Situng KPU pada hari ini, Jumat 26 April, sekitar pagi hingga siang menunjukkan data 100% real count di Provinsi Bengkulu dengan Jokowi Maruf Amin meraih 49,88% dan Prabowo-Sandi memperoleh 50,12%. Artinya, 02 menang di Provinsi Bengkulu.
Padahal tiga Lembaga Survei mengeluarkan hasil Quick Count (QC) dengan memenangkan Jokowi-Maruf. Poltracking salah fatal karena QCnya meleset jauh. Hasil QC Poltracking 01 meraih 58,78% dan 02 meraih 41,22%. Jadi QC Poltracking meleset 8,9%.
Lembaga Survei lain yang meleset adalah Indikator. QC Indikator menyimpulkan 01 meraih 52,61% dan 02 meraih 47,39%. QC Indikator meleset 2,73%.
Lembaga Survei yang lain adalah LSI. QC LSI 01 meraih 50,01% dan 02 meraih 49,99%. LSI berbeda 0,13%. Tentu ini tipis sekali dan paling mendekati.
Tiga Lembaga Survei lainnya juga meleset sekalipun memenangkan 02. QC SMRC, 01 meraih 47,03% dan 02 meraih 52,97%. SMRC meleset 2,85%. Lembaga Survei lainnya adalah Indo Barometer. QC Indo Barometer, 01 meraih 47,37% dan 02 meraih 52,63%. QC Indo Barometer meleset 2,41%. QC Charta Politika 01 meraih 47,28% dan 02 meraih 52,72%. QC Charta Politika meleset 2,6%.
Selain itu, beberapa Lembaga Survei secara berkala hampir setiap bulan mengeluarkan hasil surveinya. Dalam berbagai survei tersebut, Jokowi-Makruf dipredikai menang hingga sekitar 20%. Namun, dengan hasil QC dari Lembaga Survei yang sama, ternyata melesetnya juga jauh.
Sebabnya, rata rata hasil QC menempatkan Jokowi-Makruf selisih hanya sekitar 8-9%. Hasil QC beberapa Lembaga Survei sebenarnya telah menunjukkan kesalahan survei mereka.
Selain melesetnya berbagai Lembaga Survei di atas, Situng KPU juga hari Jumat tanggal 26 April telah bermain akrobat. Pada jam 16.45.03, Situng KPU menampilkan 01 menang dengan 58,10% (1.224.654 suara) dan 02 meraih 41,99% (883.192 suara).
Tentu ini adalah mustahil karena total pemilih berarti 2.107.846 suara. Padahal DPT Provinsi Bengkulu hanya 1.382.760. Berarti ada penambahan 725.086 pemilih. Ini mustahil.
Situng KPU kemudian berubah lagi. Tapi sempat ada yang menscreen. Jam 17.00.05 Situng KPU menampilkan 01 menang lagi dengan angka yang berbeda. Kali ini 56,31% (32.972.554 suara). Paslon 02 meraih 43.69% (25.580.338 suara).
Ini mustahilnya mustahil. Total pemilih 58.552.892. Ada apa dengan Situng KPU? Entah darimana Situng KPU memunculkan angka pemilih ajaib ini.
Akhirnya, sekitar Jumat malam, 26 April 2019, Situng KPU berubah lagi. Kembali seperti Jumat pagi. Namun masih sedikit berubah. Paslon 01 meraih 49,87% dan 02 meraih 50,13%.
Akrobat Situng KPU hari Jumat tanggal 26 April 2019, berubah tiga kali. Padahal, semua data sejak Jumat pagi adalah 100%. Jadi, data 100% pun masih berubah-ubah.
Manipulasi hasil pemilu adalah pidana. Perubahan Situng KPU sungguh meresahkan. Sudah keharusan bagi Bawaslu dan pihak-pihak terkait untuk melakukan forensik Situng KPU, karena ini bukan lagi persoalan salah input. Tapi ada dugaan intruders telah masuk ke Situng KPU.
Semua ini juga menunjukkan hasil akhir dari pemilu 2019 memang harus menunggu rekapitulasi manual yang berjenjang. Apalagi Situng KPU juga sudah tidak bisa lagi dipercaya.
Apapun hasilnya, Pemilu 2019 telah ternodai. Penjahat-penjahat Demokrasi bermunculan. Sikap brutal pihak-pihak yang melakukan kecurangan sangat melukai hati masyarakat.***
Tinggalkan Balasan