Nenek Mar’ah, Bertahan Hidup Menjadi Pemecah Batu dan Ketergantungan Rastra

Tanggamus (SL)-Nenek Mar’ah (67) warga Pekon Pekon Doh, Kecamatan Cukuh Balak Kabupaten Tanggamus, hidup dalam kemiskinan dan serba kekurangan. Dia tinggal di sebuah rumah tidak layak huni bersama anaknya, dan tanpa pernah dapat sentuhan pemerintah.  Nenek Mar’ah sehari-hari bertahan hidup dengan kerja mecah batu split dan cari kayu bakar untuk dijual serta mengharapkan belas kasihan dari warga sekitar.

kediaman nenek Mar’ah Putih Doh Tanggamus

Kepada wartawan, Mar’ah, mengaku hingga sampai saat ini, dirinya belum pernah mendapatkan jenis bantuan apapun dari pemerintah. Apa lagi yang disebut PKH, KIS dan Bedah Rumah, kecuali pembagian beras miskin atau rastra yang tiap bulan diterimanya.

“Saya,  belum pernah menerima bantuan PKH, KIS, Bedah Rumah. Kalau pembagian beras miskin perbulannya saya mendapatkan 3 ¹/² kilo gram dan kadang kadang mendapat pemberian dari tetangga,” ucap Mar’ah. dirumahnya, Selasa (5/3) lalu.

Lain halnya dikatakan Mardi (35) Warga Pekon Pekon Doh, Kecamatan Cukuh Balak. Dia melihat kondisi nenek Mar’ah seperti ini, terasa tidak sesuai dengan program pemerintah dan tidak seharusnya ada warga miskin di Tanggamus ini, hidup tanpa memperoleh sedikitpun bantuan dari pemerintah, dengan rumah dan lantai tanah tanpa lampu penerangan listrik.

“Nenek ini tidak pernah dapat bantuan dari pemerintah. Seperti apa program pemerintah yang bisa menyentuh nenek ini. Program pemerintah jenis apa yang bisa dirasakan nenek Mar’ah. Kiranya ada program-program yang berpihak pada masyarakat miskin dan bisa meningkatkan ekonomi mereka,” katanya.

Hendi, Kepada Dusun, Pekon Doh, mengatakan, untuk data data masyarakat miskin di dusunnya sudah diusulkan untuk diajukan agar mendapatkan program pemerintah. “Saya tidak tebang pilih, semua sudah saya ajukan dan kita usulkan agar mendapatkan program dari pemerintah. Seperti usulan program PKH, KIS dan Bedah Rumah. Melihat kondisi ini, bukan saya tidak kasihan, saya juga kasihan. Tapi, semua itu tergantung yang di atas dan sampai saat ini kita juga menunggu,” jelasnya. (Wisnu)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *