Pesawaran (SL)-Berdasarkan data BPS pada tahun 2020, sektor pertanian Kabupaten Pesawaran memberikan kontribusi positif terhadap PDRB sebesar 23,64 persen. Sektor pertanian Pesawaran adalah sektor yang paling mampu bertahan terhadap pandemi saat ini dengan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Lampung.
Hal itu di sampaikan Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona saat diskusi virtual program Bupati menyapa Senin 7 Juni 2021, malam. “Subsektor tanaman pangan komoditas padi dan jagung masih menjadi unggulan,” Kata Dendi pada diskusi yang dipandu moderator Rahmawati.
Untuk hortikultura, lanjut Dendi, tanaman cabai pada 2020 menjadi komoditas andalan. Dengan luas lahan mencapai 1.149,75 hektar, para petani cabai di Pesawaran mampu menghasilkan sekitar 5.304 ton pertahun. Kendati demikian, masih terdapat permasalahan klasik yang sampai saat ini masih terus dicari solusinya. “Ketersedian pupuk subsidi selama ini menjadi masalah klasik. Maka dari itu, ketergantungan petani terhadap pupuk kimia harus diubah dengan pemanfaatan pupuk organik,” ujar Dendi.
Dendi menjekaskan berbagai strategi dalam menjadikan sektor pertanian menjadi sektor unggulan di Pesawaran.
Pertama penguatan ekonomi keluarga melalui program pangan lestari. Bagaimana menjadikan lahan tidur yang tidak produktif yang ada dirumah untuk dimanfaatkan menjadi sumber pendapatan rumah tangga.
Kedua, pengembangan petani millenial. Bagaimana mendoktrin para pemuda untuk terjun ke bidang pertanian dengan dukungan teknologi seperti hidroponik. “Petani milenial dapat menjual hasil tanaman hidroponik dengan digitalisasi saluran pemasaran, bekerjasama dengan berbagai petani hidroponik lainnya. Hal ini akan menambah penghasilan petani millenal,” ujar dia.
Ketiga, budidaya tanaman jenis baru yakni Porang. Potensi ini seharusnya dapat dijadikan sebagai peluang petani modern. Namun, tentunya dibutuhkan teknologi yang dapat mengelola porang dengan tepat dan higienis
Keempat, memanfaatkan tanaman buah untuk dijadikan tempat agrowisata. Potensi buah ini menjadikan dua sisi mata uang. Pertama sisi hasil buah yang dapat dijual ke pasar dan kedua dapat dijadikan kawasan agrowisata.
“Seperti agrowisata melon dan jeruk di Kecamatan Negeri Katon, Tegineneng, dan Teluk Pandan,” ungkap Dendi.
Selain itu, sektor kemudahan permodalan juga sangat dibutuhkan para petani. Bank-bank nasional dan lokal seperti BRI, BNI, dan Bank Lampung harus memberi dukungan dengan mengucurkan kredit usaha rakyat (KUR).
Dendi berharap pandemi jangan dijadikan sebagai musibah. Justru pertanian adalah sektor yang memiliki peluang terbesar. “Tanaman yang paling rasional saat ini adalah buah-buahan. Tentunya dengan sentuhan kreatifitas, menjaga stabilitas harga, dan menyediakan saluran pemasaran dengan konsep digitali,” ujar dia.
Selain itu, Kecamatan Tegineneng bisa dijadikan kawasan industri pertanian yang jelas sangat mendukung pertanian Pesawaran. Apalagi Presiden RI Joko Widodo telah mencanangkan kawasan tersebut sebagai zona industri pertanian.
“Adanya kawasan ini, nantinya komoditi seperti jagung tidak lagi dimonopoli. Perusahaan pengelola singkong juga akan masuk, tentunya akan menjadikan harga semakin kompetitif. Mohon doanya agar kawasan ini cepat terwujud. Jangan lupa harus tetap menjaga prokes karena pandemi ini belum berakhir, jaga diri jaga keluarga dari pandemi,” pungkasnya.
Hadir Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Irwan Syukri Banuwa sebagai narasumber. Tema diskusi kali ini adalah “Pertanian sebagai Penyangga Perekonomian di Masa Pandemi.
Menurut Irwan Syukri Banuwa, pandemi berdampak terhadap banyaknya tenaga kerja yang dirumahkan. Hal ini justru berdampak meningkatnya produksi pertanian di desa akibat tidak adanya ketersediaan lapangan pekerjaan.
Data menunjukkan bahwa Pesawaran adalah salah satu sentra sektor hasil pertanian seperti padi, jagung, kakao.
“Pesawaran tetap eksis berproduksi menjadi penyangga pertanian dan lokomotif lumbung pangan,” harap Prof Wawan, sapaan akrabnya.
Selain itu, diperlukan berbagai startegi baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi, serta menerapkan diversifikasi pangan.
“Pertumbuhan sektor pertanian bisa dilakukan generasi milenial dengan melakukan efisiensi dan diversifikasi sehingga tidak menutup kemungkian Pesawaran menjadi lokomotif pertanian terutama di Provinsi Lampung,” tukasnya. (Red)
Tinggalkan Balasan