Lampung Selatan (SL)-Bagus Irama, balita 18 Bulan, buah hati Busri (48) dan Hartini (35) Dusun Srimulyo 2, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, tewas tergilas Kereta Babaranjang, yang melintas di Dusun Srimulyo, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Rabu 17 November 2021, sekitar pukul 09.00 WIB.
Informasi dilokasi kejadian menyebutkan, pagi korban bermain digundukan pasir deoan rumah tetangganya Ibu Suci (31), yang hanya berjarak sekitar 20 meter dari rel kereta api. Korban bermain dengan kakak korban bernama Irfan dan anaknya Bu Suci. “Sebelum kejadian Bagus bermain sama anak saya, dan kakaknya bernama Irfan di gundukan pasir dekan rumah. Karena saya mau mandi, jadi anak saya, saya suruh masuk,” Suci.
Namun tidak beberapa lama masuk rumah, Suci mendengar teriakan Irfan, bersamaan dengan kereta lewat.”Baru masuk mau mandi, dengar suara terikan, “mamak, Adek,”. Saya langsung keluar sudah kejadian, sudah mengenaskan,” katanya.
Suci mengaku keluar rumah masih pakai handuk karena mau mandi. “Saya lihat kakak korban menunjuk ke arah rel, terus saya lihat kondisi tubuh korban sudah terpotong misah antara kepada dan bagian kakinya. Saya juga syok, dan teriak, saya coba menenangkan orang tua korban yang histeris, pingsang,” kata Suci.
Menurut Suci, sementara ayah korban tidak ada dirumah karena bekerja di Lampung Timur. Warga kemudian ramai berdatangan, termasuk petugas keamanan, Jasad bocah malang itu kemudian dibawa kerumah sakit Abdoel Moeleok.
Sadiman (37) warga yang mengangkat jenazah korban mengatakan, korban ditabrak kereta api Babaranjang yang melaju dari arah Tanjungkarang menuju Beranti. “Tadi saya sama orang tua saya yang angkat jenazah korban dari rel kereta dan langsung dibawa ke rumah sakit, ” kata Sadiman.
Menurut Sadiman, kondisi korban sangat mengenaskan. Namun, Sadiman mengaku mengetahui persis kejadian korban ditabrak kereta karena melihat kakak dari korban teriak minta tolong sehingga warga sekitar berdatangan menolong.
“Hanya dengar suara kereta lewat terus ada suara orang teriak minta tolong, orang ramai ke arah rel, saya kesana lihat korban, kondisi badannya putus. Tadi polisi juga sudah ada yang kesini, jenazah korban masih di rumah sakit, ” ujarnya.
Manager Humas PT KAI Divre IV Tanjungkarang, Jaka Jarkasih, mengatakan peristiwa yang dialami belita tertabrak kereta api dari arah Tanjunglarang menuju Kota Bumi di KM 22+6/7 di Dusun Srimulyo II, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, LampungSetalan, Rabu 17 November 2021 sekitar pukul 08.12 WIB.
“Korban balita tertabrak KA BBR 3066a berjalan langsung arah dari Tanjungkarang menuju Kotabumi,” kata Jaka Jarkasih, Rabu 17 November 2021.
Jaka Jarkasih menjelaskan, jika masinis membunyikan s35 dengan keras saat masuk di jalur 2 Sta.Gdr terlihat seorang anak laki-laki kecil yang sedang merangkak di atas jalur 2 KA KM 22+6/7 Emplasemen Sta.Gdr, sehingga menemper bagian depan kanan bawah Lok 3066a.
“Korban meninggal dunia di jalur KA dengan kaki kanan putus, perut putus dan luka dibagian kepala. Kemudian korban di evakuasi oleh warga setempat.KAI menyampaikan turun prihatin dan berduka atas kejadian tersebut, semestinya bayi semuran tersebut berada dalam pengawasan orang tuanya atau pengasuhnya,” ujarnya. (Jun/Red)
Tinggalkan Balasan