Purwakarta (SL)-Sejumlah pengunjung Rumah sakit Siloam Purwakarta dikejutkan dengan adegan video ciuman, di lobi tunggu antrean pengambilan obat rumah sakit tersebut.
“Saya lagi antri untuk ambil obat, di ruang tunggu banyak anak-anak dari usia 4 tahun sampai usia 15 tahun. Saya kaget ada video ciuman yang menurut saya tidak layak dikonsumsi ke publik,” ujar Pipin, seorang pengunjung, kepada wartawan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Purwakarta Sarip Hidayat menyayangkan munculnya video bergambar orang asing sedang berciuman. Pihak Rumah Sakit Siloam kata Sarip, harus secepatnya menghapus video tersebut karena sangat mengganggu kenyamanan terutama bagi anak dibawah umur. “Yang jelas itu tidak layak untuk dipertontonkan,” ujar Sarip.
Hingga berita ini ditulis, belum ada klarifikasi dari pihak rumah sakit. Namun menurut Psikolog anak Monica Sulistiawati, menonton film atau tayangan yang tidak sesuai dengan usia dalam jangka panjang akan memberikan dampak pada anak.
Secara garis besar, Monica menjelaskan ada dua dampak besar yang bakal dialami anak yakni dampak pada area kognitif dan pada perilaku.
Menurutnya film atau tayangan yang tidak atau belum sesuai dengan taraf kematangan kognitif anak, akan menyebabkan anak bingung terkait konten yang ia tonton. Akibatnya, rasa ingin tahu anak memuncak. “Anak dapat saja terdorong untuk memenuhi rasa ingin tahunya dan jika tidak ada yang mendampingi, anak dapat memperoleh pemahaman yang keliru,” ujarnya.
Kemudian dampak pada perilaku, ia melanjutkan, kebingungan dan rasa ingin tahu mendorong anak untuk mencoba melakukan tindakan berdasarkan informasi yang ia peroleh dari film atau tayangan yang ditonton. (portaljabar)
Tinggalkan Balasan