Kabupaten Tangerang (SL)-Pemerintah Kecamatan Balaraja Kabupaten Tangerang Banten menjembatani mediasi Warga Kampung Cengkok RT 003 dan RT 004 RW 02, Desa Sentul, Kecamatan Balaraja dengan pihak perusahaan PT Sukses Logam Indonesia (SLI), Rabu 5 Januari 2021.
Mediasi antara warga dengan pihak pabrik pengelola limbah B3 itu lantaran warga sekitar menuding PT SLI tersebut melakukan pencemaran lingkungan atau polusi udara.
Camat Balaraja Yayat Rohiman menjelaskan terkait perusahaan PT SLI yang berlokasi di Kawasan Industri Olex, Kampung Cengkok, Desa Sentul tersebut secara perizinan sudah dikantongi, baik IMB maupun izin analisa dampak lingkungan (AMDAL). “PT SLI ini statusnya sewa gedung. Sementara status IMB sudah ada dari pemilik gedung sendiri,” ungkap Yayat Rohiman, dihadapan warga dan pihak PT SLI, DLHK dan Satpol PP Kabupaten Tangerang.
Sementara kata dia, untuk izin analisa dampak lingkungan atau AMDAL pun sudah dimiliki. “Untuk izin Amdal sudah dimiliki dan itu langsung dari DLHK Provinsi Banten. Izin Amdal itu muncul pada Agustus 2019 setelah dilakukan kajian selama enam bulan,” kata Camat.
Sedangkan Riswandi perwakilan pihak perusahaan PT SLI meminta waktu untuk melakukan perbaikan, baik secara manajemen maupun SOP pengelolaan limbah agar tidak terjadi pencemaran. “Beri kesempatan kepada kita untuk berbenah diri menyiapkan semua standar operasional (SOP) baik itu kegiatan pekerjaan pembongkaran material dan kegiatan produksinya,” terang Riswandi.
Terkait perizinan lanjut dia, perusahaan PT SLI sudah melengkapi semua baik itu Izin lingkungan, IMB dan juga AMDAL. Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada DLHK Kabupaten Tangerang A. Septian membenarkan bahwa PT SLI telah memenuhi semua perizinan hanya saja kata dia sistem pengelolaan limbah nya harus di perhatikan. “Pihak perusahaan harus mempersiapkan alat pencegahan atau pengendali udara agar tidak mencemari udara,” ujar A. Septian.
Sementara Sandy Nugraha Kasi Wasdal Pengaduan Lingkungan Hidup mengatakan, untuk memastikan apakah lingkungan itu sudah tercemar, pihaknya harus melakukan uji laboratorium. “Kalau berdasarkan informasi warga menyampaikan sudah tercemar, tetapi kita harus pastikan melalui uji laboratorium, kita akan mengambil sample disaat pabrik itu beroperasi,” jelas Sandy.
Dedi Permana salah satu warga sekitar mengatakan, dirinya mendukung adanya pabrik tersebut, pasalnya bisa mengakomodir tenaga kerja khususnya warga sekitar. “Saya sebagai warga memberi kesempatan kepada PT SLI biar bisa berjalan, karena bisa mengurangi pengangguran di lingkungan saya,” ucap Dedi Permana. (suryadi)
Tinggalkan Balasan