Bandar Lampung (SL)-Yulia Nurliana, Putri kandung pasangan Pasien Covid-19 suami istri Alianto Nurjaya (63) dan Lian Hoa (59), Warga Perum Puri Kencana, yang wafat di ruang isolasi RS Abdoel Moeloek, meluruskan pemberitaan media yang tersiar selama ini terkait kedua orangtuanya.
Kepada wartawan, Minggu (11/4), Yulia Nurliana meluruskan setidaknya tujuh hal pemberitaan di berbagai media cetak dan daring sepekan terakhir. Pertama, menurut Yulia Nurliana, ayahnya tak pernah pergi ke Bandung pada 12 Maret 2020 atau dalam jangka waktu 30 hari sebelum menunjukkan gejala Covid-19.
Kedua, ayahnya juga tak benar memiliki riwayat penyakit jantung. Lalu Ketiga, tidak benar juga, kabar yang mengatakan bahwa kakak dan adiknya keluyuran ke berbagai tempat dan/atau kabur. ‘Kakak dan adik saya yang tinggal serumah dengan ayah dan ibu tidak menunjukkan gejala sakit apapun. Kakak dan adik saya hanya meninggalkan rumah untuk keperluan datang ke rumah sakit dan pemakaman,” katanya.
Keempat, tidak benar juga kabar yang mengatakan bahwa ayah dan ibunya baru pulang dari luar negeri. Kelima, ketiga anaknya tidak positif terinfeksi virus corona. Keenam, tidak benar kabar yang mengatakan bahwa ibunya pernah dirawat inap di RS Imanuel karena DBD. Dan Ketujuh, tidak benar kabar yang mengatakan bahwa pihak DSM menolak pemakaman ayahnya.
Selain meluruskan ketujuh hal tersebut, Yulia Nurliana membenarkan bahwa ayahnya, Alianto Nurjaya (63), pasien No.13 Covid-19 tinggal di Kota Bandar Lampung. Ayahnya sudah puluhan tahun bekerja di Sinar Laut. “Ibu saya, Lian Hoa, berusia 59 tahun, ibu rumah tangga dan sudah berobat jalan dua kali di rumah sakit swasta,” katanya.
Menurut Yulia, ibunya memang pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di RSUD Abdul Moeloek dengan gejala menyerupai Covid-19 sejak 7 April 2020. “Ayah saya pertama kali dirawat dengan gejala diare di RS Imanuel, 27 Maret 2020,” ujarnya.
Karena kondisinya tidak kunjung membaik dan mulai menunjukkan gejala-gejala Covid-19, dokter berinisiatif meronsen paru-paru dan rapid test dua kali.
Hasilnya, ayahnya baru dinyatakan positif terinfeksi virus corona dan diisolasi di RSUD Abdul Moeloek mulai 1 April 2020. “Ibu, kakak, dan adik saya telah melakukan rapid test pada tanggal 6 April 2020 dan pada waktu masih dinyatakan negatif,” ujar Yulia
Karena ibunya batuk keras, demam dan sesak nafas, maka keluarga berinisiatif untuk membawa ke IGD RSUD Abdul Moeloek pada tanggal 7 April 2020, katanya. “Ibu saya meninggal pada tanggal 8 April 2020 pukul 10.58 karena kondisi memburuk sejak pagi hari,” katanya.
Yulia juga membenarkan ibunya memiliki penyakit diabetes atau gula darah. Pemakaman dilangsungkan pada hari yang sama di Pemakaman Katolik Dharma Shanti Merta (DSM) Desa Negerisakti, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. “Ayah saya meninggal pada tanggal 8 April 2020 pukul 23.08 WIB,” ujarnya.
Yulia juga membenarkan ayahnya memiliki penyakit hipertensi. Pemakaman dilangsungkan pada tanggal 9 April 2020 di Pemakaman Katolik DSM Desa Negerisakti, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran. “Selama ayah dan ibu saya sakit hingga meninggal, kakak dan adik saya yang tinggal serumah tidak menunjukkan gejala sakit apapun,” katanya.
Dia minta jika ada kesimpangsiuran informasi mengenai ayah dan ibunya konfirmasi terlebih dahulu supaya tidak terjadi kesalahan pemberitaan. Yulia juga mengucapkan terimakasih untuk semua tenaga medis, dokter, perawat dan petugas baik dari RS Imanuel Lampung, RSUD Abdul Moeloek,
Lalu, Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, dan semua elemen masyarakat, pemerintah, TNI serta POLRI yang turut terlibat dalam perawatan kedua orangtuanya. Dan, terima kasih pula kepada seluruh keluarga, kerabat, teman, kenalan, rekan kerja, dan semua umat Keuskupan Tanjungkarang yang turut mendukung dan berdoa bersama. “Kiranya Tuhan memberkati,” tutupnya. (rmol/red)
Tinggalkan Balasan