Tangkap Pelaku Pidana di Desa Tamilou Polisi Tembak 18 Warga Masyarakat Maluku Protes

Maluku Tengah (SL)-Sekitar 18 warga Desa Tamilou, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, tertembak polisi saat penggerebekan yang dilakukan Kepolisian Polres Maluku Tengah, Selasa 7 Desember 2021 pagi sekitar pukul 05.20. Dari 18 orang dilaporkan mengalami luka tembak, tiga korban di antaranya adalah ibu-ibu.

Informasi di Polres Maluku Tengah menyebutkan Selasa 7 Desember 2021 pagi anggota Polres Maluku Tengah terdiri atas Satuan Brimob, Shabara, beberapa anggota Polres dan Polsek masuk ke Desa Tamilou, Kecamatan Amahai. Mereka datang menggunakan dua unit barakuda dan persenjataan lengkap.

Kedatangan polisi dengan mobil truk berisi pasukan Brimob dan mobil Avanza hendak melakukan penangkapan terhadap 11 pelaku diduga terlibat penebangan tanaman dan pembakaran kantor Desa Tamilou pada beberapa waktu lalu.

Para pelaku ini sudah dipanggil berulang kali, dan polisi juga melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat Tamilou untuk menyerahkan diri, namun mereka tidak kooperatif sehingga dilakukan penangkapan. Tim dipimpin langsung Kapolres Maluku Tengah, AKBP Rosita Umasugy. Dari operasi penangkapan itu, polisi berhasil menangkap 5 dari 11 orang pelaku.

Karena penangkapan itu, kemudian masyarakat langsung berkerumun dan membunyikan tiang listrik dan datang melakukan pengadangan terhadap anggota polisi. Para warga yang melakukan pengadangan itu, disebut Kabid Humas Polda Maluku, sempat akan merebut senjata milik anggota polisi, baik laras pendek maupun laras panjang.

“Sempat juga ada usaha warga merebut senjata anggota, baik laras pendek maupun laras panjang sehingga terjadi tarik menarik, ada pula pelemparan terhadap anggota menyebabkan tujuh orang terluka, dan empat unit kendaraan rusak,” ucap Roem.

Untuk membubarkan massa, kata Roem, anggota polisi kemudian melepaskan tembakan peringatan dan gas air mata, sehingga ada warga yang terkena peluru pistol atau pun peluru karet.

Pasca kejadian itu, tokoh masyarakat, sesepuh, mahasiswa, dan pemuda Tamilou di Kota Ambon langsung bereaksi dan mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot AKBP Rosita Umasugy dari jabatannya sebagai Kapolres Maluku Tengah.

Desakan tersebut disampaikan buntut insiden penembakan yang dilakukan sejumlah anggota polisi terhadap warga Desa Tamilou. Para tokoh masyarakat, Mahasiswa, dan pemuda menemui Wakapolda Maluku Brigjen Pol Jan de Fretes.

Perwakilan masyarakat diantaranya Basri Basri Sastro, Ilham Malawat, dan Afriandy Samalo bertemua Wakapolda Maluku Brigjen Pol Jan de Fretes yang didampingi Kabid Humas Kombes M. Roem Ohoirat. Mereka juga melaporkan Kapolres Maluku Tengah AKBP Rosita Umasugy ke Polda Maluku sekaligus meminta pertanggungjawabannya.

Mereka pun mendesak Kapolres Maluku Tengah dicopot dari jabatannya. “Wakapolda berjanji akan melakukan konfirmasi serta menghukum oknum anggotanya bila terbukti melakukan kesalahan prosedur di lapangan,” kata Basri kepada wartawan Rabu 8 Desember 2021.

Basri mengatakan aksi polisi yang melakukan penembakan terhadap belasan warga tersebut tidak mencerminkan sebagai polisi yang mengayomi masyarakat.

Propam Turun Tangan

Pasca insiden itu, Polda Maluku telah menurunkan tim Propam ke Desa Tamilou, Kecamatan Amahi, Kabupaten Maluku Tengah untuk melakukan pemeriksaan terkait insiden penembakan yang melukai belasan warga. “Tim Propam Polda sudah diturunkan ke TKP untuk menyelidik apakah langkah yang dilakukan anggota kami sudah sesuai prosedur dan koridor atau belum,” kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Roem Ohoirat.

Menurut Roem, pihaknya tak segan mengambil tindakan tegas jika ditemukan adanya pelanggaran prosedur yang tidak sesuai dalam kejadian tersebut. Namun, sebaliknya kalau setiap langkah yang diambil sudah sesuai prosedur yang berlaku, maka kepada anggota yang bertugas di lapangan tidak bisa dipersalahkan.

“Tetapi kita tunggu hasilnya seperti apa, dan barusan saya komunikasi dengan salah satu tokoh di sana yang mengakui tadi memang sempat terjadi aksi perampasan senjata, baik senjata genggam maupun senjata bahu dan terjadi tarik-menarik sehingga ada yang keluarkan tembakan,” ucap Roem. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *