Lampung Selatan (SL)-Realisasi proyek peningkatan jalan Penghubung Ruas Endro Suratmin-Way Galih, Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan, dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lampung Selatan, Tahun Anggaran (TA) 2019, senilai Rp1, 759 miliar, memprihatinkan. Jalan yang baru rampung dua pekan lalu itu sudah mengelupas dan rusak parah di beberapa titik.
Proyek dikerjakan oleh CV. Dian Pratama Sari itu diduga asal jadi, hingga aspal sudah mengelupas, dan dengan kualitas tidak sesuai dengan nilai anggaran. “Iya mas sepertinya dikerjakan asal jadi, kualitasnya sangat jauh dari standar. Secara kasat mata saja kita bisa lihat ketebalan aspalnya dan kualitas pengerjaannya yang sangat jauh dari kata baik,” kata warga sekitar lokasi, yang kecewa dan geram melihat hasil proyek itu, Sabtu (14/12/2019).
Warga meminta pemerintah tidak membayar proyek yang dikerjakan oleh CV. Dian Pratama Sari yang diduga asal jadi tersebut. Jika sudah terlanjur dibayar maka Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) diminta turun mengaudit kegiatan itu. “Itu lihat aja sendiri gimana pekerjaannya. Kami warga menduga pekerjaan ini tidak sesuai spesifikasi, jangan dibayar atau kalau sudah terlanjur dibayar mesti diaudit,” kata Bambang Irawan, anggota BPD Desa Sabahbalau, Kamis (13/12/2019) lalu.
Bambang Irawan juga menyesalkan, proyek yang dikerjakan dengan anggaran cukup besar itu, kurang mendapat pengawasan dari Dinas PU setempat. “Itu kegiatan kalau diawasi tentu tidak seperti ini jadinya. Silahkan cek ke Dinas PU sudah dibayar belum kalau sudah kenapa diterima pekerjaannya, ini ada apa??” tegas dia.
Bambang mengingatkan, jangan sampai proyek ini hanya menjadi bancakan pihak-pihak tidak bertanggung jawab. Mengingat Lampung Selatan baru saja geger lantaran tersandung kasus korupsi. Dimana, mantan Bupati Zainudin Hasan dan Kepala Dinas PU terjaring OTT KPK karena kasus suap proyek. “Itu mesti jadi pelajaran kita bila tidak ada yang kebal hukum. Kalau melanggar aturan ya mesti siap-siap ditindak,” tegasnya.
Selain itu, dirinya membantah tuduhan rekanan yang melaporkan warga telah melakukan pengerusakan terhadap jalan yang baru saja dibangun. “Gimana caranya warga bisa ngangkat aspal hotmix. Itu memang pekerjaannya saja yang kami duga tidak sesuai jadi mudah mengelupas,” katanya, yang berharap aparat turun mengecek langsung ke lapangan dimana ketebalan aspal hanya 2 cm. Sebab aparat berkewenangan untuk memastikan ketebalan dengan melihat dokumen yang ada.
Kepala Desa Sabahbalau Pujianto juga menyesalkan pembangunan ruas jalan ini yang sudah rusak dalam hitungan hari. Padahal awanya warga merasa senang, proyek jalan di bangun, untuk kenyamanan dan kemajuan warga. “Saya juga sudah telepon camat untuk koordinasi lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara, saat wartawan mengonfirmasi hal ini ke kediaman M Triyasa Jaya Pasa, di Jalan Merapi I, Wayhalim Bandar Lampung, yang ada hanya orang tua M Triyasa. Ayah M Triyasa menegaskan bila pekerjaan itu sudah sesuai. “Kalau dari 10 kegiatan yang salah satu wajar. Kalau semua kegiatan yang salah gak wajar. Ya namanya penilaian orang mas beda-beda. Kalau memang mau lebih jelas tunggu anak saya pulang,” ujar ayah M Triyasa Jaya Pasa. (pik/red)
Tinggalkan Balasan