Lampung Utara (SL)-Ketua SMSI Lampung Utara, Ardiansyah menjadi salah satu penyair yang akan mengikuti ajang Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2020 di Kepulauan Riau. Ardiansyah lolos setelah salah satu puisinya masuk dalam antologi Jazirah 5. Pengumuman Tim Kurasi atas Puisi Pimpinan Media Siber www.sinarlampung.co itu diumumkan virtual, Senin 3 Agustus 2020
Penanggungjawab kegiatan FSIGB 2020, atas nama Rida K Liamsi bersama Husnizar Hood, mengtakan Tim kurasi puisi yang akan mengikutsertakan sejumlah penyair dalam ajang Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2020 di Kepulauan Riau menuntaskan seleksi dan pemilihan puisi-puisi yang dianggap layak dan patut untuk dimuat dalam tiga buku antologi puisi dengan tajuk Jazirah 4, Jazirah 5, dan Jazirah 6.
Hal ini diumumkan melalui penanggungjawab kegiatan FSIGB 2020, atas nama Rida K Liamsi bersama Husnizar Hood, tertanggal 30 Juli 2020, di Tanjungpinang, yang disampaikan secara daring pada Senin, 3 Agustus 2020.
“Salam Puisi bertubi-tubi. Akhirnya selesai juga kerja memilih puisi dan penyair yang puisinya akan dimuat dalam tiga antologi puisi bersama dan akan diterbitkan dalam rangka Festival Sastra Internasional Gunung Bintan (FSIGB) 2020,” urai Rida K Liamsi bersama Husnizar Hood, yang diterima sinarlampung.co, Senin, 3 Agustus 2020.
Menurutnya terdapat 570 penyair yang mengirimkan puisinya dengan jumlah 2.400 puisi untuk ketiga antologi tersebut. Adapun tim kurator yang ditunjuk panitia FSIGB 2020, yaitu Rida K Liamsi (Penyair/ Penjab FSIGB 2020), Fatih Muftih (Penjab Halaman Sastra dan Budaya Jembia Harian Tanjungpinang Pos), dan Yuanda Isha (Penyair/pengelola Halaman Yuan/Koordinator Komunitas Fb Sastra Nusatara).
“Tim kurator telah melakukan seleksi dan pemilihan puisi-puisi yang dianggap layak dan patut untuk dimuat dalam ketiga antologi tersebut. Seleksi dan pemilihan ini dilakukan dengan memperhatikan asfek kesesuaian antara puisi dengan tema masing-masing antologi,” terangnya.
Dan khusus untuk antologi Jazirah 5, lanjut Rida K. Liamsi, juga mencermati komitmen dan dedikasi kepenyairan para pengirim puisi dengan menyimak biodata kepenyairan peserta, antara lain ditandai dengan informasi tentang buku puisi tunggal yang sudah dimiliki, atau sudah ikut serta dalam berbagai antologi puisi bersama selama masa kepenyairannya. Serta kegiatan lain dalam perpuisian.
“Untuk antologi Jazirah 4 (empat) yang diperuntukkan bagi penyair yang tahun lalu menghadiri acara FSIGB 2019. Tim kurasi telah memilih puisi-puisinya yang sesuai dengan tema Kembara Rindu dan Padang Lamun. Ada 93 penyair yang dinyatakan lolos,” imbuhnya.
Untuk antologi Jazirah 5 (lima), aku Rida K. Liamsi, tim kurasi bekerja lebih ekstra lama, hampir satu bulan, karena selain jumlah penyair pengirimnya lebih banyak juga karena temanya; Angin, Ombak dan Gemuruh Rindu, telah mengundang para peserta untuk menafsirkannya secara terbuka.
“Puisi-puisinya menjadi sangat beragam dan kaya, sehingga memerlukan waktu untuk mencermatinya. Tim akhirnya memilih 220 penyair dan memilih hanya 1 (satu) puisi dari masing-masing penyair yang akan dimuat dalam antologi Jazirah 5 (lima) tersebut,” jelasnya, seraya menyatakan ada sejumlah nama pengirim yang tidak terpilih.
Disampaikan lebih lanjut, untuk antologi Jazirah 6 (enam) diperuntukkan secara khusus bagi penyair atau pengirim yang berdomisili di Kepulauan Riau. “Tim kurasi memilih 50 penyair dan memilih satu atau dua dan bahkan tiga puisi yang dianggap layak dimuat dalam antologi ini,” beber Rida K. Liamsi.
Ardiansyah, yang juga menjadi satu penyair asal Provinsi Lampung dan berdomisili di Kabupaten Lampung Utara yang puisinya masuk dalam antologi Jazirah 5, menyampaikan rasa syukur atas salah satu karya puisinya yang terpilih untuk mengikuti ajang FSIGB 2020. “Ya, alhamdulillah. Saya merasa senang atas terpilihnya puisi saya untuk masuk dalam antologi Jazirah 5,” ujar Ardiansyah, saat dikonfirmasi, Senin, 3 Agustus 2020.
Dikatakannya, ini memberikan motivasi tersendiri bagi dirinya dan berharap dapat memberikan inspirasi kepada para penulis, khususnya dalam bidang sastra, yang ada di Kabupaten Lampung Utara. (red)
Tinggalkan Balasan