Palembang (SL)-Memasuki musim kemarau, Polda Sumtera Selatan melakukan tindakan pencegahan dan penanganan yang serius dan segera sebagai bentuk dan tanggung jawab tugas dalam menghadapi karhutla di provinsi Sumsel yang memiliki kawasan hutan sekitar 3,5 juta hektare.
Hal itu dikatakan Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Dr Eko Indra Heri S, MM, melalui Kabidhumas Polda Sumsel Kombes Pol. Drs Supriadi, MM, Rabu 16 Juni 2021.
Menurut Supriadi, ada 10 kabupaten dan kota yang memiliki potensi terjadinya karhutla yakni Kota Palembang, Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Muara Enim, OKU Timur, Lahat, Musirawas dan Kabupaten Musirawas Utara.
“Langkah yang diambil untuk menanggulangi karhutla adalah dengan kesiapan Polda Sumsel dengan menggelar perlengkapan, kendaraan serta personel Satgas Karhutla sehingga apabila terjadi kebakaran hutan dan lahan dengan cepat dan sigap para petugas serta peralatan/kendaraan dinas yang sudah disiapkan dapat bergerak dengan cepat untuk menuju lokasi kebakaran dan melakukan pemadaman api,” kata Supriadi.
Selain itu, pihaknya juga akan melakukan penyebaran maklumat larangan membakar lahan dan hutan pada musim kemarau, sosialisasi dan mitigasi bahaya kebakaran hutan dan lahan di wilayah hukum Polda Sumsel
Untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan karhutla, pihaknya bersinergi dengan BPBDProvinsi, Kabupaten/Kota, Babinsa dan Masyarakat Peduli Api di masing-masing wilayah.
“Semoga upaya pencegahan dan penanggulangan karhutla dapat berjalan dengan maksimal sehingga Sumsel dapat terhindar dari bencana kabut asap yang dapat menimbulkan gangguan berbagai aktivitas dan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Jumlah titik panas (hotspot) yang terdeteksi di Provinsi Sumatera Selatan mulai meningkat seiring berakhirnya musim hujan sehingga masyarakat diminta mewaspadai kebakaran hutan dan lahan. Data Dinas Kehutanan Sumsel dari pantauan satelit LAPAN, Kamis, mencatat jumlah hotspot sejak 1 Januari hingga 27 Mei 2021 mencapai 333 titik di seluruh kabupaten/kota, kecuali Kota Lubuklinggau dan Palembang.
Jumlah hotspot pada periode 1-27 Mei 2021 mencapai 134 titik, lebih tinggi dibanding periode April sebanyak 122 titik, Maret 2021 (49 titik), Februari 2021 (17 titik), dan Januari 2021 (11 titik).
Kabupaten OKI Paling banyak ditemukan hotspot, yakni 76 titik, disusul Musi Banyuasin (43 titik), Lahat (42 titik), Banyuasin (38 titik), PALI (37 titik), Musi Rawas (25 titik), dan Ogan Ilir (17 titik).
Terpisah, Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori mengatakan, ada peningkatan dibanding sebelumnya, namun masih terbilang aman. “Memang ada peningkatan sedikit, tapi masih aman,” katanya.
Namun menurutnya, salah satu hotspot di Ogan Ilir menimbulkan kebakaran lahan seluas dua hektare di sisi Jalan Tol Palembang-Indralaya (Palindra) KM 15 Desa Sri Banding pada selasa malam 15 Juni 2021.
Kebakaran lahan tersebut berlangsung selama lima jam dan berhasil dipadamkan tim gabungan TRC BPBD Ogan Ilir, manggala agni, Polres Ogan Ilir dan masyarakat peduli api Desa Sri Banding. “Kebakaran terjadi di area semak belukar lahan gambut,” ujar Ansori.
Dirinya meminta Personel satgas bersiaga dan masyarakat diminta waspada dengan kondisi cuaca kering yang mulai melanda sebagian wilayah Sumsel seiring masuknya musim kemarau. (Sudir NK)
Tinggalkan Balasan