Ketua MUI Labuhan Ratu Utara Tewas di Bunuh Pekerja Kebun Sawit Yang Tidak Terima Dinasehati

Medan (SL)-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara, Aminurrasyid Aruan ditemukan tewas dengan kondisi mengenaska bagian telapak tangan dan kepala penuh luka bacokan. Korban ditemukan tersujud di siring, di Jalan Panjang Bidang, Kelurahan Gunting Saga, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labura, Selasa 27 Juli 2021, pukul 17.30 WIB.

“Ya Allah, tercincang gitu badannya. Ya Allah putus kepalanya itu. Astagfirullah Aladzim,” ucap wanita dalam video berdurasi 43 detik tentang peristiwa tersebut yang beredar di beberapa grup whatsapp wartawan.Sang wanita juga menyebutkan nama Anto sambil mengatakan pembacokan korban berkali-kali pada kepala dan tangannya.

Motor korban ditemukan tak jauh dari lokasi korban. Motif kasus penyerangan kepaada Ustadz Aminnur Rasyid oleh seseorang dengan golok saat sedang mengendarai sepeda motornya itu masih dalam penyelidikan kepolisian.

Informasi motif pembunuhan masih simpang siur. Dari informasi dilokasi kejadian ada yang menyebutkan akibat serangan tersebut, tubuhnya sampai terperosok ke dalam parit dalam posisi bersujud, dan separu telapan tangan sang Ustadz juga putus.

Warga setempat mengatakan, peristiwa itu bermula saat Ustaz Aminnur Rasyid yang menegur pelaku, karena tidak mau hadir di setiap pengajian dan hajatan. Pelaku A tidak terima teguran itu, dan akhirnya menyerang Sang Ustadz saat pulang dari kebun sawitnya dengan mengendarai sepeda motor.

Tetapi informasi lagi lain menyebutkan, pelaku tidak terima karena dituduh mencuri sawit milik ustadz. Lantaran tuduhan itu, pelaku membacok ustadz.

Dalam hitungan jam, Polisi telah meringkus pria bernama Suprianto alias Anto Dogol (35) yang diduga membunuh Ketua Majelis Ulama (MUI) Labuhanbatu Utara (Labura) Aminurrasyid Aruan itu. “Pelaku sudah diamankan tadi malam,” kata Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan, Rabu 28 Juli 2021.

Anto Dogol nekat menghabisi Aminurrasyid Aruan karena sakit hati setelah ditegur mencuri sawit di kebun milik korban. “Korban meminta agar pelaku tidak lagi mencuri sawit di kebunnya. Karena korban sudah sering kehilangan buah sawit. Jadi pelaku sakit hati dengan ucapan korban. Tapi ini masih kita dalami lagi,” kata Kapolres.

Tak terima ditegur korban, Anto Dogol lantas menyiapkan kelewang. Dia mendatangi rumah korban. Anto menyerang korban bertubi-tubi. Korban tewas seketika dengan sejumlah luka sabetan di tubuhnya. “Pelaku menyiapkan kelewang dari rumahnya untuk menganiaya korban,” ujarnya.

Saat penangkapan, pelaku sempat ingin direbut warga untuk dihakimi. Ratusan warga ikut menghakimi pelaku sampai polisi terpaksa mengeluarkan senjata dan melepaskan tembakan. Pelaku yang tanpa baju dan hanya bercelana pendek warna merah itu, dibawa polisi di tengah kerumunan warga.Warga ada yang berteriak bakar dan ada pula yang mengumandangkan adzan. Warga tampak sangat marah terhadap pelaku.

Deni Kurniawan mengungkapkan, pelaku membunuh korban karena sakit hati. “Motif pelaku karena sakit hati ketika dinasihati korban untuk tidak mencuri sawit di ladang miliknya,” kata Deni

Deni mengungkapkan, nasihat serupa juga kerap disampaikan korban kepada pelaku, bahkan ketika sehari sebelum pembunuhan. Namun, karena tak terima dinasihati, pelaku kemudian merencanakan pembunuhan. “Semua alat bukti yang kami dapatkan menguatkan peristiwa itu sudah memang direncanakan oleh pelaku,” ujarnya.

Dari pemeriksaan, lanjut Kapolres, diketahui bahwa beberapa kali pelaku diminta tolong untuk memanen sawit di ladang milik korban. Pelaku merupakan buruh tani lepas yang bekerja memanen sawit atas permintaan pemilik ladang. Anton Dogot dijerat dengan Pasal 340 KUHPidana subsider Pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman mati. (red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *