Tanggamus (SL) -Pembangunan jembatan penghubung Pekon Sukanegeri Kecamatan Gunung Alip ke Pekon Waypring Kecamatan Pugung, Tanggamus sementara dihentikan, Jumat (26/7/19) pagi.
Penghentian berdasarkan permintaan keluarga Hi. Syahroni yang dirugikan atas pembangunan tersebut sebab telah melaporkan perkara penyerobotan lahan yang terkena imbas pembangunan jembatan kepada kepolisian.
Lantas, sebenarnya apa harapan masyarakat tujuh dusun di Kecamatan Gunung Alip dan Kecamatan Pugung selaku pengguna jembatan yang sangat vital tersebut.
Berdasarkan penelusuran Sinar Lampung.com di lapangan, ternyata seluruh warga sangat berharap pembangunan jembatan cepat selesai serta berharap pihak Hi. Syahroni dan Dinas PU Tanggamus dapat menyelesaikan permasalah yang terjadi.
Seperti yang di sampaikan oleh Zulkarnain warga Way Pring, sangat menyayangkan dan kecewa jembatan yang sedang di bangun harus di hentikan, padahal warga sangat membutuhkan jembatan ini, dan berharap agar pemerintah kabupaten tanggamus dan keluarga Hi.Sahroni segera berdamai dan jembatan segera dibangun kembali.
“Kami selaku warga sangat menyayangkan dan kecewa, pembangunan jembatan ini di hentikan, padahal kami sangat membutuhkan jembatan ini yang sudah puluhan tahun kami menunggu.” jelasnya,Jum’at (26/7/19).
Sementara itu Wahyudi, mantan Kepala Pekon Way Pring Kecamatan Pugung ditemui di lokasi pembangunan jembatan menyampaikan bahwa jembatan itu adalah sarana penghubung antara Pekon Way Pring, Kec. Pugung dengan Pekon Banjar Agung, Kec. Gunung Alip.
Sebab posisi Pekon Way Pring sendiri memang jauh dari kecamatan induknya yakni Kec. Pugung. Pekon ini lebih dekat dan mudah aksesnya ke Pekon Banjar Negeri, Kec. Gunung Alip di sisi timur pekon, dan Pekon Purwodadi, Kec. Gisting di sisi baratnya.
Jembatan melintasi sungai Way Tebu yang jadi batas keduanya. Dan selama ini untuk jembatan yang memadai memang belum ada. Dan baru dibangun pada tahun ini. Sehingga selama ini warga terpaksa masuk ke sungai jika ingin ke luar pekon.
“Jembatan ini harapan warga kami, untuk memudahkan pendidikan anak-anak kami sebab mereka sekolah di dua kecamatan itu. Dan juga untuk ekonomi, seperti menjual hasil pertanian ke luar,” ujar Wahyudi.
Ia mengaku, saat ini ada dua jembatan yang merupakan batas pekon sedang dibangun.
Untuk jembatan di perbatasan Pekon Purwodadi, Gisting dengan Pekon Way Pring tidak ada masalah. Kedua belah pihak pemilik tanah menghibahkan tanahnya. Dan pekerjaan sedang berjalan sampai pembuatan lubang pondasi jembatan.
Sedangkan untuk jembatan di perbatasan Banjar Agung, Gunung Alip dan Way Pring sudah berjalan sampai pembangunan oprit jembatan pada kedua sisi jembatan. Dan kini terhenti karena diminta keluarga Hi. Syahroni, sebagai pemilik tanah dari sisi Kec. Gunung Alip yang mengaku pihak PUPR Tanggamus tidak melakukan ganti rugi tanah dan berkoordinasi dengan pihaknya.
“Kalau keinginan warga Way Pring inginnya masalah ini cepat selesai dan jembatan cepat selesai lalu digunakan masyarakat,” ujar Wahyudi.
Begitu juga halnya dengan warga Pekon Banjar Negri seorang ibu rumah tangga yang namanya tidak mau di sebutkan berharap agar jembatan tersebut segera di lanjutkan pembangunannya karena sebagai akses jalan pokok untuk anak-anak kesekolah. “Saya teh berharap pembangunan jembatan segera selesai, kasihan anak-anak kalau kesekolah, apalagi kalau musim hujan ,sungai sering banjir.” ungkapnya (26/7) di kediamannya. (hardi/wisnu)
Tinggalkan Balasan