Proyek Sanitasi Padat Karya Rp350 Juta di Desa Tanjung Wangi dan Tritunggal Jadi Bancaan KSM

Lampung Timur (SL)-Program Sanitasi Pedesaan Padat Karya di Desa Tanjung Wangi dan Desa Tritunggal, Kecamatan Waway Karya, diduga sarat di korupsi. Pasalnya selain tidak transparan pelaksanaan pembangunan Program Sanitasi Pedesaan Padat Karya, tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB).

Berdasarkan hasil pantauan wartawan dan informasi dilokasi pengerjaan menyebutkan realisasi dana bantuan pemerintah pusat Sebesar Rp350 juta untuk Program Sanitasi Pedesaan Padat Karya, berupa pembangunan individu yaitu septik yang dilengkapi bidang resapan untuk 10 titik Keluarga penerima manfaat. Pembangunan proyek tersebut dikelola oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM/KKM) yang ada di dua desa tersebut.

Namun ironisnya sanitasi itu dikerjakan tidak sesuai dengan Spek, dan dibuat asal asalan.  Sementara pengakuan tukang, mereka di bayar Rp5-6 juta untuk setiap titik pekerjaan. Sementara idealnya untuk material pasir 2 mobil, besi cor 8mm 70 batang besi cincin 6mm 25 batang, batu spirit 2 kubik, semen 45 sak, triplek 12 lembar kayu kasau 1 kubik dan pipa 4in 8 batang, “Kami dapat upah tukang dan kernet Rp5-Rp6 juta untuk setiap satu titik pekerjaan,” Kata Kepala tukang Isman Ali, di Desa  Tanjung.

Menurut Ismail Ali, perkiraan untuk beli material harga normal dan ongkos tukang dan kenek, harusnya sekitar Rp19 sampai Rp20 juta. “Masalah RAB saya gak tau pak. Saya kerja cuma di kasih gambar ukuran saja saya gak pernah liat atau pegang RAB nya mas. Mungkin bisa tanya langsung saja kepada pak Kuswanto ketuanya,” kata Isman Ali.

Ironisnya Kepala Desa yang ketempatan proyek desa dari pusat tersebut mengaku tidak tahu jika ada proyek itu di Desanya. “Saya malah tidak tau soal program tersebut. Saya selaku kepala desa tidak ada kaitannya di dalam kerjaan itu mas. Nanti saya coba hubungi Kus selaku KSM/KKM agar ngantor dan bisa bertemu,” kata Kadesa.

Sementara Ketua KSM/KKM dua desa tersebut Kuswanto dan Miswanto cs saat akan di konfirmasi tidak pernah ada di kantor bahkan dirumah pun tidak pernah bisa di temui. Bahkan dihubungi melalui telephon pun tak direspon.

Warga sekitar di dua desa tersebut mengatakan seharusnya proyek itu bisa dikerjakan dengan baik. “Kami berharap Intansi yang terkait supaya turun tangan. Penegak hukum bisa turun tangan menindak lanjuti penyimpangan dan dugaan korupsi dalam pengerjaan tersebut,” kata Minah, warga Tanjung wangi. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *