Nanda Apriyanto Butuh Perhatian Khusus Dari Pemerintah Kabupaten Tanggamus

Tanggamus (SL)-Pemuda 25 tahun itu bernama Nanda Apriyanto, putra pasangan Irin dan Rodiyati warga Pekon Antar Brak Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus butuh perhatian khusus.

Pemuda ini disabilitas jenis Parkinson sejak lahir membuatnya terkadang menjadi sasaran bullying teman-teman di Kampungnya hingga ia tidak berani melanjutkan sekolahnya.

Disabilitas yang disandangnya adalah gangguan motorik pada kedua tangannya yang membuat tangannya selalu bergetar sehingga susah memegang benda.

Mirisnya, hingga usianya beranjak dewasa ia tidak pernah dipernah melihat ayah ibunya bahkan ia ditinggalkan setelah divonis penyakit tersebut, beruntung kasih sayang sang paman Lamhari dan bibinya Siti Suriah menegarkan hidup hingga usia ini.

Bahkan demi berbakti kepada paman dan bibinya, ia ingin bekerja untuk mereka. Namun apalah daya kaki yang menopang tubuhnya juga tidak kuasa.

Pun demikian, selagi nafasnya masih berhembus ia akan terus berdoa kepada ayah ibunya walaupun sekedar melihatnya telah dewasa.

Kepada Allah, SWT. Tuhan Yang Maha iapun selalu berdoa untuk kesehatan paman dan bibinya, yang telah mencurahkan kasih sayang hingga ia tegar.

Kini nanda berharap bantuan kepada pemerintah untuk memperhatikan kondisi dirinya demi membantu mengurangi beban keluarga yang merawatnya, sebab selama ini baru sekali ia menerima bantuan beras 10 kilogram.

Ditemui dikediamannya, Lamhari selaku pamannya mengatakan bahwa Nanda Apriyanto dirawatnya sejak bayi, dengan kondisi disabilitas.

“Saya rawat sejak bayi. Orang tuanya pindah ke Lampung Tengah. Dia bisa bicara sedikit. Dia juga enggak sekolah cuma mengaji,” kata Lamhari, Senin 21 Juni 2021.

Lamhari mengaku, bahwa orang tua Nanda tidak pernah memberikan walaupun sekedar uang jajan kepadanya. Hal sama juga pemerintah yang baru sekali membantu beras 10 kilogram.

“Orang tuanya belum pernah kirim uang, kalo pemerintah sudah pernah sekali beras 10 kilogram,” jelasnya.

Nanda yang didampingi Kepala Pekon Antar Brak dan pamannya saat ditanyakan apakah berharap bantuan pemerintah, bibirnya berucap malu. Namun akhirnya ia berucap.

“Mau duit,” ucap bibirnya dengan tersipu.

Ketika ditanyakan apakah dia berniat untuk sekolah, kembali Nanda tersipu dia mengaku malu karena sudah dewasa. “Malu udah gede, udah 25 tahun,” tandasnya. (Hardi)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *