Anggota Bhayangkari Dianiaya Istri Oknum Perwira Polisi, Tulis Surat ke Polda Kalbar

Pontianak (SL) – Seorang istri anggota polisi dianiaya dan diancam akan dibunuh oleh seorang oknum istri perwira. Korban, Nia Kurnia (43) terbaring lemah di Ruang Rawat Inap Elisabeth Nomor 22 Rumah Sakit Antonius, Jalan KH Wahid Hasyim, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (02/11/2018) siang.

Selang oksigen tampak masih terpasang di hidungnya. Nia Kurnia diduga menjadi korban pengaiayaan seseorang berinisial MHN, yang terjadi pada Selasa (31/10/2018) siang. Terduga MHN diketahui merupakan istri seorang perwira polisi yang bertugas di lingkungan Polda Kalbar.

Sejak, Selasa (31/10/2018) malam, Nia pun telah menjalani perawatan di rumah sakit. Saat ditemui, Jumat (02/11/2018) siang, Nia yang juga istri anggota Polri yang bertugas di Polda Kalbar masih terlihat lemah.

Selain menceritakan penganiayaan yang dialaminya, dirinya juga menuliskan sepucuk surat. Surat yang ditulis tangan itu, ia tujukan kepada Direskrimum Polda Kalbar.

Berikut surat tulis tangan Nia Kurnia kepada Direskrimum Polda Kalbar

Kepada Yth:
Bapak Direskrim Umum Polda Kalbar

di Pontianak

Dengan Hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama: Nia Kurnia

TTL: Ketapang, 5 Oktober 1975

Alamat: Jalan Husim Hamzah, Kompleks Berdirikari Indah
Melaporkan seseorang yang bernama:
Nama: Ibu MHN

Alamat: Jalan Sumatera

Jenis Kelamin: Perempuan

Adapun kronologis peristiwa sebagai berikut:
Saya datang ke rumah Beliau dengan tujuan menjelaskan perihal cincin berlian yang saya beli pada Ibu MHN.

Saya sudah merasa membayarkan uang Rp10 juta, dan sisanya Rp 8 juta sudah saya lunaskan.

Tapi beliau bilang, saya cuman bayar Rp 8 juta.

Dan beliau meminta dikembalikan.

Kebetulan barang tersebut saya bawa dan saya kasikan.

Tapi saya tidak mau mengambil uang kembalinya Rp8 juta.

Beliau marah-marah dan memaksa saya menerima dan terjadilah hal yang tidak diinginkan.

Saya didorong, dicekik, dan ditampar

Dari mulutnya keluar kata-kata yang tidak mengenakkan.

Saya berusaha sabar dan tetap sabar.
Tapi beliau semakin beringas.
Saya berusaha mau keluar rumah dan pulang.

Tapi beliau menutup pintu dan terus mendorong saya

Saya dimarahi terus dan beliau sempat berkata, Di situ ada pisau, saya bisa bunuh kamu!

Ada saksinya Ibu RS.

Demikian laporan pengaduan ini saya buat, dengan sebenar-benarnya dan agar dapat diproses dengan seadil-adilnya. (TribunPontianak)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *