Ajak Ibu Kandung Nunik Minta Kyai Slamet Berbohong di KPK, Ini Cara Nunik Tagih Mahar ke Mustafa

Bandar Lampung (SL)-Wakil Gubernur Lampung Chununia Chalim alias Nunik pernah memaksa mantan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lampung Tengah Slamet Anwar alias Kyai Selamet, untuk berbohong di hadapan penyidik KPK, dengan mengakui bahwa menerima sejumlah uang dari Midi Ismanto sebagai uang hutang piutang pembayaran saksi, dan biaya tukang bangunan Kantor PK Lampung Tengah.

”Saya dapat fitnah dari Midi mendapatkan uang Rp1,150 milyar, Tapi uang yang Rp150 juta itu transaksinya adalah hutang piutang 2014, karena mas Midi tidak membayarkan saksi. Maka saya yang membayarkan saksinya terlebih dahulu, yang kemudian sisanya untuk membayarkan tukang dalam pembangunan DPC PKB Lamteng,“ kata Slamet dalam kesaksian di PN Tanjung karang, Kamis 22 April 2021.

Nunik, kata Slamet menyampaikan kepada dirinya jika dia (Kyai Slamet,Red) nanti dipanggil KPK, Slamet diminta mengatakan untuk mengakui saja uang Rp150 juta itu untuk membayar saksi PKB saat Pileg 2014 dan membayar tukang di kantor PKB Lampung Tengah.

Namun Slamet menolak permintaan Nunik tersebut. “Saya intinya menolak, namun bu Chusnunia sempat meyakinkan saya, jika saya mangakui itu tidak akan menjadi masalah. Namun saya tetap tidak bersedia,“ katanya.

Kemudian, lanjut Slamet, pada bulan Maret tahun 2019, Nunik kembali datang menemui dirinya bersama ibu kandungnya ke rumahnya yang ada di Lampung Tengah. “Dia (Nunik) kembali menemui saya bersama Ibu kandungnya. Namun saya tetap tidak mau, karena saya merasa tidak menerima uang tersebut,“ ucapnya

Bahkan, kata Slamet, Nunik juga mengutus Muslim Ansori untuk meyakinkan dirinya, dan agar mau menuruti permintaan Nunik. “Muslim Ansori bilang, tolong bantu Mbak Nunik lakuin aja yang diminta. Orang saya gak nerima, kalau ada utang piutang silakan dengan Mas Midi,“ terang Selamet mengulang ucapan Muslim Ansori.

Selanjutnya, JPU KPK membacakan BAP No 32 milik Selamet. Dalam BAP Slamet menyebutkan, ”Awalnya saya tidak mengerti dengan uang sejumlah Rp150 juta yang diserahkan oleh Midi Ismanto kepada Nunik. Namun saya pernah di minta oleh Nunik untuk mengakui bahwa saya yang menerima Rp150 juta tersebut, yang mana Chusnunia Chalim memiliki hutang piutang dari Midi dan saya diminta untuk akui menerima uang Rp150 juta sebanyak tiga kali, langsung sebanyak dua kali di minta oleh Chusnunia Chalim dan satu kali melalui muslim Ansori,“ ungkapnya

JPU KPK Taufiq Ibnugroho juga mempertegas soal pemberian uang pembayaran saksi dan upah tukang bangunan Kantor DPC PKB tersebut kepada Slamet Anwar. ”Saya tidak pernah membayarkan upah kepada tukang maupun untuk membayarkan  saksi pada pilek 2014 dan tidak pernah menerima uang Rp150 juta,“ ujarnya.

Selamet Beber Cara Nunik Tagih Mahar Mustafa

Mantan Ketua DPC PKB Lampung Tengah Slamet Anwar juga membeberkan cara Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim alias Nunik memerintahkan dan menagih uang mahar rekomendasi PKB ke Mantan Bupati Lampung Tengah Mustafa. Hal ini terungkap dalam sidang sidang suap dan gratifikasi Mantan Bupati Lampung Tengah Mustafa di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Kamis 22 April 2021.

Slamet menjelaskan, awalnya ia diperintahkan Nunik menemui Mustafa untuk menanyakan apakah ingin diusung PKB dalam pemilihan gubernur Lampung tahun 2018 atau tidak. Kalau serius, Mustafa diminta datang ke Gedung Anshor bersama Slamet.

Kemudian, ia menemani Mustafa datang ke Gedung Anshor untuk bertemu dengan Sekretaris Gerakan Pemuda (GP) Ansor Lampung Muhidin Tohir dan Khidir Ibrahim. Namun ia tak tahu apa yang dibahas, pasalnya ia menunggu di luar. “Satu bulan kemudian, Mustafa bertanya ke saya, bagaimana Nunik serius gak? Saya jawab siap. Kemudian Khidir nelpon saya minta menyampaikan dua pesan ke Mustafa,” katanya.

“Saya tanya, sanggup gak sama nominalnya, kapan bisanya. Mustafa jawab jangankan duit belahan jiwa juga saya berikan. Saya gak tau nominalnya, saya cuma disuruh menyampaikan dua pesan itu,” tambahnya.

Setelah itu, Midi Iswanto menghubungi Slamet agar tidak berkomunikasi dengan Mustafa. Namun, ia pernah menghubungi Mustafa untuk memastikan apakah uang mahar tersebut sudah diserahkan atau belum. Ia melanjutkan, setelah ada kabar kalau rekomendasi PKB yang awalnya untuk Mustafa dan dialihkan ke Arinal Djunaidi-Nunik, sempat terjadi perpecahan di tubuh PKB.

Bahkan, Khaidir Bujung sempat ingin membuang uang mahar mustafa ke muka Nunik. “Kalau gak ada rekomendasi gw taburin uang ini di depan muka Mbak Nunik, itu kata Bujung. Waktu itu udah panas, saya denger Rp14 miliar untuk mahar itu,” katanya.

Kemudian, Ketua DPC PKB tanpa Ketua DPC Lampung Timur Ahmad Basuki berkumpul melakukan rapat pleno untuk menyatakan tetap mendukung Mustafa. Saat itu, Slamet mengaku mendapat telepon dari Nunik agar tak ikut campur. “Saya dapat telpon dari Nunik, bilang gak usah ikut ikut rapat rapat apa, setelah itu saya pulang duluan. Saya ditelpon lagi disuruh balik,” ujarnya.

Usai pleno, lanjutnya, masing-masing Ketua DPC yang hadir menerima Rp25 Juta. Ini juga diakui Mantan Sekretaris DPW PKB Lampung Okta Rijaya yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPW PKB Lampung.

Okta mengaku awalnya yak tahu menahu soal mahar politik Mustafa. Ia baru tahu belakangan dari Midi dan Khaidir Bujung bahwa Mustafa memberikan mahar Rp18 Miliar. “Selain dibagi itu (Rp25 Juta), saya tidak tahu uang itu dipakai untuk apa. Saya menerima Rp25 Juta lagi saat di Jakarta untuk operasional setelah tanda tangan rekomendasi awal. Sudah saya kembalikan ke KPK,” katanya. (Red)

Comments

Satu tanggapan untuk “Ajak Ibu Kandung Nunik Minta Kyai Slamet Berbohong di KPK, Ini Cara Nunik Tagih Mahar ke Mustafa”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *