Ada Stok 2 Juta Vaksin, Kapolda Ajak Masyarakat Lampung Aktif Ikuti Vaksinasi Massal dan Gratis

Bandar Lampung (SL)-Kapolda Irjen Pol Hendro Sugiatno mengimbau kepada masyarakat di Provinsi Lampung, khususnya di Kota Bandar Lampung dan termasuk kabupaten dan kota lainya, untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan vaksinasi massal.

Apalagi saat ini mendaftar sangat mudah, ada Aplikasi Digital Bernama RRI Net dan RRIplay GoPolda Lampung melalui bidang kedokteran dan kesehatan, memberikan fasilitas vaksin secara gratis di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung dan Graha Wangsa.

“Silakan masyarakat ajak keluarga, kerabat dan handai taulan yang belum divaksin Covid-19 datang dan gerai vaksin ini dibuka sesuai jam kerja, yaitu pada pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.30 WIB,” kata Hendro,usai rapat percepatan vaksinasi Covid-19 di Provinsi Lampung, melalui video conference, di Mapolda Lampung, Selasa 5 Oktober 2021.

Menurut Kapolda, dari hasil rapat dengan asistensi dan supervisi Mabes Polri bersama Kepala Korp Binmas Polri Irjen Pol Suwondo Nainggalon, disebutkan dari Jumlah vaksin yang didistribusikan dari pusat ke Lampung, masih  tersisa sebanyak 1.026.354 dosis.

Dengan rincian dinkes dan puskesmas sebanyak 60.469 dosis, jajaran Polda Lampung sebanyak 91.634 dosis, rumah sakit (RSUD, TNI, dan Swasta) sebanyak 381. 338 dosis, dan buffer stock sebanyak 492.804 dosis. Karena itu, perlu ada upaya untuk melaksanakan percepatan vaksinasi di provinsi ini.

Sementara dalam rapat, Kepala Korp Binmas Polri Irjen Pol Suwondo Nainggalon menjelaskan, beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya vaksinasi di Lampung, antara lain, karena manajemen vaksinasi. Secara nasional capaian vaksinasi di Provinsi Lampung di rangking terendah, yaitu 22,77 persen dosis pertama dan 11,65 persen dosis kedua (per tanggal 3 Oktober 2021).

Faktor lain adalah, kurangnya jumlah tim vaksinator di beberapa kabupaten dan belum maksimalnya koordinasi dan kolaborasi antarstakeholder pada kegiatan vaksin serta fungsi puskesmas sebagai sentra vaksin belum dimaksimalkan. Termasuk sistem monitoring imunisasi dan logistik elektronik (SMILE) belum diaplikasikan secara menyeluruh pada fasilitas kesehatan penerima vaksin.

Irjen Pol Suwondo Nainggalon mengatakan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam percepatan vaksinasi, antara lain, menetapkan target harian jumlah dosis yang akan dicapai dalam waktu 74 hari, terhitung dari 6 Oktober – 31 Desember 2021) per kabupaten atau kota.

Selain itu, menentukan kebutuhan tambahan tim vaksinator per kabupaten/kota dengan melihat tim vaksinator yang sudah ada serta memfasilitasi kekurangan sarana dan prasarana tim vaksinator. “Juga menyempurnakan manajemen vaksinasi, membenahi manajemen mobilisasi massa, meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antarstakeholder dalam kegiatan vaksinasi serta menyelenggarakan pelatihan aplikasi SMILE,” jelas Suwondo.

Anggota DPRD Provinsi Lampung, Komisi V Deni Ribowo mengatakan selain persoalan diatas, salah satu faktor Lampung mendapat nilai vaksinansi terendah secara nasional adalah lambatnya input data masyarakat yang sudah divaksin, karena banyak daerah yang terganggu sinyal atau ada yang tidak dapat sinyal.

“Ada beberapa daerah terkendala dengan sinyal. Hal ini mempengaruhi penilaian dari pemerintah pusat. Misalnya, beberapa waktu lalu di Suwoh, Lampung Barat, sebanyak 500 orang sudah vaksinasi. Karena terkendala dengan sinyal, kemudian data tersebut belum bisa langsung di input, tetapi dicatat dulu secara manual,“ kata Deni.

“Jadi manakala data ini telat masuk atau delay, maka mempengaruhi penilaian dari pemerintah pusat terhadap kita,” kata Deni, yang juga membantah soal kabar 2 juta vaksin Lampung terancam kadaluarsa.

Menurut Deni, Vaksin yang ada di gudang akan expired data pada Januari 2022. Kemudian vaksinasi moderna milik tenaga kesehatan akan expired pada November 2021.”Data vaksin di Lampung, 1.026.354 dosis vaksin Covid-19 yang belum terpakai tidak dan dapat di simpulkan kadaluarsa. Saat ini dosis vaksin covid-19 yang belum terpakai mencapai 319 ribu dari total 3,4 juta,” katanya.

Dosis vaksinasi yang telah diterima Provinsi Lampung sekitar 23,50 persen dari total kebutuhan 14,6 juta. Jumlah ini mengalami kenaikan dari sebelumnya hanya 13 persen setelah adanya kunjungan dari Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu.

“Saat ini pemerintah pusat terus mendistribusikan vaksin tersebut ke Lampung secara bertahap. Dengan begitu, sampai saat ini, vaksinasi di provinsi Lampung juga terus berjalan di puskesmas. Walaupun kuotanya sedikit, tapi tetap berjalan. Begitupun vaksinasi dari TNI dan Polri,” katanya. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *