Lampung Barat (SL)-Bupati Lampung Barat Parosil membuka event sejumlah komunitas seni Lampung di ajang Gebyar Seni Megalitik Batubrak, yang menjadi forum pertemuan pelaku seni dengan masyarakat dan alam. Dalam prosesnya bisa diartikan juga sebagai perjalanan kembali (traveling back to the sources), Jumat 5/07 2019.

“Upaya mengembalikan seni kepada masyarakat, alam, sumber kehidupan, atau sejumlah ihwal yang terkait nafas hidup, spiritualitas sebagaimana spirit seni. Situs bisa menjadi acuan, semangat, inspirasi dalam perwujudan nilai-nilai pusaka,” kata Bupati.
Selain berlokasi di Lampung Barat, acara ini juga turut diselenggarakan di Avebury UK (Inggris), Watu Kandang Matesi (Jawa), Lindeskov (Denmark), Batu Pake Gojeng (Sulawesi), Tejakula, Bali dan seluruh dunia pada 5 Juli 2019.
Sanggar Gauri & Teater Cupido dari Sumberjaya, Lampung Barat sebagai panitia penyelenggara yang baru diadakan pertama kali di Lampung khususnya Lampung Barat, dan juga didukung oleh Komunitas Seni di Lampung, Dinas Pendidikan & Kebudayaan, serta Dinas Pariwisata.
Riyan Kramayuda, Koordinator Seni Megalitik Batubrak berharap, perhelatan itu menumbuhkan kembali rasa kebersamaan, gotong royong, dan membangkitkan kecintaan baik seni, cagar budaya situs meglitikum tersebut. Harapan kedepannya selanjutnya acara lebih meriah lagi sebagai mempromosikan diri memperkenalkan cagar budaya alam situs megalitikum.
“Serta sebagai promosi wista/ pariwisata di luar sana baik sekala daerah, nasional bahkan sampai internasional, maupun penyaji kesenian, baik modern atau tradisi. Harapannya, mampu mereguk inspirasi cerita-cerita lisan, arsitektur alam, dan masyarakat setempat,” kata Riyan,
Menurut Ryan, Seni Megalitik dapat menyegarkan spirit berkesenian lewat akar budaya situs. “Terjadinya pertemuan dan perkenalan kreatif dari semua pihak yang terlibat. Munculnya kesadaran membangun jaringan antarpelaku seni di lampung, Indonesia, dan dunia. Acara ini pertama dilaksanakan sebagai langkah awal untuk meperkenalkan kesenian di Lampung Barat agar dikenal bukan hanya sebagai area rekreasi, tetapi memiliki sejarah yang harus diketahui oleh semua orang,” kata dia. (Indrawan)
Tinggalkan Balasan