukup memadai seperti adanya area parkir, toilet, cafeteria, mushola, dan gazebo untuk para pengunjung beristirahat. Dan kini pengunjung juga bisa menjajal susur sungai seperti yang ada di kali suci. Para pengunjung akan dilengkapi dengan baju pelampung, pelindung kepala dan kelengkapan lainnya untuk menyusuri aliran sungai lava bantal menggunakan ban pelampung.
Bukit dan Desa Teletabies

Dari Lava Bantal, perjalanan dilanjutkan ke jalur yang lebih tinggi, masih wilayah lereng Gunung Merapi. Disata juga melintasi desa unik atau Wisata Rumah Teletubbies atau Rumah Dome di Dusun Nglepen, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan. Desa Wisata atau dikeal dengan Desa Teletabies, dan bukit Teletabies yang diresmikan tahun 2017. Berbeda dengan bukit teletubbies Candi Abang, Bukit Teletubbies disini adalah bukit dimana wisatawan bisa melihat pemandangan rumah dome Desa Teletubbies dari atas bukit.
Bukit Teletubbies sendiri merupakan fasilitas pendukung untuk melengkapi daya tarik wisata Rumah Dome atau Desa Teletubbies. Dari keterangan pengelola, disebutkan tedapat 80 bangunan berbentuk dome atau setengah lingkaran, dan ditempati oleh 71 KK. Bangunan-bangunan ini dibangun pascagempa yang melanda Yogyakarta 2006 silam. Wilayah di Nglepen ini menjadi salah satu yang terdampak paling parah. Rumah berbentuk setengah lingkaran ini disebut anti gempa, sehingga warga tak perlu takut rumah mereka ambles lagi jika ada gempa.
“Sering mendengar nama Gunung Merapi. Tak heran. Gunung Merapi kini telah menjadi salah satu tujuan favorit banyak orang. Tempatnya yang tidak terlalu jauh dan biaya yang terjangkau menjadi faktor penyebab dikenalnya tempat wisata ini. Besok kita baru ke Desa Wisata Buah Salak, dilanjutkan Tour de Seribu Candi Prambanan, Candi Boko, Candi tjo, Tebing Breksi, Candi Bubrah, Candi Sambisari,” katanya.
Negeri Seribu Candi

Senin (29/10), sejak pukul 8.00, rombongan Press Tour Seribu Candi, mulai menyusuri candi. Meski tidak seluruhnya, tetapi sudah bisa menggambarkan bahwa hampir disetiap sudut Kabupaten Sleman, terdapat candi. Temuan temuan masyarakat beruba bebatuan bangunan Candi ditemukab, dan kemudian diserahkan kepada pemerintah.
Sehingga, menunjukkan bahwa wilayah Sleman sebagai bagian dari pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno pada abad 7-8 lalu. Ada Candi Sambisari yaitu Candi yang sepenuhnya tersembunyi, Candi Abang, Istana Ratu Boko yang istimewa, Candi Ijo, candi tertinggi di Jogja.
“Mayoritas candi yang ada di Sleman bercorak Hindu. Sebuah candi Hindu biasanya dipersembahkan untuk dewa tertentu. Pada masing-masing candi umumnya terdapat sebuah ruang berongga di tengahnya untuk menaruh patung dewa yang dijadikan persembahan. Mengunjungi sebuah candi merupakan keasikan tersendiri. Design bangunannya yang rumit dan terbuat dari batu cadas kadang membuat kita bertanya. Yah, itulah salah satu kelebihan manusia jaman dulu. Mampu membuat sesuatu yang mengagumkan tanpa bantuan teknologi,” kata Pak Bin, yang setia mendampingi Press Tour.
Candi Sambisari merupakan sebuah candi paling unik di Jogja. Keunikan candi ini adalah letaknya yang berada di bawah permukaan tanah. Jadi, untuk menuju ke lokasi candi harus menuruni beberapa puluh anak tangga. Alih-alih naik seperti kebanyakan candi lainnya. Candi ini pertama kali ditemukan oleh seorang petani setempat pada tahun 1966. Untuk memperlihatkan semua bagian candi maka dilakukan penggalian tanah oleh otoritas terkait.
Setelah semua bagian candi terlihat, bagian tanah di sekitar candi ditata sedemikian rupa hingga membentuk seperti tribun stadion yang dipenuhi rumput hijau. Candi ini merupakan candi Hindu yang dipersembahkan untuk Dewa Siwa. Lokasi candi ini berada di Dukuh Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan
Candi Ijo

Rombongan juga mampir ke Candi Ijo merupakan salah satu candi yang terkenal sebagai candi tertinggi di Jogja. Bukan karena bangunannya yang menjulang, melainkan letaknya yang berada di bukit Gumuk Ijo dengan ketinggian 375m di atas permukaan air laut. Karena letaknya, Candi Ijo juga menjadi spot yang pas untuk menikmati sunset dari ketinggian. Bagi pecinta misteri dan sejarah, Candi Ijo juga masih menyimpan sejumlah pertanyaan yang belum terjawab.
Juga ada tebing kekinian di Tebing Breksi, yang saat ini sedang dalam proses perbaikan. Tebing ini juga masuk Destinasi Wisata Nasional 2017. Taman Tebing Breksi menjadi salah satu destinasi wisata di Sleman yang menjadi rujukan banyak wisatawan. Bentuk tebing yang instagenik menjadikan lokasi ini sangat menarik untuk menjadi spot berfoto.
Candi Prambanan

Candi Prambanan Tidak hanya melihat Candi Prambanan, dari destinasi wisata di Sleman yang satu ini, ternyata kita juga bisa melihat panorama sawah yang hijau, bahkan matahari terbenam yang indah dari ketinggian.
Semua orang tentu tahu tentang candi yang satu ini. Gambarnya juga sering kita lihat di sampul buku-buku pelajaran. Candi Prambanan merupakan salah satu tempat wisata unggulan di Jogja.
Candi ini merupakan monumen Hindu terbesar di Asia Tenggara. Lokasinya berada di wilayah Sleman bagian paling utara, berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Areal Candi Prabanan, tidak sepenuhnya di wilayah Sleman, karena berbatasaan dengan Kabupaten Klaten. Dengan mengendari mobil golf, kami diantar berkeliling canti lainnya. Sekitar 2 km sebelum Candi Prambanan (dari arah Jogja) kita akan menemukan sebuah candi yang oleh masyarakat setempat diberi nama Candi Kalasan karna lokasinya berada di Desa Kalasan.
Berbeda dengan beberapa candi lain di Sleman yang kebanyakan bercorak Hindu, Candi Kalasan merupakan sebuah candi bercorak Buddha. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya stupa yang berada di bagian atas candi. Ratu Boko merupakan sebuah kompleks bekas istana. Di kompleks ini kita akan menemukan beberapa candi yang bentuknya sebenarnya tidak terlalu besar.
Di bagian depan kita akan disambut oleh sebuah pintu gerbang yang bentuknya mirip stupa yang lazim kita jumpai pada candi-candi bercorak Buddha. Kompleks ini sendiri dikenal sebagai salah satu tempat untuk menikmati pemandangan sunset di Jogja
Candi Prambanan menjadi bukti Indonesia begitu kaya akan pesona keindahan alam serta kuatnya nilai sejarah yang terbentuk di dalamnya. “Candi Prambanan adalah sebuah komplek candi Hindu yang terletak di perbatasan antara Yogyakarta dan Klaten, Jawa Tengah tepatnya di desa Bokoharjo dan Tlogo. Candi ini sudah dikukuhkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO. Candi Prambanan menjadi salah satu peninggalan kerajaan hindu terbesar dan terindah di Asia Tenggara bersama candi Angkor Wat di Kamboja,” kata Albertus, sopir mobil golf, juga pemadu wisata areal Prambanan.

Dia menceritakan bahwa legenda candi prambanan.”Pernag nontot filem roro jonggrang, itu dikisahkan pada zaman dahulu kala terdapat dua kerajaan yang saling berdampingan yaitu kerajaan Pengging dan kerajaan Baka. Kerajaan Pengging merupakan kerajaan dengan wilayah yang subur serta rakyatnya yang hidup makmur. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang prabu yang kuat bernama Damar Maya. Prabu Damar Maya memiliki seorang putra bernama Raden Bandung Bandawasa juga dieja sebagai Bondowoso,” katanya bersemangat.
Sementara, kerajaan tetangganya yakni kerajaan Baka dipimpin oleh sosok raksasa yang memakan manusia bernama Prabu Baka. Meski perangainya yang menyeramkan, ternyata ia memiliki seorang putri cantik jelita bernama Roro Jonggrang.

Suatu hari, Prabu Damar Maya berniat memperluas daerah kekuasannya. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah merebut kerajaan Baka. Sejak saat itu, pertempuran antara kerajaan Pengging dan Baka tak terelakkan. Dalam pertempuran tersebut prabu Damar Maya sempat mengalami kekalahan, namun ia tidak menyerah. Agar perang dapat berakhir maka ia mengutus putranya, Bandung Bondowoso untuk melawan prabu Baka.
Bandung Bondowoso yang memiliki kesaktian berhasil mengalahkan prabu Damar Maya hingga terbunuh. Melihat kekalahan tersebut, patih Gupala dari kerajaan Baka memutuskan untuk pergi meninggalkan medan pertempuran dan kembali ke kerajaan. Sesampainya di kerajaan, patih Gupala memberitahukan kematian prabu Damar Maya pada putrinya, Roro Jonggrang. Roro Jonggrang seketika terkejut dan sedih.

Di saat yang bersamaan Bandung Bondowoso menyerbu kerajaan Baka dan melihat Roro Jonggrang yang berada di dalam. Saat itu juga Bandung Bondowoso terpikat dan jatuh cinta akan kecantikan yang dimiliki Roro Jonggrang. Ia pun langsung meminang Roro Jonggrang untuk menjadi istrinya, namun Roro Jonggrang tidak serta merta menerimanya. Roro Jonggrang bersedia menikahi Bandung Bondowoso dengan syarat Bandung Bondowoso harus membuat seribu candi dan dua sumur yang sangat dalam. Bandung Bondowoso pun menyanggupinya.
Ia meminta bantuan pada balatentara yang semuanya adalah makhluk halus untuk membangun seribu candi dan dua sumur seperti yang disyaratkan oleh Roro Jonggrang. Berkat bantuan para makhluk halus, Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan semua bentuk bangunan candi dan sumur. Tinggal satu bangunan candi yang belum selesai dan masih dikerjakan.
Melihat hal ini Roro Jonggrang bingung dan mencari cara untuk menggagalkannya. Akhirnya Roro Jonggrang membangunkan semua gadis untuk menumbuk padi yang membuat ayam pun berkokok mengira hari sudah pagi. Mendengar kokokan ayam tersebut, para makhluk halus segera menghentikan pekerjaan mereka. Bandung Bondowoso pun gagal memenuhi syarat meskipun kurang satu candi.
Tak pelak ia murka dan mengutuk semua gadis yang berada di sekitar kerajaan Baka tidak akan memiliki suami. Sedangkan Roro Jonggrang dikutuk menjadi arca. Arca Roro Jonggrang dapat dilihat sampai sekarang yang dikelilingi oleh candi Sewu.
Sebagai candi Hindu termegah di tanah Jawa, candi Prambanan menyimpan pesona dan misteri yang melebur menjadi satu. Sebuah mahakarya dari abad ke-9 sebagai manifestasi dari konsep Trimurti. Candi prambanan merupakan simbol dari tiga dewa Hindu utama yang dipuja, yakni Brahma, Wisnu dan Siwa. Ciri khas dari setiap bangunannya adalah bentuknya yang ramping dan tinggi menjulang sebagai bagian dari pemujaan terhadap dewa yang mendiami kahyangan.
Sayangnya beberapa abad yang lalu candi ini sempat ditinggalkan karena beberapa faktor. Faktor kuat yang mendasari hal tersebut adalah letusan gunung Merapi sehingga pusat pemerintahan kerajaan dipindahkan ke Jawa Timur. Namun beberapa ratus tahun setelahnya candi Prambanan dipugar oleh para arkeolog Belanda mulai dari Theodor van Erp, P.J.Perquin, De Haan, dan van Romondt. Selama perjalanannya candi Prambanan mengalami renovasi pada bagian-bagiannya.

Candi Prambanan terdiri dari beberapa kompleks. Strukturnya sendiri berpijak pada arah mata angin dimana para dewa bersemayam. Ada beberapa kompleks candi yang dapat dikunjungi seperti
1. Trimurti
Kompleks candi utama yang dipersembahkan untuk 3 dewa yakni dewa Brahma, Wisnu dan Siwa. Candi Siwa lah yang memiliki bangunan paling tinggi dibanding dua lainnya dengan tinggi sekitar 47 meter dan lebar 34 meter. Terdapat puncak mastaka yang diberi mahkota dengan bentuk menyerupai wajra bermakna halilintar atau intan. Di dalam candi Siwa akan dijumpai arca Siwa Mahadewa sebagai perwujudan dewa tertinggi.
Sedangkan pada dua candi lainnya yakni candi Brahma dan Wisnu memiliki perbedaan pada peletakannya. Candi Brahma terletak di sebelah selatan, sedangkan candi Wisnu berada di sebelah Utara. Kedua candi memiliki tinggi dan lebar yang sama masing-masing 20 m x 30 m.
2. Wahana
Wahana dalam bahasa Sansekerta berarti kendaraan. Candi ini memiliki beberapa candi yang dipersembahkan untuk kendaraan yang ditunggangi oleh ketiga dewa di atas yakni candi Nandi, candi Angsa dan candi Garuda. Candi Nandi sebagai persembahan pada wahana dewa Siwa, candi Angsa sebagai wahana dewa Brahma dan candi Garuda sebagai wahana dewa Wisnu.
3. Patok
Kompleks ini sendiri terbagi ke dalam beberapa candi yang berukuran lebih kecil. Ada candi Apit yang memiliki ukuran setara dengan candi Perwara. Kemudian terdapat candi Kelir yang berjumlah 4 candi berukuran kecil yang memiliki fungsi seperti pelinggih untuk meletakkan sesaji. Terakhir ada 4 candi bernama candi Patok yang lebih menyerupai miniatur tanpa tangga dengan tinggi 2 meter.
4. Perwara
Perwara berarti para pengawal atau pelengkap. Candi ini tersusun atas 44 candi pada baris pertama, kemudian 52 candi pada baris kedua, 60 candi pada baris ketiga serta 68 candi pada baris keempat. Candi ini dibangun sebagai bentuk bakti pada raja yang dianggap sebagai keturunan dewa. Namun, beberapa sejarawan menganggap candi-candi yang ada di kompleks ini melambangkan empat kasta dalam sistem pembagian masyarakat saat itu.
Keempat kasta tersebut adalah Brahman (para rohaniawan dan pendeta), Ksatria (kepala dan anggota pemerintahan yang memiliki gelar, Waisya (orang yang memiliki pekerjaan seperti pedagang, petani dan sebagainya) serta Sudra (para pelayanan bagi ketiga kasta atau dikatakan kasta paling rendah).

Candi Prambanan pun menjadi tujuan wisata utama ketika berada di Yogyakarta. Setiap harinya ada ribuan pengunjung yang memadati setiap kompleksnya. Candi Prambanan menjadi tempat yang tepat untuk menyaksikan pagelaran kolosal spektakuler bertajuk sendratari Ramayana yang sudah dikenal hingga mancanegara.
Candi lainnya, yang juga menjadi objek wisata Sleman, adalah Candi Barong yang berada di kawasan bukit yang sama dengan Istana Ratu Boko. Lokasi candi ini berada di sebelah tenggara dari Ratu Boko. Candi ini juga merupakan sebuah candi bercorak Hindu yang dibangun sekitar abad 9 dan 10 pada masa Kerajaan Medang periode Mataram. Di sekitar candi ini terdapat beberapa bangunan bersejarah lain seperti Candi Miri, Candi Dawangsari, dan Candi Sumberwatu
Lalu ada Candi Sari, yang merupakan candi bercorak Buddha yang lokasinya tidak jauh dari Candi Sambisari dan Candi Kalasan. Ketiga candi ini berada di kecamatan yang sama yakni Kalasan. Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 dan 9 pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Di bawah masing-masing stupa candi terdapat ruangan bertingkat dua yang diperkirakan digunakan sebagai tempat meditasi para biksu pada masanya
Ada Candi Banyunibo, yang pada bagian atas candi ini terdapat sebuah stupa yang menandakan bahwa candi ini merupakan sebuah candi bercorak Buddha. Candi ini terlalu tinggi dan berada di sebuah kompleks taman yang asri. Lokasi candi ini tidak terlalu jauh dari 3 tiga candi lain di Kecamatan Prambanan yakni Ratu Boko, Candi Ijo dan Candi Barong. Dalam perjalanan ke Ratu Boko kita akan melewati sebuah perempatan.
Kiri ke Ratu Boko, kanan ke Candi Ijo. Sedangkan jika mengambil jalan yang lurus kita akan sampai ke Candi Banyunibo. Lalu, ada Candi Gebang yang merupakan sebuah candi mungil yang berada di Dusun Gebang, Kelurahan Wedomartani, Ngemplak. Candi ini merupakan sebuah candi bercorak hindu yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8 pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Ukuran candi ini hanya 5,25 × 5,25 meter dengan tinggi 8 meter.
“Yang terpenting adalah, hanya dengan hitungan satu tahun pasca letusan gunung Merapi 2010 lalu, Sleman sudah cepat bangkit. Terdapat 29 Desa yang kini menjadi Desa Wisata. Partipasi masyarakat yang tinggi, dan peran pemerintah memberikan semangat, Kita bangun adalah bagaimana masyarakat dan sumber daya manusianya, sadar wisata. Sehingga Sleman mampu menjadi tuan rumah yang baik.” kata Guntur. (juniardi)
Tinggalkan Balasan