Tanggamus (SL)-Buaya muara mulai serang warga di pesisir Pantai Somil, Pekon Karang Amyar, Kecamatan Wonosobo. Seorang nelayan pencari udang Iwan (40) diterkam buaya muara saat menjaring udang di pantai laut somil, Jumat 8 Mei 2020, usai makan saur. Iwan berhasil meloloskan dori, dan kakinya luka luka alibat gigitan buaya.

Iwan mengatakan seperti biasanya setelah makan saur dia melakukan aktivitasnya sebagai nelayan menjaring ikan dan udang di laut Somil, untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tanpa di sadari, rupanya Iwan dalam pengawasan sang buaya muara. Beruntung saat menarik jaring badannya bersentuhan dengan benda yang dalam fikirannya adalah buaya.
Tanpa fikir panjang Iwan segera berlahan dan berusaha naik ketepian hingga 7 meter dari tempat senggolan dengan tubuh buaya itu. Rupanya diam diam sang Biaya mengikuti Iwan, dan sempat menyambar kaki kirinya jelang mendekati pantai. Iwan bertahan dian sambil menahan sakit hingga buaya itu akhirnya melepaskan sendiri dan gigitan.
“Seperti biasanya, setelah makan saur saya terjun kelaut untuk menjaring ikan dan udang. Tapi tanpa sengaja badan saya benturan dengan benda dalam fikiran saya ini buaya,” Kata Iwan, di kediamannya Jumat 8 Mei 2020.
“Perasaan saya langsung gak enak, lalu saya dengan berlahan menuju ketepian sampai jarak 7 meter, gak taunya buaya itu ngejar dan gigit kaki saya. Sambil menahan sakit saya diam aja, dan buaya melepas gigitannya,” imbuhnya .
Buaya muara dengan ukuran 3 meter memang kerap kali wira wiri di wilayaj laut somil, kadang mereka bergrombol hingga 6 ekor berenang bersamaan bersamaan. Dan hal iti kerap menjadi tontonan warga sekitar Pantai Somil.
Ponirin (62) salah satu warga Somil yang mengaku sering melihat buaya Muara di Pantai Somil. “Buaya Muara di sini banyak mas, sering wira wiri di pantai dan mayoritas berukuran 3 meter. Dulu buaya di sini nyaman ada salah satu hutan bakau yang menjadi sarang buaya. Ya tapi semenjak ada tambang pasir, sekarang hutan bakau itu habis sudah di tebang dan beberapa sungai kecilnya termasuk rawa sudah mati terkubur sisa-sisa sedotan pasir “kata Ponirin di Pantai Somil, Jumat(8/5/20).
Data sinarlampung kasus aerangan buaya yerhadap warga yang terjadi di Kecamatan Wonosobo dan Semaka dari tahun 2019 hingga 2020 sudah lebih dari 10 warga yang menjadi korban diterkam buaya, meski belum sampai jatuh korban jiwa.
Sementara Pantai Somil merupakan tempat wisata pantai yang di gandrungi warga Tanggamus untuk berwisata dan mandi laut. Sehingga keberadaan Buaya Muara Way Semaka yang eksodus ke pesisir Pantai Somil menjadi ancaman serius warga jika Pemerintah Tanggamus dan Propinsi Lampung abai dalam menertibkan tambang pasir di sepanjang sungai Semaka.
Termasuk menghentikan kegiatan warga yang menebang pohon yang seharusnya menjadi hutan bakau yang menjadi pemeran utama dalam mengatasi abrasi pantai dan pelebaran bibir sungai dan juga habitat asli reptil besar tersebut.
Karena peran pemerintah terutama Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (BKSDAE) wilayah Lampung dan Bengkulu serta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) kabupaten Tanggamus dalam menata, menertibkan dan melestarikan hutan magrof di Pantai Somil dan Muara Sungai Semaka sesuai dengan fungsinya. (HARDI)
Tinggalkan Balasan