RSUD HM Ryacudu Terancam Bangkrut Hutang Vendor Obat Rp7 Miliar Pendapatan Rp1,3 Miliar Dengan Pengeluaran Rp3 Miliar?

Lampung Utara (SL)-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) HM Ryacudu Lampung Utara (Lampura) diduga mengalami krisis keuangan. RS kebanggaan Pemda Lampung Utara ini memiliki utang warisan Rp7 miliar kepada 23 vendor obat-obatan. Kini RS tak mampu membeli obat-obatan dan stok makin berkurang sejak sebelum lebaran. Bahkan kini berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan,

Direktur RSUD Ryacudu Sri Haryati membenarkan kondisi hutang rumah sakit tersebut. “Kami telah berupaya mengangsur utang sebesar Rp1 miliar kepada 9 vendor,” kata Sri Haryati,  kepada wartawan, Jumat 28 Mei 2021

Menurut Sri Haryati, yang didampingi Kepala Bagian Tata Usaha, Sri Andini, pihak vendor dapat kembali mencukupi stok obat jika pihak RSUD paling tidak membayar setengah dari utangnya. “Sementara di sisi lain, pendapatan RSUD hanya sebesar Rp1,3 miliar setiap bulannya,” katanya.

Ketimpangan antara pendapatan dan utang ini pada akhirnya menyebabkan RSUD tidak dapat memberi pelayanan maksimal. Apalagi, pendapatan juga jauh dari kata ideal jika dibandingkan pengeluaran RSUD per bulannya. “Idealnya pendapatan RSUD itu Rp3 miliar karena itulah besaran biaya maksimal pengeluaran,” katanya.

Untuk solusinya, lanjur Sri Hartati, manajemen RSUD telah berupaya meminta bantuan Pemkab Lampung Utara untuk mengatasi persoalan itu. Karena, Sri khawatir tanpa bantuan pemerintah maka pelayanan RSUD akan terus terseok-seok dan akan jatuh ke titik kritis. “Pemkab siap membantu tapi menunggu hasil audit Inspektorat atau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),” katanya. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *