Lampung Barat (SL)-Harga beberapa jenis pisang mengalami penurunan setelah sebelumnya sempat mengalami kenaikan pada bulan Ramadan hingga Lebaran Idul Fitri 1440, kemarin. Hal itu diakui para petani pisang di Kecamatan Hitam, Gedung Surian, dan Kecamatan Kebun Tebu, Lampung Barat.
Harga pisang yang masih mentah ditingkat petani hanya Rp800 per kilo untuk Pisang Gadis dan Pisang Ambon kisaran Rp1800 per kilo sampai Rp2000 per kilo. Dalam satu tandan pisang gadis harganya rata-rata berkisar Rp7 ribu. Sedangkan pisang Ambon rata-rata Rp13 – Rp18 ribu per tandan.
“Harga pisang ditingkat petani hanya Rp800 rupiah per kilo untuk curah dan kapendis Rp1800 perkilo. Pisang ini ditampung oleh pedagang pengumpul lalu dipasarkan ke daerah sekitar Jakarta dan Cirebon. Kondisi ini membuat omzet penjualan juga turun hampir separuhnya dibanding bulan puasa lalu,” kata Rina, warga Kebun Temu.
Rusman, warga Pekon Muara Baru, Kecamatan Kebun Tebu, mengatakan sejak musim kemarau kualitas pisang menurun, dan harga ikut turun, mungkin karena kemarau. “Ya sejak usai lebaran, dan kemarau harga semua jenis pisang turun, Padahal waktu puasa harga naik,” kata Rusman, Minggu (30/06)
Hal itu juga diakui, Ahmad, penjual pisang, Pemangku Sumber Sari, Pekon Gedung Surian. Menurutnya kondisi pasar yang belum normal membuat harga masih belum stabil. ”Kondisi pasar, cuaca, belum stabil. Selain kondisi pasar yang belum stabil, kondisi cuaca juga memengaruhi penjualan pisang, Penurunan kualitas ini berimbas penurunan permintaan dari pedagang luar daerah,” katanya, diamini pedagang pisang lainnya, Blotong dan Karto.
Para pedagang dan petani Pisang mengaku, pasrah dengan kondisi tersebut karena pisang adalah salah satu sumber pendapatan bagi petani selain kopi. “Pisang merupakan penghasilan harian sedangkan kopi panenya hanya musiman,” katanya. (Indrawan)
Tinggalkan Balasan