Banjir Bandang Luwu Utara 14.483 Orang Mengungsi Korban Tewas 36 Orang Puluhan Hilang

Sulawesi Selatan (SL)-Banjir Bandang di Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan, menelan puluhan korban jiwa tewas dan hilang. Sekitar 14.483 jiwa dari tiga kecamatan kini mengungsi dan ditampung di Posko pengungsian. Tim gabungan Search and Rescue (SAR) hingga hari ketujuh masih terus melakukan pencarian.

Pada hari kelima Tim SAR kembali menemukan tiga jasad, hingga total ditemukan 36 orang tewas, korban luka 30 orang, dan 40-an orang belum ditemukan. “Kami laporkan hasil operasi gabungan SAR, data sementara korban meninggal dunia sebanyak 36 orang, dalam pencarian 16 orang,” sebut Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Makassar, Mustari, Jumat 17 Juli 2020, dilangsir antara.

Menurut Mustari, dari 36 orang korban tersebut, 10 jenazah diantaranya belum teridentifikasi, sementara sisanya sudah teridentifikasi. Namun demikian, pihaknya berharap, 10 jenazah itu termasuk orang dalam pencarian dari 16 orang yang masih dinyatakan hilang. “Mudah-mudah dari 16 orang dalam pencarian ini, termasuk 10 orang itu, sehingga tinggal enam orang yang masih dicari,” tuturnya.

Mustari juga melaporkan kondisi cuaca di Kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara, dalam keadaan cerah berawan sehingga memudahkan tim melakukan pencarian. Selain itu, sebanyak 10 alat berat dikerahkan untuk membantu pencarian korban.

Dari hasil pencarian Tim Gabungan SAR diantaranya Basarnas, TNI-Polri, Damkar, relawan dan Potensi SAR, pada hari kelima pencarian, korban pertama ditemukan di berjenis kelamin laki-laki di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, selanjutnya dievakuasi ke Puskesmas Baebunta.

Berselang dua jam kemudian, korban kedua berjenis kelamin perempuan juga ditemukan di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, selanjutnya dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Djemma, Kota Masamba.

Dan korban ketiga ditemukan berjenis kelamin perempuan di Desa Meli, Kecamatan Baebunta. Jenazahnya langsung dievakuasi ke RSUD Andi Djemma, Kota Masamba. Untuk status data korban sementara, pukul 17.00 WITA, jumlah korban sebanyak 1.594 orang, selamat 1.542 orang, meninggal dunia 36 orang, dan dalam pencarian 16 orang.

Sebelumnya, bencana banjir bandang air disertai lumpur dan pasir terjadi pada Senin, 13 Juli 2020, sekitar pukul 21.00 WITA. Dampak bencana teridentifikasi di lima kecamatan, yakni Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Malangke dan Malangke Barat.

Data sementara dari BPBD setempat tercatat sebanyak 14.438 jiwa dari total 3.627 kepala keluarga (KK) mengungsi. Sebanyak 4.202 unit rumah warga ikut terdampak, sembilan unit sekolah, 13 unit rumah ibadah terdiri atas 12 masjid dan satu gereja.

“Semua warga terdampak bencana banjir bandang ditampung posko pengungsian dan ada juga menginap di rumah keluarganya,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lutra, Muslim Muhtar, Kamis 16 Juli 2020.

Sementara sampai hari ini laporan yang masuk ke Posko Induk BPBD Lutra terkait data korban yakni pengungsi Kecamatan Masamba berjumlah 7.748 jiwa, Baebunta 5.808 jiwa dan Kecamatan Sabbang berjumlah 927 jiwa. “Kami masih terus berkoordinasi dengan pihak Basarnas untuk terus meng-update data terbaru korban banjir bandang,” ujarnya.

Bantuan terus mengalir dari desa, kabupaten-kabupaten, organisasi-organisasi kepemudaan, keagamaan, dan lain-lain, serta juga dari provinsi, PMI Pusat, dalam hal ini dari mantan Wakil Presiden Yusuf kalla.

Dengan bantuan yang berdatangan sudah tiga hari ini, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani memberikan ucapan tak terhingga atas bantuan-bantuan yang masih berdatangan dan atensi yang sangat luar biasa dari para pejuang kemanusiaan dan solidaritas penderitaan yang dialami Lutra.

Masyarakat yang terdampak banjir bandang itu mengungsi dalam empat hari ini terakhir karena banyaknya rumah warga mengalami rusak berat dan ada yang tertimbun lumpur. Korban banjir itu tersebar di kecamatan-kecamatan terdekat dan di rumah keluarga mereka.

“Kami mengutamakan penyaluran bantuan makanan dan kesehatan sebagai pelayanan dasar agar tidak menimbulkan kerawanan pangan dan serangan penyakit menular,” ujar Muslim Muhtar Kepala BPBD Lutra.

Menurut dia, banjir bandang bercampu lumpur menggenangi rumah-rumah warga yang lebih parah terjadi di Kecamatan Masamba dan di Kecamatan Baebunta Desa Radda, Petambua karena lokasinya dekat dengan sungai. BPBD bekerja sama dengan TNI, Basarnas, Polri, dan relawan-relawan serta Karang Taruna agar penanganan bencana cepat sehingga dapat mengurangi risiko kebencanaan.

Selain itu, pihaknya menyalurkan bantuan logistik kepada warga yang tinggal di posko-posko pengungsian dan dirumah keluarga berupa beras, minyak, gula, mi instan, makanan, makanan camilan, pakaian, selimut, dan susu bayi.

Bupati juga mengapresiasi kepedulian berbagai instansi pemerintah, BUMN, BUMD, perusahaan swasta, media cetak dan online, asosiasi, dan masyarakat umum yang menyalurkan bantuan kepada warga korban bencana alam tersebut.

Korban bencana itu sudah tidak memiliki barang-barang, termasuk pakaian dan beras, perabot rumah tangga akibat diterjang banjir bandang. “Kami berharap warga yang tinggal di pengungsian agar menjaga kesehatan dan menjaga kebersihan agar tidak menimbulkan penyakit,” kata Indah. (ant/red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *