Dicurigai Pencuri Pelajar PKL Tewas Dihabisi Warga di Sendang Sari, Massa Kepung Kantor Polisi

Lampung Selatan (SL)-Seorang pelajar kelas 2 SMA Ma’arif Pugung Raharjo, asal desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, Sulaiman (17) Tewas usai di keroyok warga daerah dirinya PKL, di Desa Sindang Sari, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan, Pada sabtu tgl 27 november 2021, sekira pukul 00.30 wib.

Informasi dilokasi kejadian, dinihari itu korban bersama 2 teman lainnya di curigai hendak melakukan pencurian, lalu oleh warga ditangkap dan di pukuli beramai ramai hingga tewas. Sulaiman tewas ditempat penuh luka pukul di sekujur tubuhnya. Sedangkan 2 orang temannya berhasil menyelamatkan diri dari kejaran warga.

Sebelumnya sekitar pukul 23.45 wib warga yang sedang ronda keliling desa melihat 3 orang tidak di kenal. Warga mencurigai ketiganya hendak melakukan perbuatan kriminal di salah satu rumah warga. Lalu salah satu dari warga berteriak dan kertiga orang yang di curigai hendak lari. Warga pun meneriaki ketiganya dengan “maling” Nahas salah seorang pemuda yang dicurigai tertangkap dan di hakimi warga hingga tewas.

Sementara keterangan dari kerabat korban mengatakan bahwa, korban saat itu sedang mencari rokok. Dan korban berada di desa Sindangsari sedang melakukan praktek kerja lapangan (PKL). Korban saat ini masih duduk di kelas 2 SMA berumur 17 Tahun.

Akibat peristiwa itu, ribuan massa mengepung Mapolsek Sekampung Udik, Lampung Timur. Mereka menuntut pelaku pembunuhan terhadap Sulaiman segera di tangkap, Sabtu 28 NOvember 2021. Sejumlah aparat kepolisian dengan senjata lengkap berjaga-jaga dan mencoba menenangkan massa.

Sejumlah tokoh masyarakat juga diminta untuk melakukan negosiasi dan mencoba untuk melakukan pertemuan dengan aparat kepolisian serta TNI. Sejumlah tokoh di antaranya aparat desa Gunung Sugih Besar, Kecamatan Sekampung Udik, dan keluarga korban diajak oleh Polisi ke Polsek Tanjung Bintang untuk menanyakan langsung penanganan proses hukum.

Kapolsek Sekampung Udik meminta Massa kembali pulang dan menunggu informasi selanjutnya dari tim yang berangkat ke mapolsek Tanjung Bintang. Hingga pukul 23.20 Wib massa masih bertahan di depan mapolsek sekampung udik.

Sambil meneriakkan yel yel, Mereka meminta malam ini juga para pelaku ditangkap dan mengancam bertahan di Mapolsek hingga pelaku di tangkap. Pukul 00.00 massa kembali ke Simpang Empat pugung Raharjo dan menunggu kepulangan tim dari Polsek Tanjung bintang.

bahkan massa nyaris merangsek ke Desa Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan menuntut dilakukannya proses hukum terhadap pelaku pembunuhan dan peneroyokan Sulaiman.

Kapolsek sekampung udik Lampung Timur Iptu Eko Budiarto menenangkan massa dan meminta masa untuk tenang serta memberikan waktu kepada aparat kepolisian menyelesaikan proses hukum. Kapolsek berjanji akan terus memantau dan memberikan keterangan terkait perkembangan proses penyelidikan.

Masa yang tak terkendali terus berteriak dan bakar, maju, ratakan dengan tanah. Hingga pukul 20.00 WIB. Ratusan massa sudah berangkat terlebih dahulu ke Desa Sindangsari Kecamatan Tanjung Bintang Lampung Selatan sementara sebagian warga juga masih berkumpul di lokasi simpang Pugung Kecamatan sekampung udik Lampung Timur. Namun massa berhasil di hadang oleh aparat kepolisian dan keamanan di Desa Gunung Pasir Jaya Kecamatan sekampung udik.

Kepergok Mencuri?

Tokoh masyarakat dan pengurus Desa Sindang Sari, Tanjung Bintang, Lampung Selatan, meluruskan kabar hoax yang banyak beredar di media sosial terkait kronologis tewasnya Sulaiman yang diduga hendak mencuri.

Kepala Dusun (Kadus) IA Jumiran, berharap kepada publik untuk mengetahui kronologis sebenarnya yang terjadi, agar jangan hanya dari informasi hoaks di luar yang beredar. “Bisa dicek faktanya, jadi harus berimbang mendapatkan informasi dari pihak sana maupun sini,” kata Jumiran.

“Sehingga diharapkan tidak ada berita simpang siur, yang bisa membuat cemas warga, agar situasi yang sudah kondusif, tidak memanas lagi,” kata Jumiran kepada wartaawan Selasa 30 November 2021.

Budi, warga Sindang Sai mengungkapkan kronologis sebenarnya yang terjadi, bahwa malam itu ada beberapa warga sedang ronda, Mereka memergoki tiga orang memakai cadar sedang mendongkel pintu dan jendela rumah warga.

“Ada tiga orang, mereka kepergok masih di depan rumah dua orang dan satu orang dari belakang. Mereka bercadar dan kami tidak tahu mereka warga mana, kalaupun memang warga baru di Sindang Sari, harusnya saat ditemui warga tidak berlari,” ungkap Budi.

Ketiganya juga kedapatan membawa senjata tajam, satu pelaku yang tertangkap warga membawa pisau. Kemudian dua lainnya yang kabur membawa parang, lalu disabet-sabetin ke depan, hingga warga yang ronda mundur.

Terkait informasi mereka membeli rokok, hal itu tidak benar, karena di rumah tempatnya kepergok bukan warung. “Massa sudah banyak yang datang untuk mengejar pelaku dan menghakimi, jadi ada oknum luar yang ikut memukul pelaku. Kondisi saat itu masih hujan, karena ada teriakan maling dan lonceng bunyi semua, jadi pada keluar,” ujar Budi.

Sementara itu, pemilik rumah yang hendak dibobol ketiga orang bernama Prastowo mengaku, awalnya ia tidak tahu bahwa rumahnya hendak dibobol maling. Prastowo baru mengetahui, setelah dirinya dibangunkan oleh warga sekitar, bahwa rumahnya hendak dimaling dan pelakunya sudah tertangkap.

“Saya tidak tahu persis, katanya tiga orang dan posisi rumah sepi, ada bekas congkelan di pintu dan jendela. Itu saya dibangunkan warga sekitar pukul 00.30 WIB, tapi saya tidak mendekat karena tidak diperbolehkan sama istri,” ujar Prastowo.

Terpisah, sesepuh tokoh masyarakat Desa Sindang Sari Sugeng Widodo, mengaku sangat menyayangkan adanya tindakan main hakim tersebut. Dia tidak pernah berharap, warganya main hakim sendiri terhadap pelaku kejahatan, sebab negara Indonesia merupakan negara hukum.

“Apabila ada pelaku maling yang ditangkap, maka bisa diserahkan ke pihak berwajib dan tidak boleh main hakim. Memang beberapa hari ini keamanan di Sindang Sari ditingkatkan, karena pernah ada laporan pemerintah desa ada rumah disatroni maling,” ujar Sugeng.

Mantan Kepala Desa Sindang Sari ini menilai, orang yang main hakim sendiri hingga meninggalnya koban, hanyalah oknum. Sehingga dipersepsikan bukan semuanya dari masyarakat Sindang Sari, “Tapi ada oknum yang melakukan penganiayaan. Saya menghimbau kepada masyarakat Sindang Sari, untuk terus meningkatkan keamanan masing-masing wilayah,” katanya. (red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *