Bandar Lampung (SL)-Didi Ferdiana (26), warga RT/RW 007/005, Dusun 2A, Desa Fajar Baru, Jati Agung, Lampung Selatan, ditemukan tewas tanpa pakaian, di tepi jalan depan SPBU Campang Raya, Jum’at 8 Januari 2020, dinihari sekitar pukul 02.00. Dugaan sementara Didi menjadi korban pengeroyokan sekelompok orang. Tim Polresta Bandar Lampung dan Polsek Sukarame masih memburu pelaku.
Korban diduga dianiaya hingga tewas oleh orang tak dikenal. Korban ditemukan tergeletak di tepi jalan depan SPBU Campang Raya itu. Sementara tas pinggang, yang berisi telepon seluler (ponsel) dan identitas lainnya yang sempat dinyatakan hilang ditemukan di bawah kolong mobil yang terparkir di samping SPBU.
Belum diketahui siapa pelaku yang menganiaya korban, dugaan sementar pelaku lebiih dari satu orang. Korban sempat di bawa ke RSUD Abdoel Moeloek, karena tidak ditemukan identitas di tubuhnya. Keluarga korban mengetahui itu jasad Didi, setelah ramai di jadi perbincangan di media sosial. Keluarga kemudian mendatangi rumah sakit, dan memastikan itu jasad Didi. Tak lama kemudian, petugas menemukan tas hitam milik korban berisi handphone dan identitas lainnya.
Seorang saksi mata penemuan barang, Hanif, mengatakan penemuan tas tersebut berawal saat ia bersama rekannya tengah duduk di samping mobil sembari meminum teh. Kemudian ia mendengar suara telepon berdering beberapa kali. “Saya curiga dengan suara dering telepon dari kolong mobil. Sebab, mobil bekas yang terparkir di samping SPBU ini enggak ada orangnya,” ujarnya, Jumat 8 Januari 2020.
Setelah dicek, lanjut Hanif, ternyata ada tas pinggang terselip di ban mobil bagian belakang. Namun, ia bersama rekannya tak berani mengambil tas itu. “Lalu teman saya ini menghubungi Babinsa dan Bhabinkamtikmas setempat. Untuk memeriksa tas yang diduga milik korban,” terangnya.
Tak berselang lama, petugas pun datang untuk mengecek barang temuan tersebut. Mereka mengambil tas dengan menggunakan sarung tangan dan memasukannya ke dalam plastik. Sekarang barang itu sudah dibawa Bhabinkamtikmas. Kemungkinan untuk dijadikan barang bukti,” paparnya.
Sementara itu, kakak korban, Andriani membenarkan bahwa tas pinggang warna hitam merupakan milik adiknya yang tewas karena dianiaya para pelaku. “Itu tas biasa dipakai adik saya. Sekarang barangnya enggak tahu di mana. Tapi katanya sudah dibawa ke kantor polisi,” kata dia.
Ia pun mengetahui adik bungsu tidak lagi bernyawa dari media sosial dan mendapat kabar duka itu dari rekan korban. “Waktu tahu itu adik saya, saya bersama keluarga datang ke rumah sakit,” paparnya.
Dia mengaku terakhir kali bertemu dengan adiknya tadi malam. Saat itu, korban pulang ke rumah namun tidak lama karena korban harus bekerja lagi. Oleh karena itu, ia dan keluarga tidak mempunyai firasat apapun. “Saya dan keluarga enggak ada nfirasat apa-apa. Soalnya adik saya ini kerjanya memang pulang malam terus. Paling kalau ke rumah cuma bentar terus pergi lagi,” katanya. (Red)
Tinggalkan Balasan