Kota Metro (SL)-Fran kembali bersilaturahmi dengan para sepuh, tokoh masyarakat dan pemuda kota Metro. Silaturahmi kali digelar dI kediaman warga setempat Gg. Land Baw, Kelurahan Metro, Kecamatan Metro Pusat, Selasa (14/01/2020). Fran menceritakan singkat tentang perjuangan dirinya merantau sejak lulus SMA hingga membawa gelar khas S3 di Negara Jepang di bidang lingkungan hidup dan penelitian atau riset sebuah Kota.
Berangkat dari itu, ada beberapa persoalan yang di bidangnya, salah satunya di Indonesia, utamanya di bidang lingkungan hidup yang merambah pada ekonomi kemasayarakatannya. “Pada dasarnya soal penataan sebuah wilayah perkotaan mengalami ketimpangan, semacam kebijakan pemerintahan untuk menangani lingkungan hidup sebuah perkotaan. Maka, saya sebagai putra daerah, berpikir mengapa saya bisa berbuat untuk daerah lain, kenapa di Kota Metro tanah kelahiran, saya tidak bisa,” ujarnya.
Disela itu, salah satu perwakilan warga setempat, Samsur mengungkapkan, suara yang juga keluhan dari warga yang tidak mampu, terkait bidang pendidikan tingkat SMA – SMK. Kota Metro masih banyak yang sangat membebani, salah satunya penebusan baju seragam dan biaya komite serta biaya-biaya yang lain.
Menanggapi Hal itu, Fran menjelaskan, bidang pendidikan di Kota Metro, memang menjadi salah satu konsen dalam programnya yang dibawa ke depan, termasuk soal kemampuan warga dalam merasakan pendidikan baik formal, informal dan non-formal, yang fasilitas, sarana prasarananya harus di penuhi dan diwujudkan, agar dapat dirasakan dan di akses semua masyarakat Metro, khususnya warga yang tidak mampu.
“Ini akan dibahas dan menjadi prioritas kedepannya, bagaimana melaksanakannya dan se-efektif mungkin, dan ini akan di dorong, bersama dengan calon Wali Kota yang akan berdampingan nantinya. Artinya perlu mengevaluasi secara menyeluruhan, bukan menciptakan yang baru untuk sektor Pendidikan,” ujarnya.
Dimomen lain, untuk sektor Infrastruktur, Ramli menyampaikan, warga yang ada dalam Musren sudah berulang disampaikan khususnya jalan lingkungan yang sampai saat ini masih rusak. Namun, tidak juga teralisasi, padahal wilayah ini juga masuk di pusat Kota.
Kembali dijelaskan Pran, mengenai semua program yang masuk dalam usulan dan dibahas dalam Musrenbang bukan sebatas agenda seremonial saja. Bagaimana, terlaksana, terealisasi dengan baik dengan pengembangan yang lebig baik secara berkesinambungan dan bertahap. Bukan sebatas masukan, namun lagi – lagi tidak terealisasi. Artinya peningkatan kualitas dan kuantitas yang di dorong untuk lebih baik.
“Semua dampak yang terjadi, semua masukan dan keluhan warga, hampir sama dan tentunya semua menjadi masukan yang tentu arahnya satu kesatuan dalam program yang saya bawa, termasuk sisi kebijakan ruang tata kota harus di kaji ulang dengan melihat kondisi riil lapangan ter-update,” jelasnya. (tama/*)
Tinggalkan Balasan