Tulang Bawang (SL)-Kepala Desa Astra Kesatra Oni Hadi Indarto mengaku kecewa dengan buruknya kualitas pekerjaan Program Padat Karya Tunai (PKT/cash for work) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rp3 Miliar, untuk pembangunan drainase di wilayah jalan Lintas Timur, mulai dari terbangi besar sampai Kampung Astra Kestra Menggala Kabupaten Tulang Bawang.
Kepada wartawan, Oni Hadi Indarto menilai hasil pekerjaan proyek itu tak berkualitas dan mengecewakan warga di wilayahnya. Seharusnya kegiatan itu diprioritas agar berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan daya beli masyarakat desa serta adanya pengelolaan, perawatan, dan pelestarian yang berkelanjutan dengan kualitas yang baik. “Sepertnua proyek itu hanya mencari keuntungan semata,” kata Oni, di Balai Kampung Astra Kesatra, Senin 21 September 2020.
Menurut Oni Hadi Indarto, selaku Kepala Desa Astra Kesatra, Kecamatan Menggala, dia tidak [ernah diberitahu, apalgi dikabari terkait pekerjaan tersebut, sementara proyek itu seharunya melibatkan masyarakat miskin, kaum marginal, penyandang disabilitas, dengan semboyan dari, oleh, dan untuk masyarakat desa.
“Dengan semangat gotong royong yang disepakati dalam musyawarah desa. Harusnya itu yang di Lakukan oleh panitia pelaksana padat karya. Tapi ini kami dikasi tahu saja tidak. Pak menteri dan pak Jokowi harus tau masalah ini. Kami, tidak tahu, harusnyakan mengutamakan prinsip transparan dan akuntabel baik secara moral, teknis, legal maupun administratif kepada semua pihak,” katanya.
Namun, lanjut Oni, yang terjadi berbanding terbalik. “Saya ini kepal desa dan tidak pernah dilibatkan oleh siapapun dalam pekerjaan tersebut. Justru kalo saya tau ada program padat karya maka saya akan tarik dan melakukan kemonikasi dengan pelaksana tersebut. Untuk minta supaya pekerjaan Drainase itu di pindahkan di sebelah kiri yang banyak penduduk nya,” kata Oni.
Oni, berharap, kepada Ny, Deby selaku pengawas di lapangan yang pernah menyatakan akan membongkar kembali jika kualitasnya idak baik, seperti yang tertulis di salah satu media online itu, harus dipertanggung jawabkan. “Temuan itukan jelas. Nah ini yang harus kita dorong guna menjaga kualitas, bukan sekedar Exsen dan asal ngomong saja,” kata Oni.
Oni juga berharap kepada para penegak hukum agar supaya melakukan uji coba Laboratorium, guna memastikan apakah adukan semennya sudah sesuai, “Ini juga saya liat vedio hasil kawan kawan media yang di tunjukan kepda saya. Ini memperihatinkan karna pekerjaan tersebut di timbun dengan tanah. Yang seharusnya pakai adukan semen, bisa di pastikan ada kerugian Negara dalam pekerjaan tersebut,” katanya.
Soal gaji, dan upah pekerja, Oni, mengaku lebih tidak tahu. Karena tidak yang melakukan kordinasi dengan dirinya selaku kepala Kampung. “Sharusnya penentuan upah tersebut berdasarkan hasil musyawarah dengan kami selaku lurah setempat dan harus mengacu pada Peraturan Kepala Daerah,” katanya. (Junai/Red)
Tinggalkan Balasan