Sulawesi Utara (SL) – Wakil Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra, Hashim Djojohadikusumo meresmikan kantor Badan Pemenangan Daerah (BPD) Capres nomor urut 2, Prabowo-Sandi Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam sambutannya, secara khusus Hashim menyampaikan terimakasih ke Ketua Tim Pemenangan Daerah Capres Prabowo-Sandi Provinsi Sulawesi Utara, Wenny Lumentut dan Sekretaris H. Ayub Al Bugis atas berdirinya kantor BPD Sulut. “Pak Ayub Al Bugis yang saya banggakan, Dr. Muhamad Jafar kawan saya lama yang saya banggakan, pak Wenny Lumentut tentu pak Melky dan kawan-kawan semuanya, ibu-ibu, bapak-bapak, emak-emak yang saya banggakan. Pertama-tama saya ucapkan terimakasih ke pak Wenny dan pak Ayub atas sambutan hangat ke saya. Tempat ini adalah tempat rumah juang, rumah pemenangan untuk koalisi capres Prabowo-Sandi,” ujar Hashim yang disambut tepuk tangan para pendukung dan simpatisan Capres nomor urut 2, Prabowo-Sandi, Jumat (04/01/2019) sore.
Hashim juga sempat mengingatkan indikasi kecurangan Pemilu dan Pilpres 2019 lewat Daftar Pemilih Tetap (DPT) masih menjadi fokus utama Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Calon Presiden Prabowo-Sandi. “Ini perkembangan terakhir, terkini. Kita harus waspada daftar pemilih tetap (DPT). Saya sendiri menangani dengan kawan-kawan di Badan Pemenangan Nasional (BPN), dari 5 partai, mengenai daftar pemilih tetap. Kita sudah laporkan ke KPU pusat dan Bawaslu pusat juga daerah. Di daftar pemilih tetap yang kita sisir dan kita saring dan kita dalami sudah banyak tanda-tanda kecurangan,” ujar Hashim saat meresmikan Kantor Badan Pemenangan Daerah (BPD) Calon Presiden Prabowo-Sandi Provinsi Sulawesi Utara, Jumat (04/01/2019) sore.
Terhadap fenomena ini, Hashim meminta BPD Provinsi Sulut untuk mendalami. “Saya kira di Sulawesi Utara Badan Pemenangan Daerah perlu dalami. Ini bukan hanya saksi saja. Kalau saksi, trus kita hasilkan suara tapi suara di curi, di compare oleh komputer dan server-server KPU, kan itu gawat,” jelas Hashim yang mengaku sejak sebulan belakangan ini sudah semakin intens melakukan penelusuran.
Hashim juga mengungkapkan contoh temuan tim di Jawa Timur dan kini menyebar ke Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten dan 30 daerah lainnya. “Ada indikasi manipulasi nama. Contoh di Bayuwangi, yang tertera di Kartu Keluarga, ada 440 nama, bukan pesantren. Kita sudah cek dan alamat RT/RW berbeda. Itu sudah tanda tidak benar. Itu ada satu keluarga tertera 63 nama. Setelah di cek di lapangan, kepala keluarga kaget, karena di kartu keluarga asli hanya terdapat 7 nama. Waktu tim kita memperlihatkan kartu keluarga, beliau kaget, karena disitu ada nama-nama yang sudah wafat,” beber Hashim.
Di Garut Jawa Barat ada satu KK 97 nama, RT/RW berbeda, di Pacitan demikian, di Bondowoso ada 10 nama dan itu berbeda-beda, tambahnya. Hashim mengingatkan peraturan Undang-undang yang tidak membenarkan dalam satu kartu keluarga berbeda alamat.
Direktur Komunikasi dan Media BPN Capres Prabowo-Sandi ini juga berpesan agar tim BPD tidak hanya intens pada saksi. “Saudara-saudara, terutama pak Wenny dan pak H. Ayub, saya kira kita perlu intens bukan hanya saksi tapi juga daftar pemilih tetap. Saya berharap koordinasi semakin ditingkatkan dengan 4 partai koalisi lainnya. Saya bersaksi di pusat kerjasama dengan koordinasi bagus. Saya sendiri pimpin satu tim, media dan komunikasi, ada wakil-wakil dari PAN, PKS, Berkarya, Demokrat. Kita sering ketemu, hampir tiap malam ketemu. Koordinasi dan kerjasama tentu,” pesan Hashim. (celebestopnews)
Tinggalkan Balasan