Bandar Lampung (SL)-Keluarga almarhum Dede Saputra, bos Dede Cell Gisting, Tanggamus, mengapresiasi kerja Sat Reskrim Polres Tanggamus yang telah berhasil menangkap pelaku pembunuhan sadis tersebut. Terkait motif cinta segitiga sejenis, kerabat korban mengaku tidak tahu soal itu. Karena dalam kehidupan hari hari korban dan para pelaku normal normal saja. Polisi masih memburu kemungkinan tersangka lainya.
BACA: Pembunuh Bos Dede Cell Gisting Ditangkap, Ada Dugaan Hubungan Cinta Segitiga Sejenis
Sepupu korban Agus Muhni mengatakan keluarga besar memgucapkan terimakasih kepada kepolisian yang sudah mengungkap kasus itu. “Kami apresiasi kepolisi yang berhasil mengungkap kasus ini. Terimakasih sudah kerja keras menangkap pelaku. Kami juga tidak menyangka jika para pelaku justru teman dekat korban,” kata Agus via whatshapp.
Menurut Agus selama ini keluarga hanya tahu jika kedua pelaku Syahrial Aswat dan Bakas Maulana alias Alan adalah mitra Dede dalam berbisnis. Keluarga sangat kaget dan tak menyangka kedua pelaku ternyata orang yanv pernah lama bekerja dan berbisnis hingga membangun Dede Cell bersama korban. “Kedua pelaku ini dulu kerja sama dengan korban. Setelah korban menikah dan mau punya anak, pelaku ini jarang dipanggil bekerja lagi,” kata Agus.
Hubungan Dede dan Syahrial sambung Agus, berlangsung sebelum Dede membuka konter sendiri. Perihal ada hubungan khusus antara korban dan pelaku, Agus mengatakan keluarga tidak mengetahuinya. “Pihak keluarga ngak mengatuhi ada hubungan tertentu dengan tersangka. Pernah sekali kali ditanya kenapa tersangka ngak ikut kerja lagi. Dede menyebutkan tersangka sudah tidak baik kerjanya,” kata Agus.
Dede dan Syahrual itu, kata Agus, sudah akrab dan menjalin kerjasana sejak masih bujang, baru kemudian ada Bakas Maulana atau Alan. “Sya itu kawan lamanya. Keluarga juga tahu, tapi karena sempat ketahuan maling dia diberhentikan. Sementara Al itu baru kenal,” kata Agus.
Jenazah Dede dikebumikan di Sinar Banten, Talang Padang, Tanggamus, Selasa 13 Juli 2021 sekitar pukul 19.00 WIB. Dari hasil otopsi di RS Bhayangkara Bandar Lampung, kata Agus, ada empat lubang yang menembus jantung.
“Dari rongga tulang dada, yang diketahui menyebabkan kematian. Ternyata saat jenajah tiba teman dan kerabat korban banyak yang menyambut, karena korban dikenal supel dan baik. Bisa jadi pembunuhan itu berencana dan tidak sepontan dilakukan pelaku atas dendam atau sakit hati,” kata dia.
Informasi sinarlampung.co menyebutkan Syahrial Aswat masih kerabat (keponakan istri,red) mantan pejabat tinggi kepolisian di Polda Lampung dengan pangkat Jenderal. “Iya dia masi keluarga tokoh di Lampung. Udah pensiun, ponakan dari iatri. Kayaknya ga mungkin, Syahrial itu sebentar lagi mau nikah. Anaknya baik, penurut rajin. Kok Bisa ya,” ujar teman pelaku terheran heran. (Red)
Tinggalkan Balasan