Kilau Mutiara Laut Lampung yang Memudar

Bandar Lampung (SL)-Provinsi Lampung pernah dikenal sebagai penghasil mutiara laut terbesar dan terbaik di Indonesia pada tahun 80-an. Namun kejayaan itu memudar disebabkan oleh kualitas dan lingkungan laut yang tak mendukung budidaya komoditas unggulan tersebut.

Kini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo, berniat membangkitkan kejayaan itu kembali. Edhy yakin Indonesia memiliki peluang jadi pusat industri mutiara terbesar dan nomor satu di dunia. “Saya melihat sendiri banyak kekayaan alam kita yang belum kita optimalkan. Dulu Indonesia, yang namanya mutiara ini kita adalah rajanya di dunia,” kata Edhy saat hadir di hari ketiga gelaran Indonesia Pearl Festival (IPF) ke-8 Tahun 2019, Atrium Lippo Mall Kemang Jakarta Selatan, sebagaimana rilis yang diterima, Minggu (24/11/2019).

Saat ini, Indonesia menempati posisi kelima dunia sebagai penghasil mutiara. Daerah penghasil mutiara laut tersebar di berbagai wilayah Indonesia, di antaranya Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, Papua, Sumatera Barat dan Lampung.

Menteri Edhy menyebut, mutiara merupakan salah satu sumber daya laut Indonesia yang dapat berkontribusi sebagai penghasil devisa negara. Indonesia sendiri juga merupakan negara pengekspor mutiara nomor 5 di dunia meskipun nilai ekspor pada tahun 2018 masih sekitar USD47,27 juta. Posisi Indonesia berada di bawah Cina (USD56,3 juta), French Polynesia/Tahiti (USD112,88 juta), Jepang (USD 315,28 juta), dan Hong Kong (USD483,3 juta).

“Kita harapkan ini bisa kita dongkrak. Sekarang Hong Kong nomor 1. Padahal dari informasi yang kita dapat, kita juga mengekspor ke sana. Tapi Hong Kong bisa memposisikan diri sebagai pengekspor atau produsen mutiara terbesar untuk dunia,” jelasnya.

Di Lampung, pada era 80-an, industri mutiara laut sempat berkilau yang dikembangkan investor Jepang di sekitar Teluk Lampung. Namun usaha itu terkendala kualitas air laut yang tak bersih. (iwa)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *