Soal Arinal Berseragam Jengkol Gubernur Saat Serahkan Dukungan Partai Yuhadi Balas Kritikan Yusdianto dan Nizwar Affandi

Bandar Lampung (SL)-Ketua DPD II Partai Golkar Bandar Lampung Yuhadi meminta akademisi Universitas Lampung (Unila) Yusdianto terhadap Gubernur Arinal Djunaidi, untuk memperdalam ilmu hukum tata negara agar tidak keliru berpendapat di media.

Yuhadi, mengatakan kedatangan Gubernur Arinal Djunaidi saat acara penyerahan rekomendasi terhadap delapan kandidat bakal calon kepala daerah di kantor DPD Partai Golkar Lampung tidak melanggar aturan. Meskipun datang menggunakan kendaraan dinas dan baju dinas. “Sebaiknya pak Yusdianto belajar lagi soal ilmu hukum tata negara, supaya tidak keliru,” kata Yuhadi, Selasa malam 1 September 2020.

Menurut Yuhadi gubernur merupakan ex officio, pembina partai politik di wilayah kepemimpinannya. Partai mana pun yang mengundang baik pada saat jam kerja maupun libur, gubernur boleh hadir menggunakan fasilitas yang dimiliki. Seperti baju dinas dan pakaian dinas.

“Kebetulan, posisi Arinal sebagai gubernur juga merangkap sebagai Ketua DPD Partai Golkar Lampung. Kecuali, gubernur memakai fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Itu baru menyalahi aturan. Sebagai pembina parpol beliau kan harus mengayomi parpol yang ada di Lampung,” katanya.

Sementara terkait pernyataan Nizwar Afandi yang menilai Yuhadi dan kawan-kawan gak nyambung membela Arinal Djunaidi terkait polemik kritik Yusdianto dan Ade Asyari soal pemakaian kendaraan dinas dan seragam gubernur dalam acara Partai Golkar Lampung. Ketua DPD Partai Golkar Kota Bandarlampung H. Yuhadi, justru mempertanyakan Afan, menclusterkan politisi dengan beberapa kelas.

Menurut Yuhadi juga anggota DPRD Bandarlampung ini, namanya politisi itu endingnya eksekutif dan legeslatif. Sementara Afan belum terbukti. Oleh karena itu, suatu yang perlu dipertanyakan bila dia mengklaster politisi. “Pertanyaan saya Afan itu berada di kelas mana?,” kata Yuhadi, Rabu 2 September 2020.

Sebagai kader Golkar, Yuhadi mengharapkan seyogianya sama-sama membesarkan partai bukan saling menyudutkan sesama kader. Apalagi soal uswatun hasanah, tidak mudah seperti yang diucapkan. Orang yang uswatun hasanah (teladan yang baik) itu mempunyai pendirian. Termasuk dalam berpolitik, sehingga bisa diteladani tidak zig zag.

Terkait etika, lanjut Yuhadi, apa yang dikatakan Afan masa iya pakaian dinas di sandingkan dengan pakain petani yang kotor hendak shalat. Secara etik juga menyinggung perasaan petani. “Emang sejauh mana dia tahu bahasan “Aurat Rojuli fi Kaifiyati Shalat,” tanya Yuhadi.

Karena itu, Yuhadi juga menyarankan agar Afan belajar fiqih lagi aja yang benar. Sebagai kader Golkar, yang dikatakan Yuhadi itu, bukan saja membela Arinal sebagai gubernur. “Beliau adalah simbol partai yang harus kita jaga kewibawaannya baik sebagai gubernur maupun sebagai simbol partai dari rongrongan orang yang akan menurunkan elektabilitas Partai Golkar, terlebih dalam menghadapi Pilkada. Sehingga citra partai kami menurun. Kami tidak akan pernah gentar menghadapi rongrongan partai kami,” tandas Yuhadi. (red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *