Bandar Lampung (SL)-Laporan anggaran Rp30 Miliar yang dikelola Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung diduga tidak rasional. Pasalnya, banyak dana yang digunakan tidak sesuai dengan logika.
Komisi V DPRD Lampung mencatat, tiga kejanggalan dengan anggaran dengan nilai fantastis, yaitu loundry pakaian atlet Rp172 juta, konsumsi Rp3,8 miliar, dan rapat sekret Rp100 juta.
Anggota Komisi V DPRD Lampung Budhi Condrowati mengatakan, dalam laporan pertanggungjawaban KONI Lampung tahun anggaran 2020 memiliki tiga kejanggalan atau penggunaan anggaran yang fantastis atau tidak rasional.
Tiga kejanggalan tersebut yakni satu anggaran laundry (cuci) pakaian atlet yang mencapai Rp172 juta. Kedua, konsumsi selama enam bulan (Januari sampai Mei) menghabiskan Rp3,8 Miliar, ketiga biaya rutin atau biaya rapat sekretariat mencapai Rp 100 juta.
“Anggaran laundry di bulan Januari-Februari mencapai 36 juta, lalu Maret-Mei 99 juta dan Juni 37 juta tetapi dibuku ini yang sudah terpakai 161 juta untuk biaya laundry. Laundry apa aja kok bisa biayanya fantastis,” kata Budhi, dalam RDP di Ruang Komisi V DPRD Lampung, Rabu 30 Juni 2021.
Kemudian, kata Budhi, untuk Extra Fooding atau konsumsi atlet selama lima bulan (Januari- Mei 2021) mencapai 3.8 miliar. Tetapi jika dihitung berdasarkan data ini misalnya 135 kotak x 135000 x 27 hari itu jumlahnya Rp492 juta bukan Rp3,8 Miliar.
“Kok bisa 492 juta jadi 3,8 Miliar di laporan. Anggaran ini tidak rasional untuk nasi kotak masa segitu tolong dijelaskan untuk apa-apa. Kemudian rapat sekretariat bisa Rp100 juta ini juga fantastis, coba coba dijelaskan apalagi ini ditengah pandemi Covid-19,” katanya.
Ketua Bidang Umum KONI Lampung Arbain Semendawai mengaku untuk anggaran yang dikeluarkan tersebut memang sesuai dan memang anggaran tersebut diperuntukkan untuk 140 atlet Lampung.
“Pertama saya menyampaikan laundry ini memang diperuntukan untuk 140 atlet mulai dari laundry pakaian pribadi bahkan pakaian olahraga jadi sesuai karenakan mereka disuruh fokus untuk PON makanya untuk pakaian di laundry,” ujarnya.
Sedangkan untuk Ekstra Fooding atau konsumsi atlet selama lima bulan memang mencapai Rp3.8 miliar dan itu diperuntukkan untuk makan dan minim atlet (mulai dari makan pagi, siang, malam) serta buah-buahan dan susu.
“Pengadaan konsumsi dilakukan secara langsung yaitu dengan cara penunjukan langsung pihak ketiga yang melakukan pengadaan konsumsi dan itu ganti-ganti pihaknya supaya atlet tidak bosan dan iya memang segitu biayanya,” katanya.
Lalu, biaya rapat yang menghabiskan biaya Rp100 juta itu juga digunakan untuk rapat atlet yang berprestasi yang ada di cabang-cabang olahraga. “Uang itu digunakan untuk rapat bidang cabang olahraga terkait rapat atlet prestasi dan itu memang mencapai 100 juta,” kata Arbain.
Ketua Komisi V DPRD Lampung Yanuar Irawan mengatakan, anggaran ini harus digunakan sebaik-baiknya dan sesuai dengan prestasi yang dicapai.
“Jadi jangan sampai biaya besar tetapi prestasi yang ingin dicapai tidak tercapai dan sepanjang anggaran ini untuk kebutuhan atlet kita support, misalnya rapat-rapat itu tadi yang menghabiskan anggaran banyak dikurangilah karena kan kalau dananya bisa digunakan untuk atlet ya ke atlet sajalah biar bisa dicapai target kita,” katanya. (Red)
Tinggalkan Balasan