Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan, judul editorial WSJ ‘China is the Real Sick Man of Asia’ merupakan bentuk diskriminasi rasial dan mencari sensasi. Dia juga menyebut editorial yang dirilis pada edisi 03 Februari 2020 lalu itu, memfitnah upaya pemerintah dan rakyat China untuk memerangi epidemi. Selain itu juga, WSJ pun tidak pernah menyampaikan permohonan maafnya.
Oleh karena itu, China mengambil langkah tegas dan memutuskan bahwa mulai hari ini kartu pers tiga jurnalis Wall Street Journal di Beijing itu akan dicabut,” kata Geng, seperti dikutip dari AFP hari ini, Rabu (19/02/20). WSJ juga menyebut ketga jurnalis itu adalah wakil kepala biro Josh Chin dan reporter Chao Deng yang merupakan warga AS serta reporter Philip Wen asal Australia.
Sementara itu diketahui, Editorial yang ditulis mereka bukan dibuat oleh ketiga jurnalis tersebut, melainkan ditulis oleh profesor dr Bard College, Walter Russell Mead. Adapun isi tulisannya mengkritik Pemerintah China terkait persoakan wabah virus Corona.
Selain itu Mead juga menyebutkan bahwa Pemerintah Kota Wuhan adalah pusat virus epidemi virus, merahasiakan dan mementingkan diri sendiri terkait persoalan tersebut. Korban tewas akibat wabah virus corona di China melonjak menjadi 1.665 pada Minggu (16/2/2020), setelah 142 orang dilaporkan meninggal. Namun jumlah kasus baru turun tiga hari berturut-turut.
Menurut komisi kesehatan nasional, ada 2.009 kasus baru dilaporkan di seluruh negeri. Komisi menyebut, hari ini merupakan hari ketiga penurunan kasus setelah lonjakan awal pekan ini karena ada perubahan dalam cara penghitungan pasien.
Dilaporkan AFP, ada 1.843 kasus baru di Provinsi Hubei yang terdampak, pusat tempat wabah pertama kali muncul pada Desember dan meningkat menjadi epidemi nasional. Sebanyak 68.500 orang kini terinfeksi, menurut komisi kesehatan nasional, dengan sebagian besar kematian terjadi di Hubei. Jumlah kasus baru di bagian lain negara ini turun selama 12 hari berturut-turut.
Provinsi pusat menyebut, lebih dari 14.000 kasus dalam satu hari pekan ini setelah para pejabat di sana mengubah kriteria mereka menghitung kasus baru. Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pihaknya sudah meminta China menjelaskan tentang bagaimana diagnosa dibuat.
Prancis melaporkan kematian pertama akibat virus korona baru di luar Asia pada Sabtu kemarin, memicu kekhawatiran global tentang wabah tersebut. Bank sentral China menyatakan kemarin, untuk mengendalikan penyebaran wabah, uang kertas bekas didesinfeksi dan disimpan hingga 14 hari sebelum kembali ke dalam peredaran. (cnn/red)
Tinggalkan Balasan