Lampung Selatan (SL)-Warga Desa Sukajaya, Kecamatan Katibung, Lampung Selatan, Ety, harus melahirkan diatas mobil dalam perjalanan ke Bandar Lampung, akibat Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Katibung, tanpa petugas jaga. Sementara Bidan Yang ada di Desa mereka juga tidak ada ditempat, Sabtu 30 Mei 2020.
Keluarga Ety mengatakan awalnya, Ety, ibu rumah tangga yang tengah hamil tua dibawa keluarganya untuk melakukan persalinan dengan mendatangi Bidan Syamrani Silda, di Desa Sukajaya, Sabtu 30 Mei 2020. Namun karena bidan sedang tidak berada ditempat, sehingga keluarga memutuskan untuk membawa Ety ke Puskesmas Rawat Inap 24 jam, Kecamatan Katibung, di Desa Pardasuka.
”Karena ibu bidan Syamrani Silda tidak ada ditempat, kami memutuskan untuk membawa anak saya ke puskemas rawat inap Katibung. Tapi sesampainya disana tidak ada satu pun petugas yang ada. Sudah berkali-kali kami panggil tidak ada petugas yang nongol dan disana ada beberapa orang yang hendak berobat, antri di ruang tunggu,” kata Rohman, ayah dari Ety, warga Sukaja Kecamatan Katibung, Minggu, 31 Mei 2020.
Karena di Puskesmas Rawat Inap 24 Jam itu juga tidak ada petugas medisnya, keluarga pun memutuskan untuk membawa pasien kerumah bersalin yang ada di Bandar Lampung. Namun saat diperjalanan Ety yang sejak sabtu pagi sekitar pukul 07:00wib tengah mengalami kontraksi akhirnya melahirkan didalam mobil, di sekitar perbatasan Desa Babatan dan Tarahan.
Karena sudah lahir di dalam mobil, sementara Bandar Lampung masih jauh keluarga balik arah ke arah Puskesmas lagi. “Karena kami pikir kalau jam 9 pagi masa belum datang juga petugasnya. Kami balik lagi Kepuskesmas. Jam 09:00, kami tiba, petugas Puskemasnya juga belum ada juga. Kami sempat menunggu sekitar setengah jam nampaknya belum juga datang,” ujar Rohman penuh rasa cemas
”Karena melihat darah di muka cucu saya dah mulai kering dan sang ibu dah mulai pucat, kami memutuskan untuk di bawa ke rumah bidan yang pertama kami datangi tadi. Karena kami mendengar informasi bidan sudah ada di rumah. Namun sebelum kami ke rumah bidan, anak saya sempat dipasang impus sama supir ambulance bernama Zando di Puskesmas rawat inap,” kata Rohman.
Dan sesampainya di rumah bidan, kata rohman, cucu dan anaknya langsung ditangani oleh bidan, untuk dilakukan pemotongan tali pusar dan dimandikan. Setelah beristirahat selama 3 jam dan melihat keadaan bayi dan ibunya telah sehat, sekitar pukul 13:15wib, bidan mengizinkan pulang.
Rohman kemudian menanyakan biaya administrasi ke bidan tersebut, dan bidan menyodorkan kwitansi biaya persalinan sebesar Rp1,5 juta. Rohman menyampaikan ke bidan bahwa bapak sang bayi mempunyai kartu BPJS dari perusahaan tempat dia bekerja. Bidan meminta persyaratan BPJS, setelah memberikan potongan sebesar 700.000 untuk biaya persalinan, “jadi orang tua bayi, masih di kenakan bayaran sebesar Rp800 ribu,” kata Rohman.
Rohman Pemerintah Lampung Selatan menjadikan kasus anaknya perhatian serius, Kepada KUPTD Puskesmas Rawat Inap harus ikut bertanggung jawab. Dan menegur keras, sekaligus memberikan sangsi kepada petugas yang di jadwal piket pada hari itu, karena tidak disiplin waktu dalam bertugas. “Beruntung ibu dan bayinya selamat dalam berjuang antara hidup dan mati, jika saja ada salah satu menjadi korban, maka akibatnya akan patal dan kejadian ini jangan sampai terulang lagi karena ini menyangkut nyawa” katatanya. (ftl/red)
Tinggalkan Balasan