Surabaya (SL) – Paska tragedi berdarah di Viaduk Tugu Pahlawan 9 Vovember 2018 yang belum adanya penetapan tersangka membuat beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang tergabung dalam “Rakyat Surabaya Menggugat” menggelar aksi demonstrasi di Polrestabes Surabaya, Jumat (16/11/2018).
Juru bicara aksi, Udin Sakera menegaskan, ada tiga hal yang menjadi tuntutan yang akhirnya melakukan aksi damai tersebut. Pertama, mereka meminta pihak kepolisian agar serius menangani kasus viaduk dan segera menetapkan tersangka untuk penanggung jawab.
“Kami mendukung langkah kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Karena ini menyangkut dengan nyawa manusia. JikaTahun depan Surabaya Membara tetap ada dan sistemnya tetap amburadul kayak kemarin, lebih baik dibubarkan saja,” kata Udin
Dalam aksi yang diikuti sekitar ratusan massa ini, menggugat beberapa hal terkait insiden maut yang terjadi di viaduk Jalan Pahlawan saat diadakan Drama Kolosal Surabaya Membara.
Lanjut Udin Sakera , ada tiga hal yang menjadi tuntutan yang akhirnya melakukan aksi damai tersebut. Pertama, mereka meminta pihak kepolisian agar serius menangani kasus viaduk dan segera menetapkan tersangka untuk penanggung jawab.
“Kami mendukung langkah kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini. Karena ini menyangkut dengan nyawa manusia. JikaTahun depan Surabaya Membara tetap ada dan sistemnya tetap amburadul kayak kemarin, lebih baik dibubarkan saja,” terang Udin.
Selain itu, untuk tuntutan yang kedua, Udin meminta pihak kepolisian ikut mengawasi soal santunan kepada korban viaduk yang dijanjikan oleh pemerintah. Namun belum diterimakan, sehingga seluruh biaya perawatan mereka tanggung sendiri.
Seharusnya peran pemerintah bukan hanya sekedar memberikan santunan saja. Tapi juga, turun langsung melihat kondisi korban dan ikut membantu masa depan mereka selanjutnya bagaimana. Terutama, bagi korban yang terancam cacat pasca insiden,tersebut.
“Ada dua korban yang mengaku belum menerima santunan. Lebih dari Rp. 20 juta biaya perawatan ditanggung sendiri. Kebohongan semacam ini akan kami bongkar. Selain santunan, pemerintah harusnya turun langsung lah lihat korbannya. Terutama bagaimana mereka yang kakinya patah melanjutkan masa depannya,” kilahnya.
Untuk tuntutan yang ketiga, udin menegaskan, meminta peristiwa berdarah tersebut menjadikan pelajaran bagi pemerintah kota maupun provinsi. Bahwa saat menyusun sebuah acara harus melibatkan semua unsur. Jangan sampai, kejadian serupa terjadi lagi dan menimbulkan korban.
Saat menyampaikan semua tuntututan itu kepada Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leo Simarmata. Jika tuntutannya dihiraukan, Udin bersama massa akan menggelar aksi dengan jumlah yang lebih besar.
“Polisi akan terus kami kawal terus untuk mengungkapnya. Kami juga akan membuka pengaduan masyarakat terakit ini. Jadi kalau ada masyarakat yang belum terima santunan atau keluhan lain dari kasus viaduk itu, akan kami tampung,” Ujarnya (Deteksionline)
Tinggalkan Balasan