Bandar Lampung(SL)-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung menghentikan sementara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai tanggal 4 sampai 17 Februari 2022. Kebijakan itu dikeluarkan pasca pengumuman Walikota Eva Dwiana yang menyebutkan lima pelajar positif Covid-19.
Libur tatap muka itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Disdikbud Lampung Nomor: 800:328/V.01/DP/2022 tentang Penghentian Sementara PTM Terbatas SMA, SMK, dan SLB di Kota Bandarlampung.
Berikut isi Surat Edaran tersebut:
1. Guna memutus mata rantai penyebaran dan pengendalian peningkatan kasus Covid-19 pada klaster pendidikan, maka penyelenggaraan pembelajaran tatap muka terbatas jenjang SMA, SMK, dan SLB Negeri dan Swasta di Bandarlampung perlu dihentikan sementara waktu.
2. Seluruh SMA dan SMK dan SLB negeri dan swasta se-kota Bandarlampung wajib menghentikan sementara PTM Terbatas dan kembali melakukan proses Belajar dari Rumah (BDR) atau Pembelajaran Jarak Jauh.
3. Waktu pelaksnaan poin 1 dan 2 dimulai tanggal 4 Februari sampai tanggal 17 Februari 2022.
Sebelumnya, Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana menyebut sebanyak lima siswa SMK-SMTI Bandarlampung terkonfirmasi positif virus corona atau Covid-19.
Eva menyampaikan hal itu saat mengumumkan penghentian Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang akan dimulai pada 7 Februari nanti. “Kemarin sudah melaksanakan antigen di sekolah. SMTI dari 805 siswa, terpapar 5 orang. Mudah-mudah tidak menyebar, kami juga melakukan tes lagi di sekolah tersebut,” ujarnya dalam konferensi pers di ruang rapat Wali Kota Bandarlampung, Kamis 3 Februari 2022.
Terpisah, Kepala SMK-SMTI Bandar Lampung Farid Hardiana membenarkan kelima anak muridnya terpapar Covid-19. Dia mengungkapkan kelimanya terinfeksi corona setelah merayakan hari ulang tahun (HUT) SMK-SMTI ke-54, pada 30 Januari 2022 lalu. “Pasca kejadian tersebut kami sudah berkordinasi dengan pihak-pihak terkait agar dapat memotong rantai penyebaran virus,” katanya.
Akibatnya, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut dihentikan sementara. “Awalnya kami tahu bahwa ada yang terpapar itu, kami memiliki alat tracing. Jadi hampir setiap hari kita lakukan antigen untuk 50 orang,” ujar Farid. Sementara ini baru 250 pelajar yang sudah kami lakukan tracing dari 900 siswa SMK-SMTI,” katanha. (Red)
Tinggalkan Balasan