Tak Berkualitas Warga Desa Tanjung Kerta Stop Pekerjaan Hotmix Ruas Jalan Kedondong-Pardasuka

Pesawaran (SL)-Warga Desa Tanjung Kerta, ramai ramai menghentikan pekerjaan pelaksanaan proyek Jalan Hotmix, Proyek hotmix dari PUPR Bina Marga Dan Bina Kontruksi Provinsi Lampung, pagu Rp1,978 miliar jalur Kedondong-Pardasuka, yang dilaksanakan oleh CV. Intan Permata, alamt Jalan KH A Dahlan, Gang Maulana Yusuf N0 52 A, Pahoman Bandar Lampung.

Baca: Proyek Hotmix Pengaspalan Ruas Jalan Kedondong-Pardasuaka Diduga Amburadul dan Bak Siluman, Pengawas Ngilang?

Warga menghentikan proyek Desa Kota Jawa Tanjung kerta, Kecamatan Waykhilau  Kabupaten Pesawaran, Jum’at 22 Oktober 2021, karena menilai pekerjaan Hotmik dikerjakan asalan, dan terlihat dari ketebalan aspal, yang tidak sesuai dengan yang tertuang dalam RAB (Rencana Anggaran Biaya).

Informasi Sinarlampung.co dilokasi kejadian menyebutkan pembangunan jalan hotmix sepanjang dua kilo meter, dan baru di kerjakan sekitar 80 meter, itu di hentikan warga masyarakat Desa Tanjung Kerta. “Dasar warga penyetopan tersebut, setelah diukur Ketebalan hanya 280 cm yang dalam Rab harusnya Standar jalan provinsi sekitar 4 cm sampai 5 cm,” kata warga di lokasi.

Menurutnya, pekerjaan hotmix yang di gelar hari ini terpaksa mereka hentikan. “Kami stop karena yang 80 meter yang sudah di gelar itu tidak sesuai Rab. Bisa mas lihat jalan yang sudah di gelar sangat tipis dan sudah kami ukur,” katanya.

“Kami masyarakat mengharapkan hotmix yang sudah di gelar untuk di tambah kembali ketebalannya sesuai dengan aturan sepesifikasi ketebalan hotmix bila mana tidak sesuai dengan ketebalan silahkan sisa hotmix untuk di pindahkan ke daerah lain,” lanjutnya.

Menurut warga, mereka memegang RAB proyek Hotmix tersebut. Dan warga akan mengawal proyek tersebut sampai tuntas. “Kami sudah memegang Rab pekerjaan hotmix ini. Kami akan kawal sampai selesai agar pihak pemborong mengerjakan dengan baik dan sesuai speknya,” katanya.

Warga berkeyakainan, bahwa sebagai masyarakat memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan kontrol terhadap kerja kerja yang menggunakan anggaran pemetintah. “Jika kami tidak ikut mengawal pekerjaan ini pasti akan di kerjakan asal jadi. Karna bisa kita lihat baru 80 meter yang sudah di gelar itu sangat tipis dan hanya paling tinggi hanya tiga cm,” katanya diamini warga lainnya.

Bahkan, kualitas aspal ini harus dipertanyakan “Jangan masyarakat di bodoh bodohi terus membangun dengan asal asalan. Karena warga kami yang akan merasakan hasilnya nanti, Saya sebagai masyarakat meminta agar proyek dikerjakan sesuai standar,” ujarnya.

Daman Huri (46), warga lainnya mengatakan pembangunan jalan hotmix didaerahnya itu dinilai tidak memuaskan karena terlalu tipis. Bahkan, hasil pembangunan jalan itu terkesan asal jadi. “Tidak semua jalan hotmix yang dibangun itu memiliki tiga centimeter. Saya rasa ketebalannya kebanyakan sekitar dua centimer,” kata Daman.

Selain itu, terlihat hasil pengaspalan yang terlalu tipis juga terlihat pada badan jalan yang bergelombang serta miring. “Selain badan jalan yang bergelombang. Dibeberapa titik badan jalan juga terlihat miring karena lapisan aspal hotmix-nya tidak rata,” kata dia.

Warga lainnya, Herwan (45), menambahkan, bahwa proyek jalan hotmix itu bukan hanya tipis, tapi pengerjaan yang tidak maksimal. “Tipis dan kerjanya tidak maksimal, Itu lihat saja memang tipis,” katanya. (Mahmudin/red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *