Jakarta (SL)-Tiga dari empat tersangka kasus penembakan Ketua Majelis Taklim di Tangerang bernama Marwan alias Ustdaz Alex berhasil ditangkap Polda Metro Jaya. Mereka ditangkap di kawasan hutan di wilayah Bogor, Jawa Barat. Tiga pelaku adalah eksekutor penembakan, satu orang yang berperan membantu, dan satu orang tersangka lainnya.
Penangkapan oleh tim gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Tangerang Kota yang dipimpin oleh Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Handik Zusen, Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Awaludin Amir, Kompol Iskandar, Kompol Resa Marasabessy, AKP Adam, AKP reza Pahlevi, Iptu Fajar Kiansantang, dan Ipda Roy Andarek.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, semua pelaku penembakan yang diamankan mempunyai peranan masing-masing dalam menjalankan tugas. “Empat orang tersangka dalam kasus tersebut. Yang ditangkap tiga orang,” kata Yusri di Polda Metro Jaya, Selasa 28 September 2021.
Mereka terdiri dari pengemudi motor yang membonceng eksekutor, Saripudin alias Apud (28) H Matum (42), sebagai otak pelaku, dan eksekutor penembakan, Kusnadi Dwi Handoko alias Bram (28). Para pelaku ditangkap di beberapa tempat di Bogor dan Serang, Banten.
“Saudara M ini adalah yang menginisiator kejadian ini, dia yang menginisiasi, dia aktor intelektualnya. Hari Kamis siang lalu kita amankan yang bersangkutan itu di daerah Serang, Banten, pada saat yang bersangkutan ada di rumah makan. Ini yang berhasil kita amankan Saudara M,” ujar Kabid Humas.
Paranormal
Sementara itu, satu pelaku lainnya berinisial Yadi (27), masih diburu. Dia merupakan perantara yang menyediakan eksekutor. Polisi menyatakan, Ustadz Alex tewas ditembak kapasitasnya sebagai paranormal, bukan ustadz. Sebutan ustadz melekat sejak Alex menjadi Ketua Majelis Taklim.
“Jadi saya tekankan di sini bahwa korban adalah paranormal. Peristiwa pembunuhan ini tidak terkait predikatnya dalam kapasitas ustaz, karena memang bukan ustaz. Jadi ustaz, dipanggil ustaz oleh lingkungan sekitarnya, adalah ketika dia menjadi ketua majelis taklim saja,” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat dalam jumpa pers.
Kepastian mengenai latar belakang korban ini didapat polisi dari keterangan saksi. Selain itu, polisi menemukan barang bukti di rumah korban. “Dia tidak mengajarkan ngaji, tidak mengajarkan ilmu agama, tidak mengajarkan ini. Latar belakang ini menjadi sangat penting bagi arah penyelidikan selanjutny,” katanya.
“Jika memang ternyata kita pastikan bahwa yang bersangkutan adalah paranormal. Dari para saksi yang sudah diperiksa satu yang pernah berobat di sana. Yang kedua dari barang bukti yang ditemukan di rumah korban. Apa saja itu? Daftar buku tamu dengan berbagai macam keperluannya. Artinya, si orang ini melayani itu,” ujar Tubagus.
Isu Tetangga soal Persetubuhan Istri Pelaku dengan Korban
Beberapa warga mengaku tidak pernah mendengar Ustadz Alex memiliki musuh. Apalagi keluarga besarnya tinggal di lingkungan yang sama. Namun sebagian warga yang lama tinggal di lingkungan setempat, mengingat kejadian dua tahun lalu. Di mana Ustadz Alex sempat terlibat konflik dengan seseorang yang sakit hati karena istrinya diduga diberi syariat olehnya.
Syariat itu diduga mengarah kepada tindakan persetubuhan. “Dua tahun lalu memang sempat ada masalah dengan salah seorang warga. Bahkan, sempat didamaikan Polsek Cipondoh. Kirain dulu sudah selesai. Tidak tahu kalau ternyata terkait dengan peristiwa itu,” ujar warga yang enggan disebutkan namanya.
Sejumlah barang bukti diamankan dalam kasus tersebut di antaranya kendaraan sepeda motor, dua helm, sepatu, sejumlah pakaian. Sebelum melakukan penangkapan terhadap tersangka penembakan, polisi telah memeriksa 12 orang saksi dan rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Polisi juga menganalisis satu buah proyektil oleh tim Laboratorium Forensik (Labfor).
Pihak keluarga almarhum ustadz Arman alias Alex di Tangerang, mengaku pernah melihat salah satu pelaku penembakan mengintai rumah. Salah satu pelaku mengintai rumah korban selama 1 minggu. Hal ini diungkapkan oleh kakak kandung korban, Rusdi Wahyudi.
Dia mengaku, saat polisi menunjukkan wajah ketiga pelaku yang ditangkap, dirinya mengenali salah satunya pernah mengawasi rumah. “Ya, dia satu minggu sebelum kejadian memang setiap hari nongkrong dan minum kopi di tempat saya. Sempat saya tegur dia bilangnya mau jemput. Ya, saya mau gimana lagi,” katanya, Selasa 28 September 2021.
Menurut Rusdi, dengan ditangkapnya pria misterius itu, pihak keluarga juga mulai bisa bernapas lega. Dia berharap, pihak kepolisian dapat mengungkap motif dari peristiwa yang menewaskan Ustadz Alex. “Keluarga mulai bisa bernapas lega. Semoga perkara ini dapat terungkap dengan sejelas-jelasnya. Kami berharap pelaku yang ditangkap memang sesuai dengan yang melakukan tindakannya,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Ustaz Arman alias Alex ditembak di kediamannya, Jalan Nean Saba, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Alex ditembak usai sholat maghrib berjamaah di masjid. Ustadz Alex sempat dilarikan ke RS Mulya untuk mendapatkan penanganan medis. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Sebelumnya, ustaz Arman, warga Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kabupaten Tangerang, ditembak oleh orang tak dikenal pada Sabtu (18/9) pukul 18.30 WIB. Peristiwa penembakan terjadi di Jalan Gempol, Kelurahan Cipete, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang pada Sabtu (18/9/2021) malam, sekitar Pukul 18.30 WIB. (Suryadi/red)
Tinggalkan Balasan