Jakarta (SL)-Ratusan massa dari sejumlah elemen buruh yang tergabung dalam Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) mendatangi gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis 21 April 2022, sekitar pukul 13.24 WIB. Sementara Massa aksi Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan berunjukrasa di Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Kamis 21 April 2022.
Massa buruh berdatangan sembari melakukan long march dari arah utara Jalan Gatot Subroto. Baris per baris, massa aksi membentangkan berbagai banner. Isi dari banner-banner itu merupakan sejumlah tuntutan yang hendak mereka sampaikan kepada pemerintah. Salah satu tuntutan mereka, yakni meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur dari jabatannya.”Mundur Jokowi!,” teriak salah satu massa aksi.
Selain meminta Jokowi untuk mundur, melalui banner yang mereka bentangkan, massa aksi juga meminta harga minyak goreng diturunkan. Bahkan, isu terkini soal salah satu pejabat di Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang terlibat kasus minyak goreng, turut disinggung massa aksi. Massa aksi juga menuntut agar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dipecat.
Sedikitnya ada 10 tuntutan yang akan disampaikan oleh elemen buruh dan mahasiswa dalam aksi demo 21 April 2022. Adapun elemen yang tergabung dalam Gebrak adalah GMNI Jakarta Timur serta Jakarta Barat, Komite Revolusi Pendidikan Indonesia (KRPI), Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia (KPBI), dan Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI).
Mereka menyuarakan penolakan penundaan pemilu serta memprotes rezim pemerintahan Presiden Jokowi dan Ma’ruf Amin yang dinilai telah gagal mengatasi krisis ekonomi akibat virus corona. “Negara Indonesia di bawah kepemimpinan Jokowi-Ma’ruf Amin gagal menyejahterakan rakyat,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Nasional Mahasiswa Indonesia (GMNI) Jakarta Timur, Annelicia Nindyavelita Bharata.
Dia mengatakan, kegagalan tersebut dibuktikan dengan tidak tanggapnya pemerintah dalam menghadapi krisis ekonomi dan kesehatan saat pandemi Covid-19. Tak hanya itu, Annelicia bersama massa aksi lainnya juga menyoroti sejumlah kenaikan harga komoditas seperti BBM, minyak goreng, hingga Pajak Pertambahan Nilai (PPN). “Bukan memberikan subsidi terhadap rakyat, tetapi sebaliknya pemangkasan subsidi terus dilakukan. Sehingga Harga bahan kebutuhan pokok yang kian meninggi,” katanya.
Selain itu, massa aksi pun terus menyuarkan pencabutan Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) atau Omnibuslaw. Sebagai informasi, Mahkamah Konstitusi menyatakan UU Ciptaker inkonstitusional dan meminta pemerintah agar segera merevisi UU tersebut.
Mereka membawa sepuluh tuntutan ke gedung DPR, di antaranya hentikan pembahasan UU No 11 Tahun 2020 Ciptakar serta tolak revisi UU No 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (P3), tolak revisi UU No 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, hentikan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat dan tuntaskan pelanggaran HAM.
Mereka juga meminta pemerintah untuk segera menstabilkan harga bahan pokok, menindak tegas para koruptor, memberikan jaminan sosial kepada rakyat, mewujudkan reforma agraria, dan menolak penundaan pemilu dengan tegas. Juga, mendesak DPR dan pemerintah agar mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pekerja Rumah Tangga (PRT) dan melibatkan publik dalam revisi UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Aksi BEM SI Di Patung Kuda

Sementara, Massa aksi Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan berunjukrasa minta presiden menemui mereka. Massa kemudian bergerak ke arah Bundaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha, dari dekat Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) Patung Kuda, tepatnya di depan barikade kepolisian, bergerak ke dekat Bundaran Patung Kuda.
Terdengar orator dari atas mobil komando meminta massa aksi untuk berjejer membentuk pagar agar para mahasiswa tidak terpencar. Massa aksi mundur lantaran Presiden Joko Widodo atau Wakil Presiden Maruf Amin maupun perwakilan Istana Negara tidak kunjung datang ke lokasi demonstrasi. Selain soal isu pemilu, mahasiswa juga mengajukan tuntutan seperti menunda pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Ketua BEM UI Bayu Satria Utomo mengatakan demo hari ini akan diikuti mahasiswa dari sekitar 100 mahasiswa. Dia menyatakan banyak kampus lain yang tergabung di AMI akan ikut turun ke jalan. Selain di depan Istana Merdeka, mahasiswa juga disebut akan melakukan demonstrasi di depan Komplek DPR RI.
Sementara itu, massa aksi yang berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis terus bertambah meski memasuki sore hari. Saking banyaknya massa di depan gedung parlemen, water barrier yang semula memalang di Jalan Gatot Subroto terpaksa dibongkar.
Sebelumnya, water barrier dipasang untuk membedakan antara massa buruh dan massa mahasiswa. Mulanya, massa buruh mendatangi lokasi unjuk rasa dari sisi utara. Rencananya, massa mahasiswa mendatangi lokasi dari sisi selatan. Namun, seiring berjalannya waktu, massa buruh dari aliansi lain justru mendatangi Gedung DPR/MPR melalui sisi selatan.
Saat massa buruh dari aliansi datang ke lokasi, water barrier itu masih kokoh memisahkan kedua massa buruh dari aliansi yang berbeda itu. Usai massa mahasiswa tiba, Jalan Gatot Subroto semakin dipadati massa. Mereka memaksa agar water barrier itu dibongkar. Tak mampu untuk menjaga water barrier, polisi memindahkan lokasi barrier itu ke dekat gerbang Gedung DPR/MPR.
Tuntutan demo mahasiswa 21 April 2022 adalah Tindak tegas para penjahat konstitusi dan tolak wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Turunkan harga kebutuhan pokok dan atasi ketimpangan ekonomi. Menindak tegas segala tindakan represif terhadap masyarakat sipil dengan mekanisme yang ketat dan tidak diskriminatif.. Kemudian wujudkan pendidikan ilmiah, gratis, dan demokratis. Sahkan RUU pro rakyat, tolak RUU pro oligarki. Wujudkan reforma agraria sejati. Tuntaskan seluruh pelanggaran HAM.
Emak Emak Berkebaya Ikutan Aksi
Diantara pengunjukrasa, terlihat juga belasan perempuan berpakaian kebaya turut serta dalam aksi demo mahasiswa 21 April. Belasan ibu berpakaian kebaya ini tampak mondar-mandir di depan Gedung DPR Senayan. Mereka sempat berfoto ria dengan para mahasiswa dan buruh yang hadir dalam aksi unjuk rasa ini. “Semangat mahasiswa!!” kata emak-emak kepada mahasiswa sesudah berfoto ria.
Jatiningsih selaku perwakilan dari emak-emak berpakaian kebaya ini menyampaikan bahwa mereka adalah dari organisasi Aspirasi. Mereka mempunyai tuntutan terhadap kelangkaan minyak goreng dan harga BBM yang mulai naik. Dia juga mengatakan dalam memperingati Hari Kartini ini sangat identik dengan emansipasi wanita. “Kartini perempuan harus jauh lebih maju,” katanya. (jun/red)
Tinggalkan Balasan