Balita Anak Penyadap Karet Penderita Hydrosipalus Tak Tersentuh Pemda Tulang Bawang Barat

Tulang Bawang Barat (SL)-Balita Wilda Indiani (3), penderita Hidrocefalus atau penumpukkan cairan di rongga otak sejak lahir, warga Tiyuh (Desa) Tirta Kencana, Rk03/Rt10 Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba), butuh uluran tangan. Sebulan sekali berobat ke rumah sakit Abdoel Moeleok, dibawa naik motor, karena hingga kini pengajuan BPJS Pemerintah belum direstui.

Wilda adalah bayi kembar, dari pasangan Bambang Susilo (44) dan Sri Wahyuni (33), yang sehari hari bekerja sebagai buruh Sadap Karet. Wildan mengalami kelainan sepakn sejak lahir, Bahkan langsung dilakukan operasi di bagian kepala dan tulang punggung di RS Abdul Muluk Bandar Lampung, namun, penyakit tersebut hingga saat ini belum juga sembuh.

Bambang Susilo, ayah Wilda kepada wartawan mengatakan hingga saat ini kepala anaknya masih mengalami Hidrosefalus dengan membesar ke bagian kepala belakang, bahkan akibat penyakit yang diderita anak tersebut tiap bulan mengalami sakit panas tinggi sehingga harus dirawat di rumah sakit hingga berhari hari.

“Wilda sudah berumur hampir 3,5 tahun, namun kesehariannya hanya bisa terbaring dikasur lantaran belum bisa jalan sementara adik kembarnya normal dan tumbuh dengan baik. Memang dia sudah kami bawa operasi kepala dan tulang punggungnya (mokel) tetapi belum juga sembuh,” keluh Bambang yang keseharian mencari nafkah dari buruh sadap karet, Senin (24/2).

Menurutnya, anak keduanya tersebut hingga saat ini masih sakit-sakitan, kepalanya masih besar walaupun menurut dokter fisiknya tidak berubah bahkan ketika sakit keras Wilda harus dibawa ke rumah sakit dan dirawat hingga berhari-hari terutama sering panas tinggi, dan kejang-kejang.

“Setiap ke rumah sakit untuk kontrol tiap bulannya kami bawa pakai motor sementara kondisi tubuhnya tidak kuat kadang langsung masuk angin. Kami selama ini dalam mengobatinya mengandalkan BPJS mandiri, Kami sudah mencoba mengurus agar bisa mendapatkan BPJS dari pemerintah daerah sejak 2019, namun hingga saat ini belum juga keluar,” ulasnya.

Dia menambahkan, pada bulan lalu keluarganya berusaha membawa Wilda ke RSUD Menggala untuk melakukan Scanning menyeluruh kepala Wilda, dan fisiotrapi lantaran hingga berumur 3 tahun belum bisa jalan. “Sebenernya untuk mengobati Wilda kami sudah tidak mampu,” kaatanya.

“Tapi harus bagaimana namanya anak walaupun kami juga sering mendapat bantuan dari keluarga besar. Keseharian kami hanya sebagai buruh sadap yang hanya cukup untuk menghidupi keluarga dengan tiga anak,” keluh Bambang Susilo.

Dirinya berharap ada perhatian khusus dari pemerintah daerah baik pelayanan kesehatan melalui BPJS maupun kendaraan ambulan jika Wilda mengalami sakit keras yang harus ditangani oleh dokter di rumah sakit. “Untuk terus merawat Wilda, kami butuh perhatian pemerintah dan lainnya, karena tiap bulan anak saya perlu dirawat bahkan kalau sudah sakit harus dirawat hingga berhari-hari sementara kalau anak saya sudah sakit saya tidak bisa mencari nafkah karena harus menemaninya, kalau sudah sakit saya angkat tangan,” pungkasnya.

Kepalo Tiyuh Tirta Kencana, Samidi membenarkan terkait warganya yang mengalami penyakit hidrosefalus tersebut, dirinya mengatakan saat ini tengah mengupayakan agar keluarga Wilda bisa mendapatkan BPJS yang dijamin oleh pemerintah daerah Kabupaten Tubaba.

“Kami sedang upaya agar BPJSnya tidak mandiri lagi, sebab kasihan setiap bulan harus mengurus anak tersebut kotrol dirumah sakit sementara dia juga tiap bulan harus membayar iuran BPJSnya,” singkatnya. (angga)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *