Tanggamus (SL) Selama empat bulan Nelayan Tanggamus mengeluh hasil tangkapan ikan di laut teluk semaka menurun.
Nelayan merugi karena biaya operasional utuk melaut tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan. Untuk biaya operasional melaut dalam satu kapal membutuhkan biaya untuk bahan bakar dan konsumsi ABK kapal dari 509 ribu hingga 1juta.
Rohadi dan bersama rombongan nelayan Kota Agung terpaksa pulang dari tengah laut dengan tangan kosong , karena hasil tangkapan ikannya hanyalah sedikit, itupun hanya ikan kecil yang cukup untuk lauk saja.
“Kami berangkat melaut jam 04.30 wib, dan sekarang jam 08.00 kami sudah minggir karena ikan sepi, sedih beberapa hari melaut gak ada hasil cuma ikan kecil dan dikit lagi,” ungkapnya, Jumat 05 Februari 2021.
Lanjutnya, dalam sekali berangkat kami harus mengeluarkan biaya untuk bahan bakar dan konsumsi tidak kurang dari 500 ribu, jadi tekor dan rugi kalau hasil ikan gak sebanding dengan modal.
Untuk menghindari dari kerugian, banyak nelayan di tanggamus libur berminggu-minggu bahkan ada yang lebih dari sebulan seperti yang dilakukan oleh Idrus, buruh nelayan kota agung.
Puluhan kapal dan perahu nelayan mayoritas bersandar di pelabuhan kota agung.guna mengisi waktu luang nelayanpun memperbaiki jaring ikan yang sudah rusak.
“Saya udah seminggu lebih gak melaut karena ikan lagi sepi, gak tau dah 4 bulan ini gak ada musim ikan,jadi untuk mengisi waktu luang saya memperbaiki jaring”. jelasnya kepada sinar lampu.co. di pelabuhan kota agung,Jum’at 05 Februari 2021.
Kuat dugaan sepinya ikan di perairan teluk semaka di sebabkan karena ikan di laut yang bermigrasi di laut teluk semaka tanggamus sangat berkurang dibandingkan dengan tahun lalu.
Berkurangnya ikan yang bermigrasi di laut teluk semaka tanggamus di pengaruhi cuaca buruk dan angin kencang, selain itu juga di pengaruhi banyak nya terumbu karang banyak yang rusak akibat sering masuk nya kapal troll dari luar daerah yang masuk mencari ikan di laut teluk semaka,di samping itu juga tidak sedikit nelayan yang mencari ikan dengan cara menggunakan bom dan racun sianida di daerah terumbu karang tempat berkumpulnya ikan. (Hardi)
Tinggalkan Balasan