Buruh dan Karyawan PT Gunung Madu Unjukrasa Dua Hari Produksi Giling Terhenti

Lampung Tengah (SL)-Ribuan buruh PT Gunung Madu Plantation (GMP)  melakukan unjukrasa spontan, dan memprotes kebijakan sepihak perusahaan yang dianggap merugikan para buruh pabrik gula terbesar di Lampung dan di Asia tersebut, Kamis 09 Sepetember 20201.

Para buruh berunjukrasa diikuti seluruh perwakilan pengurus Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) dari masing-masing divisi, pabrik pertanian, workshop, central, riset dan seluruh buruh serta Karyawan di tujuh divisi yang ada di pabrik gula, yang berlokasi di Kecamatan Gunungbatin, Lampung Tengah itu.

Salah satu buruh di perusahaan itu menyebutkan akibat unjukrasa itu, proses penggiling gula di perusahaan tersebut yang terhenti. Aksi ini dilakukan secara spontanitas dan tidak ada korlap. “Kami melakukan persidangan sampai 12 kali di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) Bandar Lampung dan kami kalah, kami hanya meminta keadilan dari hak kami,” katanya minta namanya tidak dicantumkan, karena khawatir menjadi sasaran perusahaan.

Dia menjelaskan, manajemen Gunung Madu menerapkan aturan baru untuk penilaian prestasi para buruh tanpa melalui Perjanjian Kerja bersama. Bahkan di lakukan tanpa melibatkan SPSI sebagai perwakilan dari buruh yang di kaitkan dengan jasa produksi para buruh.

“Sedangkan jasa produksi itu hasil kerja team kenapa harus di bedakan, berdasarkan penilaian kinerja personal buruh selama ini tidak pernah ada kasus kesenjangan jasa produksi antar buruh yang berprestasi ataupun tidak.” katanya

Saat itu gelombang unjukrasa dari setiap departemen terus berdatangan menguasai perkantoran dan pabrik gunung madu. Mereka menyatakan akan terus bertahan sampai tuntutannya dipenuhi.

Ketua DPC KSPSI Lampung Tengah Darul Kuteni mengatakan pihaknya belum bisa menengahi masalah buruh PT Gunung madu tersebut, karena birokrasi perburuhan di perusahaan tersebut. Namun Kuteni menyebut akan ikut campur jika sudah tidak konsudif. Darul Kuteni mengharapkan PT Gunung Madu tidak semena-mena kepada para karyawan, karena bonus produksi pada setiap tutup giling terdapat dalam Perjanjian Kerja Bersama dengan seluruh pekerja.

Hingga Jumat 10 September 2021, ratusan karyawan PT Gunung Madu Plantations bertahan mogok kerja dan unjuk rasa di depan pabrik. Manajemen baru belum memenuhi tuntutan mereka atas pengubahan sistem jasa produksi. Mereka bahkan menunaikan shalat Jumat di depan pabrik, berdoa bersama, memohon Allah membukakan pintu hati manajemen baru dari Hongkong tidak mengubah jasa produksi sesuai Perjanjian Kerja Bersama yang sudah berusia 40 tahun, dengan istilah KPI.

Massa memulai unjuk rasa pukul 14.00 Kamis 9 September 2021, ratusan pekerja bertahan tidak pergi dari lokasi pabrik. Setelah begadang semalaman, mereka dikirim makanan oleh keluarga agar tak kelaparan saat unjuk rasa. Sempat berpencar berkelompok dari subuh hingga pukul 09.00 pagi, para karyawan PT Gunung Madu berkumpul lagi sejak pukul 10.00 dan mencapai titik keramaian menjelang Jumat.

Para karyawan PT Gunung Madu bersorak saat Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad bersama Kapolres  dan Tim datang kelokasi Pabrik. Mereka menerangkan perihal tujuan mereka unjuk rasa dan mogok kerja sebagai akibat dari penerapan jasa produksi yang disebut KPI oleh manajemen baru.

Bupati Lampung Tengah Musa Ahmad meminta para karyawan menjaga kondusivitas dan mengingatkan Lampung saat ini masih dalam suasana pandemi covid-19. Meski baru mogok kerja dan unjuk rasa baru berlangsung sehari, operasional pabrik lumpuh total sejak pukul 16.00 Kamis 9 September 2021. Tidak operasionalnya pabrik juga membuat ratusan truk pengangkut tebu tidak bisa membongkar muatan mereka.

Hal yang sama juga diungkapkan Biro Hukum DPP SPP SPSI Hasan. Ia melihat manajemen PT Gunung Madu memaksakan sistem jasa produksi baru KPI hingga ke Pengadilan, tetapi melupakan perjanjian soal jasa produksi dalam PKB.

Hasan juga melihat persoalan di PT Gunung Madu bisa berlarut-larut karena tidak ada satu pun pucuk pimpinan di PT Gunung Madu berani mengambil keputusan, kecuali atas restu direksi baru dari Hongkong.  Pihak menajemen Gunung Madu belum memberikan konfirmasi kepada wartawan terkait kasi unjukrasa buruh dan karyawannya itu. (red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *