Investasi Lemah, BKPM: Eksekusi dan Implementasi Visi Presiden Kurang

Jakarta (SL) – Tren investasi untuk Indonesia di 2018 kurang menggembirakan. Banyak yang menyalahkan kondisi eksternal seperti perang dagang dan tekanan mata uang. Namun Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyangkal. Pihaknya mengakui di tahun 2017 tidak ada terobosan atau reformasi ekonomi yang berarti.

“Akhirnya konsekuensinya investasi tahun berikutnya tidak optimal. Saya sampaikan apa adanya saja. Karena menurut saya harus ada introspeksi supaya kebijakan ke depan lebih nendang,” papar Thomas. Menurut Thomas, lesunya investasi di 2018 mencerminkan upaya yang kurang berhasil dilakukan pemerintah pada 12 bulan sebelumnya.

“Jangan buang badan, yang disalahkan eksternal, jadi harus menyikapi ini dengan leluasa,” imbuhnya, Selasa (30/10/2018). Jadi sekarang, lanjut Thomas, kami sedang menggodok beberapa upaya terobosan untuk mengembalikan momen positif tren investasi.

“Mengakui bahwa, maaf, menurut saya eksekusi dan implementasi dari visi Presiden masih kurang,” tegasnya. Dalam rilis BKPM melalui akun twitter resmi @bkpm, Selasa (30/10/2018), disebutkan nilai investasi didominasi pulau Jawa, yakni sebesar 56.8% dari seluruh nilai investasi di Indonesia.

Sementara Sumatera berkontribusi terbesar kedua terhadap nilai investasi di Indonesia (16,4% atau Rp 87,7 T), disusul oleh Kalimantan (12,4%, Rp 66,4 T) dan Sulawesi (6,5%, Rp 35,0 T). Untuk di pulau Jawa sendiri, 16,5% total investasi di Indonesia terealisasi di Jawa Barat, lebih besar dari seluruh nilai investasi di Sumatera.

Kemudian diikuti oleh Jakarta (15,9%), yang lebih besar dari Kalimantan. Disusul Banten (8,6%), Jawa Tengah (7,8%), dan Jawa Timur (6,8%), ketiganya diatas nilai investasi di Sulawesi.(lampung.co)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *