Bandar Lampung (SL)-Puluhan wartawan yang tergabung dalam Wartawan Sulawesi Barat dan Pemerhati Pers (AWAS PHP) di Provinsi Sulawesi Barat menggelar aksi unjuk rasa di Markas Polda Sulbar untuk mendesak polisi segera usut tuntas pembunuhan wartawan Demas Leira di Kabupaten Mamuju Tengah, Senin 24 Agustus 2020.
Dalam aksinya di Markas Polda Sulbar tampak melakukan pelepasan kartu identitas wartawan sebagai bentuk simbolis desakan kepada pihak kepolisian. Koordinator lapangan AWAS PHP Jawaluddin Daeng Paindo, mengatakan wartawan Sulbar mendesak agar Polda Sulbar dapat segera mengungkap dalang pembunuhan wartawan Demas Laira di Mamuju Tengah.
“Kami mendesak Polda Sulbar segera mengambil alih kasus dugaan pembunuhan wartawan di Mamuju Tengah dan mendesak Polda Sulbar membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus tersebut,” katanya.
Ia berharap, Polda Sulbar segera bergerak cepat menangkap pelaku pembunuhan terhadap Demas Laira yang terjadi beberapa hari lalu karena masih berkeliaran. Kepada semua pihak tidak menjadikan wartawan yang bertugas sebagai target kekerasan. “Wartawan bekerja dilindungi oleh undang-undang, sehingga semua pihak harus memahami dengan tidak melakukan kekerasan terhadap wartawan, ini menjadi pelajaran bagi kita semua,” katanya.
Kapolda Sulbar Irjen Pol Eko Budi Sampurno mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan kepolisian, data tersangka pelaku pembunuhan wartawan telah diketahui. Dan meminta, kepada semua pihak dan jurnalis di Sulbar untuk memberikan kepercayaan kepada kepolisian menyelesaikan kasus pembunuhan wartawan Demas Leira ini.
Sikap AMSI
Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), mendesak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengusut tuntas penyebab kematian Demas Laira, yang bekerja sebagai wartawan sulawesion.com Biro Mamuju, media anggota AMSI Sulawesi Utara.
“AMSI mengapresiasi kesigapan aparat kepolisian setempat yang cepat tanggap dan telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Mengevakuasi jenasah ke rumah sakit, membuat surat permohonan autopsi, dan memeriksa sejumlah saksi yang diperlukan demi menyingkap sebab kematian Demas Leira,” kata Ketua Umum AMSI, Wenseslaus Manggut.
AMSI juga mendesak kepolisian Republik Indonesia mengusut hingga tuntas penyebab kematian Demas, memburu para pelaku, menyeret mereka ke muka hukum, serta menelusuri apakah kematian Demas Leira terkait atau tidak, dengan sejumlah kasus yang ditulisnya pada media tempat dia bekerja.
“AMSI mengajak komunitas pers dan masyarakat untuk bersama-sama mengawasi jalannya pengusutan atas kasus ini hingga terkuak penyebab sesungguhnya. Dan, kepada keluarga dan kerabat yang ditinggalkan, AMSI menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya, dan semoga diberi ketabahan atas wafatnya Demas Leira,” ujar Kak Wens bersama Sekjend AMSI Wahyu Dhyatmika.
Sikap AJI
Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus kematian Demas Laira, jurnalis sulawesion.com. Mereka meminta polisi mengusut apakah tewasnya Demas ini berkaitan dengan pemberitaan Demas yang menyoroti dana desa.
“Mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus kematian Demas Laira, termasuk adakah kaitannya dengan pemberitaan Demas, yang menyoroti dana desa di Kabupaten Mamuju,” kata Ketua Umum AJI Abdul Manan, dalam keterangan tertulis pada Ahad, 23 Agustus 2020.
Demas sebelumnya ditemukan tewas di pinggir jalan Desa Tasokko, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, pada Kamis 20 Agustus 2020. Polisi awalnya mengira Demas merupakan korban kecelakaan. Namun, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya indikasi pembunuhan karena diketahui ada sejumlah luka bekas tusukan.
Sebelum meninggal, Demas aktif menulis soal pengelolaan dana desa di Kabupaten Mamuju. Beritanya antara lain, “Aliansi Masyarakat Kakullasan Desak Bupati Mamuju Copot Kepala Desa Kakullasan” yang dipublikasikan pada 5 Agustus 2020, dan “Bantah Pengerjaan Proyek Tidak Sesuai, Kepala Desa Buana Siap Diperiksa Inspektorat” yang dipublikasikan, pada 10 Agustus 2020 di sulawesion.com. (Red)
Tinggalkan Balasan