Kabupaten Ponorogo Gelar Bursa Inovasi Desa

Ponorogo (SL) – Bertempat di Pendopo Agung, lebih dari 1.000 orang hadir dalam agenda Bursa Inovasi Desa (BID) Kabupaten Ponorogo tahun 2018 yang digelar Rabu (19/12) kemarin. BID kali ini mengusung tema “Dengan Inovasi Desa Kita Wujudkan Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya, dan Religius”.

Dalam sambutannya, Bupati Ponorogo, H. Ipong Muchlisoni menyampaikan kegembiraannya karena BID tahun ini dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendesa PDTT RI, H. Anwar Sanusi. Juga hadir Direktur Jenderal PKP Kemendesa dan Sekretaris Dinas PMD Provinsi Jawa Timur.

Kegembiraan lainnya, yaitu karena pada saat yang sama Sekjen Kemendesa Anwar Sanusi berkenan menandatangani prasasti hasil pembangunan desa di Ponorogo. Salah satunya pembangunan embung. “Atas nama masyarakat Ponorogo, kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Karena Kemendesa telah memberikan dukungan luar biasa kepada Ponorogo.

Bukan hanya dalam bentuk dukungan dana desa, tapi juga dukungan yang lain, saya juga terkejut Gunung Tatung mendapat dukungan  Kemendesa menjadi destinasi wisata paralayang terbaik,” apresiasi Bupati Ponorogo dalam sambutannya.

Di hadapan Sekjen Kemendesa, Bupati Ponorogo menyatakan saat ini terbukti pembangunan desa efektif membangun Indonesia. Dari waktu ke waktu jumlah Dana Desa (DD) naik. Tahun 2019 akan naik dari Rp 60 triliun menjadi Rp 70 triliun. Pembangunan desa mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan. “Tapi ini tidak cukup. Masih dibutuhkan ide-ide kreatif dan inovatif agar pembangunan lebih baik. Untuk itulah, Bursa Inovasi Desa ini kita selenggarakan. Saya ajak, ayo kita berlomba-lomba berinovasi membangun desa,” seru bupati.

“Saya bermimpi, di Ponorogo akan tumbuh desa-desa wisata seperti halnya Ponggok. Untuk mendukung realisasi mimpi ini, sejak tahun 2017 APBD Ponorogo telah menyediakan Rp 25 juta per desa untuk mendukung pengembangan desa wisata,”katanya.

Demikian pula untuk pengembangan ekonomi, pihaknya telah merealisasikan bantuan anggaran Rp 25 juta bagi desa yang berhasil mengembangkan BUMDesa. “Sekarang sudah ada 200-an lebih desa yang diberi bantuan,”bupati meyakinkan.

Terkait pengembangan produk unggulan desa, terhitung sudah ada 50-an desa di Ponorogo yang produk unggulannya sudah mampu bersaing di pasaran. Untuk itu, ajak bupati lagi, ayo berlomba menciptakan inovasi demi kemaslahatan esejahteraan dan kemajuan ekonomi desa.

Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada desa-desa dengan inovasi terbaik di Ponorogo. Penghargaan diberikan kepada desa dengan kategori desa tanggap bencana, desa yang berhasil dalam pengembangan ekonomi lokal, desa terbaik untuk partisipasi masyarakat, dan desa dengan ekonomi kreatif terbaik, serta desa teknologi tepat guna.

Dalam sambutannya usai memberikan penghargaan, Sekjen Kemendesa PDTT Anwar Sanusi menyampaikan rasa syukurnya, karena pada kesempatan itu dapat kembali hadir di event Bursa Inovasi Desa. Terus terang, kata Anwar, ini kali kedua menginjakan kaki ke gedung megah ini. Suatu kehormatan baginya. “Saya juga dipersilakan ganti baju di ruang bupati. Ini merupakan analogi bahwa desa dimuliakan,” katanya merasa tersanjung.

Sekarang ini telah berubah. Pemerintah setelah mengundangkan UU Desa sejak 2014, telah berhasil merubah wajah desa secara signifikan. Dan itu sudah diakui. “Senin kemarin BPS telah mengeluarkan data tentang perubahan desa. Pertama, desa yang pada saat 2015 berjumlah 60 persen desa tertinggal, sekarang telah ada lebih dari 6.000-an lebih telah berubah menjadi desa berkembang,”papar sekjen di hadapan peserta BID yang juga dihadiri pendamping desa.

Sekarang ada 2500-an desa mandiri. Ini adalah karya bapak/ibu sekalian. Makanya, ini membuat kelurahan baper. Kemudian hal ini didengar oleh presiden. Karenanya, mulai tahun depan kelurahan mendapatkan dukungan alokasi dana seperti dana desa juga.

Sekarang infrastruktur desa sudah baik. Layanan publik juga sudah baik. Yang jadi tugas berikutnya, sambung sekjen, adalah meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) desa. “Makanya kemarin, Menteri desa mengajukan gagasan perlunya mengirim kades ke luar negeri. Kami ingin dengan  SDM yang lebih berkualitas, kita ingin pembelanjaan dana desa lebih baik dan produktif,” kata Anwar.

Bursa Inovasi Desa adalah ajang bagi seluruh pihak untuk saling belajar dan bertukar pengetahuan dalam pembangunan desa. Dengan kata lain, mudah-mudahan BID akan menjadi ajang bertukar pengalaman dalam pengembangan desa. Sehingga ke depan desa dapat mencerminkan baldatu toyibatun warabbun ghofur. “Sekali lagi, semoga acara ini berjalan lancar dan berhasil mencapai tujuan utamanya, yaitu menuju Ponorogo yang lebih maju, berbudaya, dan religius,” harapnya.

Sebagai tanda dibukanya BID ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekjen Kemendesa Anwar Sanusi. Setelah pembukaan, rombongan sekjen dan bupati berkesempatan meninjau anjungan ataupun ruang konsultasi BID yang ada di sebelah timur Pendopo Agung. (hlp)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *