Warung Makan di Kemantren Yogyakarta Dilalap Sijago Merah

Yogyakarta(SL)-Kebakaran terjadi di sebuah ruko (rumah toko) 2 lantai (panjang ± 14 m, dan lebar ± 8 m) yang difungsikan sebagai warung makan dan kios yang sekaligus merangkap tempat tinggal di Jalan Bhayangkara No.17 RT.58 RW.12, Kalurahan Ngampilan, Kemantren Ngampilan, Kota Yogyakarta, Provinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), Kamis 10 Februari 2022 pukul 18.30 malam.

“Walaupun rumah milik Tri Wirayuwarti ini ludes dilalap api, tetapi beruntung Hari Sunarta (56), penghuni rumah yang saat itu sedang berada seorang diri di ruko tidak menjadi korban jiwa dalam peristiwa tersebut,” ujar AKP Timbul Sasana Raharja selaku Kasi Humas Polresta (Kepala Seksi Hubungan Masyarakat Kepolisian Resor Kota Yogyakarta.

Korban mengalami luka bakar di muka dan tangan, dan telah ditangani oleh pihak RS PKU (Rumah Sakit Pembina Kesejahteraan Umat) Muhammadiyah, di Jalan KH. Ahmad Dahlan No.20, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta, yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari Selatan TKP (Tempat Kejadian Perkara).

Berdasarkan Keterangan saksi mata, api mulai berkobar sekitar pukul 18.30 WIB. Pada waktu itu korban yang sedang beristirahat di lantai atas tiba-tiba mendengar suara ledakan keras dari lantai bawah dan tercium aroma benda terbakar. Sontak korban kaget dan bergegas turun dan menemukan kondisi api sudah membesar yang berasal dari ruangan kendaraan lalu korban segera keluar meminta pertolongan warga.

Dibantu tetangganya yang melihat rumahnya terbakar, mereka melapor ke Dinas damkar (pemadaman Kebakaran) Kota Yogyakarta, tak berselang 10 menit kemudian sekitar lima unit mobil damkar yang berasal dari damkar Kota Jogja, damkar Bantul, dan damkar UGM (Universitas Gadjah Mada) tiba di lokasi kejadian untuk memadamkan api dan guna mencegah dan menanggulangi potensi kebakaran menyebar ke rumah warga sekitar.

“Api berhasil dijinakkan satu jam kemudian, apalagi saat itu hujan mulai turun,” ujarnya. Hingga saat ini polisi sedang mendalami penyebab kebakaran yang diduga disebabkan karena percikan api dari hubungan arus pendek atau korsleting listrik, percikan tersebut mengenai sepeda motor korban yang terparkir didalam rumah.

Hari yang tinggal seorang diri tersebut berusaha menyelamatkan motornya saat api mulai berkobar, namun karena api sudah terlalu besar Hari memilih berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri lewat pintu depan. Kendaraan bermotor beserta seisi rumah ludes dimakan api, termasuk sejumlah alat musik keroncong seperti contra bass (bass betot) dan cello (selo) pun ikut habis terbakar.

Korban ditaksir mengalami kerugian materi cukup mencapai Rp100 juta, namun penghuni rumah beruntung tidak menjadi korban jiwa dalam peristiwa naas ini dan hanya menderita luka bakar di bagian pelipis dan lengan dengan tingkat kebakaran mencapai 50 persen. (Red)

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *