Keluhan Soal BPNT di Media Sosial Diduga Fitnah Untuk Menjatuhkan Nama Baik CV Raden Mas Chandikia

Pringsewu (SL)-Protes soal Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Gadingrejo yang diunggah di Media Sosial sumir. Oknum di Media Sosial itu diduga sengaja menghujat dengan tujuan merusak nama baik CV Raden Mas Chandikia sebagai salah satu suplayer BPNT di Pringsewu. Karena itu pihaknya sedang mempersiapkan untuk melaporkan akun tersebut ke aparat kepolisian.

Perwakilan CV. Raden Mas Candhikia,  Novriyanto mengatakan hujatan di media sosial itu sangat tendensius dengan menyebut jika bantuan tersebut diterima oleh ribuan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mengeluh di Kecamatan Gadingrejo. Tapi tanpa ada alasan yang jelas. “Padahal ada kabra hanya di Pekon Wonosari saja yang timbul problem beras dan buah busuk,” kata Novriyanto.

Menurut Novriyanto, dari hasil penyusuran, ada kecurigaan pernyataan narasumber itu hanya bermuatan fitnah bahkan rumah nara sumber berita dalam video tersebut setelah ditemukan ada indikasi syarat kepentingan tertentu, bertujuan menjatuhkan nama baik CV. Raden Mas Chandikia, dengan tujuan sabotase dan penghinaan.

Novriyanto, menjelaskan dari pihaknya selaku suplayer siap bertanggung jawab jika kualitas beras yang lain tidak sesuai dengan kesepakatan kualitas barang, seperti persoalan beras sebelum dikirm pihak e-warung dan supplayer sudah meminta xample terlebih dahulu sebagai contoh beras premium yang akan dibagikan.

“Dan kamis sebagai suplayer meminta beras yang didatangkan sama kualitas dengan xample awal, jika terjadi beras tidak sesuai kualitas dengan xample awal maka suplayer dengan kesepakatan akan meminta pemasok atau pabrik siap mengganti semua beras yang bermasalah tersebut,” katanya.

Menyikapi persoalan pengiriman telor bulan ini memang beda dengan bulan kemarin, selain dari jumlah timbangan juga beda harga, karena telor yang dikirim bulan ini memang hanya berat 0,7kg saja, maka jumlah sekitaran 10butir isi, sementara bulan lalu mencapai 15butir karena lebih dari 1kg.

Sementara untuk bulan kemarin, telor harga posko Rp19 ribu, perkilo, semantara harga telor bulan ini sesuai harga posko Rp24ribu, perkilo, jadi hal ini terjadi karena harga telor naik setiap hari, untuk selama empat hari ini saja sampai empat kali naik harga.

“Ini biasa karena saat ini menjelang hari natal dan tahun baru, sementara harganya eceran dipasaran saat ini mencapai Rp26 ribu perkilonya, dan suplayer distribusikan telor dengan harga Rp25 ribu perkilo masih bawah harga pasaran eceran. Untuk distribusi kacang ijo, memamg sebanyak 1/4kg saja, juga untuk buah Fier hanya sebanyak 0,7kg, setiap KPM, dan semua harga mengacu standar harga yang sesuai dengan harga standar Koperindag Kabupaten Pringsewu,” katanya.

Terkait hujatan di media sosial, hal itu dibenarkan Ketua Kube E Warung Sejahtera Pekon Wonosari dan Pekon Wonodadi Kecamatan Gadingrejo, Sri Lestari. Dia menjelaskan KPM di Pekon Wonosari dan Pekon Wonodadi tidak sampai ribuan jumlahnya, KPM keseluruhan yang melakukan pembelian di Kube E warung Sejahtera Pekon Wonosari dan Pekon Wonodadi sekitar 650 KPM, dengan rician sejumlah 400 KPM Pekon Wonodadi dan sebanyak 250 KPM untuk Pekon Wonosari sendiri.

“Saya selaku Ketua Kube E Warung Sejahtera Pekon Wonosari dan Pekon Wonodadi Kecamatan Gadingrejo, bersama dengan RT dan Suplayer sudah mencari nara sumber yang menyebut beras yang dibagikan kualitas jelek, ada buah busuk dan jumlah telor yang dikatakan kurang itu,” katanya.

Dan hasilnya ternyata yang bersangkutan itu, selain sebagai KPM namun juga merupakan saudara kandung dari salah satu suplayer BPNT diwilayah Kabupaten Pesawaran, “Sementara diketahui lingkungan sekitar jika rumah kediaman yang bersangkutan selama ini menjadi tempat penampungan beras oleh saudaranya yang juga suplayer tersebut,” kata Sri Lestari.

Srilestari juga menjelaskan setelah mereka telusuri ternyata KPM yang menerima beras dan komplain itu hanya satu orang saja, “Namun saat berasnya mau ditukar oleh Suplayer pihak KPM tersebut menolak karena berasnya setelah dimasak kualitas bagus dan rasanya enak, bahkan lebih bagus dari beras-beras sebelumnya, hanya ada banyak beras yang patah saja, aku KPM tersebut,” jelas Lestari.

Sri Lestari menambahkan, pihaknya melihat ada kejanggalan soal beras ketika ditemukanya beras yang dinyatakan tidak bagus melalui video tersebut yang menyebut tidak layak, ternyata posisi beras tidak dalam karung akan tetapi beras sudah berada dalam kantong plastik.

Demikian juga untuk masalah buahnya, ternyata buah yang busuk juga hanya satu biji buah saja, tidak ada yang complain KPM yang lain. “Soal ada satu buah busuk itu kami e-warung mengakui memang kesalahan kami, karena buah itu datang masih dalam dus besar karena memang permintaan kami e warung yang membagikan pada KPM,” katanya.

Namun karena saat itu KPM pada berdatangan sehingga terjadilah keselipan satu biji buah yang busuk ikut masuk dipaket juga, “Padahal kami sudah sutir buah busuk tidak masuk paketan, itu murni keselipan kami e warung. Terkait hal itu, akan kami laporkan ke Polisi,” terangnya. (red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *