Kota Metro (SL)-Fritz Akhmad Nuzir atau mas Fran, Kembali terima curhatan serta masukan sejumlah pedagang kuliner dan kalangan muda kreatif (souvenir) kota Metro dalam temu silaturahmi sekira 13.30 WIB. Berlangsung di kediaman Fran, kelurahan Yosorejo, Metro Timur, Minggu (26/01/2020).
Dalam silaturahmi tersebut, setiap masing-masing pedagang dan usaha komersil diberikan kesempatan untuk menyampaikan ide, masukan bahkan aspirasi kepada Fran sebagai koneksi dari berbagai aspek yang nantinya akan diselaraskan dengan program Metro Kita.
Masukan diawali oleh salah satu pedagang kuliner, Anwar, menceritakan sedikit tentang kebijakan pemerintah terhadap pedagang. Menurutnya, saat ini pedagang butuh realita yang sesuai dengan keinginan masyarakat pedagang dan kalangan muda kreatif kota Metro.
“Jadi, pedagang tidak melulu mengikuti kemauan pemerintah dengan kondisi bak api jauh dari panggang,” ujarnya.
Dilanjutkan Amung Pemungkas, salah satu pedagang (eks. Taman Merdeka), mengatakan, di era kepemimpinan Lukman Hakim, aktivitas usaha di taman Merdeka berjalan aman dan nyaman bahkan diberikan suport berupa modal. Selepas itu, setelah ada penggusuran dan dipindahkan ke Samber Park, aktivitas berdagang menjadi terganggu.
“Di Samber Park, Ketika ada event-event kami selalu diusir, tanpa adanya solusi dan koordinasi , biarpun kami pedagang, tapi manusia juga, kenapa tidak dilibatkan yang memang sudah lama, saya berdoa dan munajat semoga mas Fran bisa memimpin Metro untuk memperjuangkan masyarakat,” katanya.
Dikesempatan yang sama, Ali mewakili tokoh pemuda dan kaum kreatif kota Metro dibidang sablon serta souvenir , Menyebutkan bahwa, kota Metro harus memiliki ciri khas tersendiri terutama souvenir baik berupa baju dengan ikon Metro. Sehingga karya pemuda pecinta karya seni dapat terwakili.
“Kami hanya kalangan bawah yang ingin komunitas-komunitas yang ada dapat diberdayakan oleh pemerintah dengan memunculkan karya ciri khas kota Metro tanpa harus mengambil produk dari luar untuk di pamerkan,” imbuhnya.
Menanggapi semua suara masyarakat tersebut, Fran menyampaikan, bahwa pertemuan atau silaturahmi kepada masyarakat akan terus terjalin sebagai koneksi antara pemerintah dan masyarakat bawah. Semua masukan dan aspirasi yang disampaikan akan menjadi terobosan programnya. Terutama Ketika akan ada pembangunan, dari segi perencanaan pun harus dilakukan koordinasi supaya nantinya fasilitas yang diadakan sesuai kebutuhan masyarakat.
Mengenai pedagang kuliner dan pengusaha permainan, ke depannya setiap ruang terbuka publik yang ada akan dikelola dan ditata agar tidak terkesan mubazir. Kemudian menempatkan para pelaku usaha kecil termasuk usaha kuliner, wahana permainan dan lain-lain sebagai pendukung dalam upaya rangka mewujudkan Metro sebagai wisata keluarga.
“Pada dasarnya semua harus terkoneksi dan difasilitasi agar lebih tertata, yang didukung pedagang kuliner dan usaha komersil lainnya agar ruang terbuka publik di kota Metro menjadi lebih hidup,” tutur Fran.
Menurut Fran, kota Metro tidak perlu dibongkar pasang seperti halnya permainan Puzzle, yang dibutuhkan hanyalah pengelolaan yang baik dan penataan yang tepat. Ada tiga aspek yang perlu di kelola dan ditata yakni, ruang terbuka publik, tempat wisata dan kegiatan yang semuanya telah terangkum dalam ‘Metro Kita’.
“Kota Metro tinggal pengelolaan dan penataan yang baik, dengan memberdayakan masyarakat pedagang kuliner dan pelaku usaha komersil lainnya yang telah diberikan ruang, jaringan serta fasilitas yang baik, insyaallah ini menjadi program ke depannya, berharap ada ide masukan dari masyarakat terutama pedagang kuliner dan usaha komersil yang ada,” pungkasnya. (Tama)
Tinggalkan Balasan